Jangan lupa tinggalkan jejak.
***
Sekarang keluarga agler sedang sarapan ?mereka semua sudah terlihat rapi karena akan pergi ber libur tak lam datanglah dary ikut gabung sarapan.
"Selamat pagi." Sapa dary dan langsung duduk di pinggir Auris dan langsung mencium tangan Auris.
"Pagi juga." Balas semua kecuali afkar, afkar melihat gerak gerak temannya itu yang sudah berani mencium adeknya.
"Ehh, itu ngapain cium-cium adek gw? Harus belom muhrim gausah segala cium-ciuman." Ketus afkar sambil mencodongkan garpu nya.
Ara yang peka langsung menurunkan tangan yang di condong kan afkar tanpa ada suara.
"Jomblo jangan baper." Sindir opa.
Afkar langsung menengok ke opanya yang menyindir cucunya, padahal siapa cucunya dan siapa yang di bela.
"Opa mah, cucunya di hina bukannya di bela malah di ejek, tau ah." Rajuk afkar langsung memakan makanannya dengan tidak santai.
"Mangkanya cari pacar, jangan jomblo aja adeknya udah punya pacar, masak abangnya ga punya, nanti kalo adek kamu nikah dan kamu masih belum nikah malu baru tau rasa." Imbuh mamah yang ikut ikutan opa.
"Udah ada, tapi males nunjukin ke kalian semua, biar jadi rahasia afkar aja." Fiks semua yang ada di meja makan matanya tertuju ke afkar dan afkar hanya mengangkat bahunya dan cuek bebek.
"Siapa bang?" Sela Auris sebelum semua menjawab, afkar langsung melihat ekspresi Ara yang sedikit muram, entah kenapa membuat afkar langsung mengalihkan pandangan.
"Abang mah, ga asik masak sama adeknya gitu sih." Rajuk Auris supaya abangnya mau bilang.
"Nanti aja kalian tau belum saatnya lagian Abang belum resmi kok." Jelas afkar langsung melanjutkan makannya.
"Cewe jangan di gantungin kayak baju, klo suka yah di kejar, di kasih status yang jelas bukan malah di tarik ulur kayak layang-layang, cewek punya hati dan perasaan jangan nyesel klo dia di ambil orang duluan." Albert langsung bersuara tegas ke anaknya karena kisahnya dulu bisa menjadi pelajaran.
Afkar melihat papahnya dan langsung melihat Ara yang juga mengawasi afkar jadi mereka saling menatap dan Ara langsung membuang pandangan.
"Kamu itu laki-laki bang, mamah tau kamu ganteng tapi bukan karena ganteng kamu bisa narik ulur perasaan ada saatnya cewek ngerti klo dia ga jadi prioritas utama nya awas kalah gercep." Memang mamah dan papah nya ini penasehat yang handal, enak rasanya di nasehatin saat kita salah.
"Iya mah, pah, makasih udah nasehatin Abang, bukan maksud Abang ga ngasih harapan, cuma aja butuh waktu." Afkar menengok ke ara yang hanya diam makan.
"Bang, ngapain sih liatin Ara dari tadi? Kayak ga ada objek lain aja." Sewot Auris ke abangnya.
"Ye, orang tadi cuma noleh dan liat Ara emang masalah." Alibi afkar.
"Udah makan semua jangan banyak omong habis ini kita berangkat, ribut aja kalian ini, udah pada gede ga ada yang ngalah bingung nenek ini punya cucu ga ada yang akur." Nenek langsung jadi penengah karena takutnya malah jadi gede bertengkar ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Teen Fictionbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...