Happy reading
Jangan silent reader nanti di intilin setan.
Bye.
***Setelah tadi Albert menyuruh Ray untuk memfoto semua yang anaknya lakukan karena akan dijadikan momen.
Dan Ray melakukan nya dengan bagus dan benar sesuai kemauan Albert dan saat ini Ray masih sibuk memfoto dan sekarang tinggal Auris sendirian dan Auris di foto oleh Ray dan Auris bingung karena dia tidak tau.
"Mas, kenapa mas foto saya?" Bingung Auris dan langsung bertanya.
Dan Ray langsung mendekat dan memperkenalkan diri pada Auris supaya tidak bingung.
"Maaf saya ngga izin sama mba, saya ray utusan tuan Albert untuk mengabadikan momen bersama ini dan menyuruh saya yang menjadi fotografer nya." Perkenalan Ray sudah membuat auris mengerti klo ini utusan papahnya dan dia ga bisa melarang.
"Oh, iya kenalin saya Auris, gausah panggil mba mungkin aku dan kamu masih tua kamu, umur berapa?" Tanya Auris kar ma dia rasa umur dia dan Ray tak terpaut jauh.
"Umur saya 18tahun." Ray menjawab dan Auris bertanya kembali.
"Jadi putus sekolah dong?" Auris tidak percaya jika Ray putus sekolah.
"Ngga, aku tetep sekolah tapi sampingan sama kerja mau buktiin ke mamah papah klo aku itu bisa mandiri tanpa mereka, dan ga malu kan jajan dengan hasil sendiri dan ga malu sama doi." Terang Ray sambil menarik turunkan alisnya.
Auris yang mendengar jawaban Ray tersenyum karena bisa mandiri sekali remaja berumur 18 tahun seumuran sama abangnya.
"Iya sih, emang sekolah mana?" Auris memang seperti itu jika sudah kenal akan jadi anak yang kepo dan cerewet.
Dan untungnya Ray tidak kerepotan menjawab pertanyaan anak dari orang yang menyuruhnya.
"SMA jatiraga 4, klo kamu?" Jawab Ray yang masih sibuk melihat lihat hasil fotonya.
"Dulu SMA bakti 5 sekarang jatiraga 3 beda cabang aja sama sekolah kamu." Jelas Auris sambil menatap pantai dia sudah bermain sendiri opa dan kakeknya mengambil makanan dan minuman jadi dia di tinggal sendiri tapi sekarang bersama Ray.
"Kok pindah kenapa?" Bingung Ray bukan maksud ikut campur tapi cari pembahasan biar ga diem diem.
"Ga tau mamah papah." Auris menjawab seadanya klo di ceritain panjang nanti.
"Cucu opa yang cantik, lagi ngapain?" Tiba tiba opa datang bersama kakek dan pelayang ynag membawa minuman dan makanan.
Auris menoleh melihat opa dan kakeknya udah datang dan langsung berdiri dan menghampiri opa dan kakeknya dan mengiring untuk duduk bersama di tempat yang di duduki Ray.
"Kenalin opa, Ray fotografer yang di sewa papah, dia yang nemenin Auris disini dia baik kok dan ga ngapa ngapain Auris." Auris menjelaskan pada opa dan kakeknya karena Auris melihat kakeknya yang raut bingung campur ngga suka.
"Owh, halo Ray, makasih udah nemenin cucu saya kamu bisa fotoin kita bertiga?" Tanya opa.
"Bisa tuan, akan saya fotokkan." Ray tersenyum dan mempersilahkan duduk nya.
Ckrik,
Ckrik,
Ckrik,
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Novela Juvenilbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...