"good morning all." Auris turun dari atas sambil mengendong tasnya.
"Good morning cucu opa." Opa langsung saja menyahuti teriakan cucunya itu.
"Hihi, thanks you opa."
"Pah, kenapa sih masih ada penjaga juga? Kan udah ada Ray sama abang." Auris bertanya pada papahnya yang lagi makan.
"Kamu tuh harus di jagain biar ngga ilang." Bukan papahnya yang menjawab tapi om Adya.
"Ih, kan Auris udah gede om, ngapain ilang?" Auris memprotes pamannya.
"Kamu tuh di jagain bukannya seneng malah marah." Papah Albert geleng geleng setelah menyahuti anaknya.
"Ngga gitu pah, kan ngga enak kemana-mana di ikuti." Jawab Auris.
"Yaudah sih princess kenapa sih cucu opa ini kesel gini? Kalo ngga mau di jaga sama bodyguard mau di jaga sama opa dan kakek?" Opa menyahuti cucunya.
"Duh jangan deh nanti malah ngga bisa kemana mana." Auris langsung saja diam.
***
"Visha ada?" Saat tadi Auris keluar ada Mira di depan pintu.
Berbeda dengan chira dia sedang ngobrol dengan Dary, tapi dary enggan menjawab.
"Bibiii." Auris memanggil bibi.
"Iya non ada apa?" Bibi langsung saja jalan ke arah nona mudanya.
"Ada orang nih, Auris mau berangkat dulu, bye baik." Auris langsung pergi ke mobil Dary.
"Morning dary." Auris menyapa dary.
"Morning cantik, masuk yuk." Dary langsung membukakan pintu mobil untuk Auris.
Dan dary tidak mengubris panggilan chira dan langsung saja masuk ke dalam mobil.
"DARYYY." Chira berteriak.
"Ih, awas Lo Auris, berani banget Lo deketin dary gua akan bikin lo menderita secara perlahan." Chira menghentak-hentakan kakinya dan langsung masuk ke dalam mobil.
***
"Lo kenapa chir?" Visha bertanya pada sahabatnya itu.
"Gua lagi benci seseorang." Jawab chira sambil mengemudi mobilnya.
"Siapa?" Pertanyaan sama keluar dari mulut berbeda.
"Auris."
"Owh, sama."
"Gua punya rencana." Jawab chira dengan kekehan pelan di akhir.
"Gua harap lu lakuin dengan mulus, Lo tau banyak yang jaga dia? Gua lagi berusaha bikin dia menderita." Jawab visha.
"Lo kok bisa se benci itu sama sepupu Lo?" Mira sekarang yang bertanya.
"Gua sama dia ngga ada hubungan darah gua anak tiri dari papah gua jadi gua ngga ada hubungan sama sekali." Jawab visha dengan masalah.
***
"Udah move on dari chira?" Auris langsung memecah keheningan.
"Kenapa?" Dary melirik Auris yang ada di sampingnya
"Kan dia mantan kamu, kemarin aja kamu bela dia dari pada aku kok tadi kamu cuek banget?" Auris tidak diam lagi.
"Aku ngelakuin gitu karena aku sayang kamu ris, penyesalan selalu datang di akhir dan aku ngga mau kehilangan lagi." Jawab dary.
Auris hanya tersenyum mendengar jawaban mantan kekasihnya itu.
"Jangan main sama Ray lagi yak ris." Permintaan itu keluar dari mulut dary.
"Aku udah pernah bilang Dar, aku ngga ada rasa sama dia selebihnya cuma karena dia jagain aku itu karena di suruh sama papah Dar, aku juga berteman." Jawab Auris mencoba membuat percaya mantan kekasihnya ini.
"Aku cemburu ris, setiap kamu deket-deket dia aku cemburu." Jujur dary.
Auris hanya geleng-geleng mendengar jawaban dary itu, entah kenapa ada rasa senang yang menjalar di hatinya.
***
"Halo Auris."Adry menyapa Auris yang baru keluar dari mobil.
"Halo bang." Auris menjawab sapaan dan di iringi senyuman.
"Kok lama dek? Kok baru sampai?" Abangnya bertanya pada adeknya.
"Macet tadi Abang." Jawab Auris.
"Ayok masuk, nanti bel." Aya mengajak semua untuk masuk.
Saat menuju kelas ada visha dan geng-nya sedang jalan berlawanan arah berjalan sambil bergaya sombong bak tuyul.
"Hai dary, baru datang?" Chira langsung saja bergelayut di lengan dary.
"Lepas." Dary langsung menghempaskan tangan chira yang bergelayut di tangan nya.
"Murahan."
Auris langsung saja berjalan lebih dulu, saat berjalan lebih dulu yang lain pun ikut berjalan termaksud dary yang mengejar Auris.
"Anjing! Dia lagi dia lagi." Chira marah dan langsung saja pergi.
***
"Mas, sebenernya Auris tuh sakit apa sih?" Myesha bertanya pada suaminya.
"Kata bang Albert sih katanya kangker otak dan Auris harus terapi." Jawab Adya sambil baca koran.
"Kan keluarga Albert kaya mas, emang ngga mau di operasi?" Myesha bertanya lagi.
"Huh, pengobatan paling bagus hanya di Singapura dan di Singapura ada penyakit menular seluruh rumah sakit Singapura menolak Pasian luar dari negerinya takut mereka terjangkit penyakit dan ada satu cara lagi yaitu terapi di rumah sakit." Adya sudah menjawab pertanyaan istrinya.
"Jad-"
"Jadi Auris kena penyakit mematikan itu pah? Kasian sekali, pasti Auris sedih." Visha kaget mendengar kalau sepupunya itu sakit.
"Auris ngga tau kalo dia sakit, kamu juga jangan pernah bilang ke Auris takutnya dia kepikiran." Papah nya memberi peringatan pada anaknya.
"Iya pah, emang sejak kapan Auris kena penyakit itu?" Visha tidak habis akal untuk bertanya tentang sepupunya itu bisa saja dia mengetahui informasi lengkap.
"Udah lama sha, papah mohon kamu diem aja."
Visha dan myesha mengaguk mendengar peringatan itu.
***
'ada apa?'
"Gua punya kabar bagus."
'ya?'
"Ternyata selama ini Auris terkena penyakit kangker otak."
'well? Masalahnya?'
"Dia belum tau kalo dia punya penyakit itu."
' Lo yakin? Lo ngga bercanda kan?"
"Sumpah gua tadi dapat baru tau juga."
'thanks Lo terbaik.'
Tutttttt.
***
Hai hai halo....
Makin part makin dag Dig dug dong.
Kalian pasti pada penasaran gimana watak semua.
Kalo penasaran jangan lupa vote dan komen sebanyak banyaknya.
Kalo banyak aku bakal update double deh bisa juga tripel ayok lah.
Semoga suka.
Happy reading ❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Fiksi Remajabuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...