Tinggalkan jejak.
***
Saat ini aku udah pulang sekolah dan lagi cari kerja lagi tapi kenapa kepala aku pusing banget apa karena blm makan siang tapi aku harus kuat buat pekerjaan.
"Ris, semangat ayok kita bisa." Kata Auris sambil menyemangati dirinya sendiri.
***
Auris pov"siapa kamu?" Tanya Auris.
"Saya adalah papah dan mamah kamu kita terpisah selama 15 tahun dan sekarang kau sudah kembali sayang ini papah dan mamah mu." Kata seorang laki laki yang mengaku papah aku.
"Enggak mungkin ibu dan ayah saya sudah meninggal kamu bukan papah dan mamah saya kalian berbohong." Serkah Auris sambil menangis.
"Kami mamah dan papah mu sayang, aku adalah mamahmu." Kata orang yang mengaku mamah ku.
Dan aku menangis histeris karena tidak percaya jika mereka adalah orang tua ku.
"Papah punya buktinya sayang, ini liat akte nama kamu dan ini fotomu masa kecil dan ini tes DNA mu." Kata papah yang sambil membawa bukti dan itu adalah foto aku.
"Kalian mengada-ngada." Serkahku lagi.
"Tidak sayang ini bener ini asli dulu saat kita di taman dan saat itu papah dan Abang kmu membeli es krim dan mamah menyiapkan makanan yang kita bawa dan kamu entah kemana mamah tidak tau sayang." Jelas mamah.
"Terus siapa bapak dan ibu yang merawatku dari kecil?." Tanya ku.
"Papah sudah menyelidiki dia dulu sepasang suami istri yang menginginkan anak dan saat kamu merangkak di taman mereka menemukanmu dan saat itu dia mengambilnya dan memisahkan dengan kita sayang." Jelas papah.
"Assalamualaikum pah, mah." Teriak seseorang.
"Waalaikumsalam." Salam balik mamah yang masih terisak.
"Lo, Lo kan pelayan cafe itu kenapa Lo disini lo mau nyari muka ke bokap dan nyokap gua ha?" Bentak seorang yang dulu gua bentak.
"AFKAR." Bentak papah.
"Pah, dia itu cuma memperdaya kalian." Kata seorang yang bernama afkar.
"AFKAR, dia itu adek kamu dulu ini liat dia adalah adek kamu yang hilang 15 tahun dulu, dia anak mamah." Kata mamah sambil menangis dan membuktikan tes DNA.
"Auris? Dia Auris adek aku mah? Dia adek aku yang hilang dulu? JAWAB MAH." Bentak afkar sambil menangis tak percaya.
"Iya dia adek kamu, dia yang kamu cari dan dia kembali sekarang." Kata papah sambil menunjuk aku.
"Auris, dek maafin Abang udah bentak kamu udah marahin kamu dulu." Kata afkar sambil mendekat ke aku dan aku menghindar.
"Nggak kamu bukan Abang aku, aku nggak punya Abang." Teriak ku.
"Percaya lah pada kami sayang mamah akan melihatkan semua barang barang kamu dulu, sini ikut." Mamah menarikku ke sebuah ruangan dan aku melihat semua barang yang ada di situ dan itu ada foto kita bersama baju baju yang dulu aku pakai saat kecil dan aku percaya bahwa mereka adalah keluarga ku.
"Mamah." Panggilku dan aku langsung memeluk mamah sangat erat apakah ini rasanya berpelukan dengan mamah.
"Sayang, mamah merindukanmu, mamah rindu kamu sayang jangan tinggalkan mamah lagi sayang,hiks.. tetaplah disini sayang, jangan pergi,no, mamah akan selalu memanjakan mu, merawatku nak maafkan mamah sudah lalai merawatku, maafkan mamah nak." Kata mamah sambil histeris.
"Dek." Panggil bang afkar dan langsung memeluk aku erat.
"Maafkan Abang dek, Abang udah membentak kamu, maafin Abang i Miss you." Kata bang afkar sambil mengecup keningku.
"Ris, gamau peluk papah?" Panggil papah sambil merentangkan tangannya, dan aku langsung lari memeluk papah.
"Maafin papah nak, papah udah lalai jadi orang tua." Kata papah.
"Nggak kalian semua ga lalai ini masa lalu dan sekarang kita udah bersama Auris pingin kita sama sama dan ga bakal ada yang memisahkan kita." Kata gw dan semua langsung memeluk gua.
***
"Sayang sekarang kamu tinggal sama mama dan papa dan Abang di sini kita ga akan terpisahkan lagi oke, dan kita akan selalu bersama." Kata mamah sambil tersenyum bahagia.
"Mah, kepala Auris pusing." Kata aku.
"Ha? Masing pusing sayang?" Tanya papah.
"Eh.. nggak kok." alibi gue soalnya gue masih mau sama keluarga ini.
"lu nggak usah malu sama kita kalau udah jadi keluarga kita lagi kita nggak bakal ngelepasin lu lagi maafin Abang ya dek abang lalai jadi Abang mulai sekarang Abang akan jagain kamu." Itulah kata Abang afkar.
"Mama papa Abang makasih udah terima auris apa adanya Auris kira Auris nggak peka punya keluarga lagi makasih." Tangis gua.
"Sayang gausah nangis masa lalu biar jadi masa laku dan kita sekarang akan hidup bahagia." Kata mamah.
Tiba tiba ada pelayan datang dan bilang ke papah.
"Maaf tuan, dokternya sudah datang." Kata sopan pembantunya.
"Oh iya bi tolong panggil kesini aja." Kata papah.
"Iya tuan."
🌸🌸🌸
.
.
.
.Selesai.
Besok lagi yah
Bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Fiksi Remajabuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...