Opa Oma datang.

479 25 0
                                    

"opaa, omaa, kapan datang?" Auris girang melihat opa Omanya sudah datang dan duduk di samping brankar nya.

"Sedari tadi sayang, opa nunggu kamu bangun dan baru saja bangun." Auris yang senang langsung saja memeluk opa dan Omanya.

Opa dan Oma tersenyum melihat cucunya yang senang dengan kedatangannya.

"Kata mamah papah kamu belum makan? Apa ini kelakuan kamu saat Oma dan opa ngga di samping kamu? Apa kamu mau liat Oma dan opa sedih liat kamu tidur di brankar ini lagi? Tetep nurut sama papah mamah sayang, Oma kemarin pergi karena ada urusan sebentar, kalo kamu ikut nanti kamu sama siapa? Kan ngga ada yang jaga, klo kamu mau ikut kamu harus sembuh dulu jangan sakit kalo sakit Oma ngga mau ngajak dong."Bima memberikan petuah ke cucu tersayangnya ini.

"Emm, apa Auris harus cepat sembuh supaya Auris bisa jalan-jalan?" Tanya Auris yang antusias.

"Yah harus dong, klo kamu sakit pasti papah dan mamah ngga kasih izin jadi kamu harus cepat sembuh." Opa memberikan semangat ke cucunya.

"Oke sekarang Auris mau makan minum obat supaya cepat sembuh." Auris langsung mengambil makanannya di samping brankar dan makan dengan lahap.

***

"Dok kapan kemo di mulai lagi dok? Saya lihat anak saya gampang pingsan setiap kepikiran." Adele menanyakan keadaan putrinya ke dokter yang merawat anaknya.

"Saya sudah memberikan jadwal dan kemo akan di lakukan 1 Minggu 2 kali, setiap hari Selasa dan jum'at jam 10 pagi tuan dan nyonya bisa datang nanti kita akan melakukan kemo saya akan berusaha menyembuhkan nona Auris tuan, dan saya mendapat kabar kalau di Singapura masih dalam keadaan bahaya untuk berobat sudah banyak orang yang terserah lebih baik kita melakukan tahan terkecil dulu." Dokter memberikan pengertian ke Adele dan Albert.

"Baik dok terima kasih."

Albert dan Adele langsung keluar dari ruangan dan menuju ke ruangan anak nya.

Di depannya sudah ada Dary, Afkar dan Aya.

"Kenapa ngga masuk?" Tanya Adele.

"Habis dari kantin mah, duduk sebentar soalnya liat Auris makan lahab banget pas ketemu Oma sama opa." Jelas Afkar ke mamahnya.

"Yaudah masuk aja, kita di dalam." Papah mamah masuk kedalam beserta afkar,dary,dan Aya.

"Mamah papah dari mana?" Auris bertanya kemana mamah papahnya barusan.

Auris baru sadar klo mamah dan papahnya tidak ada di ruangan saking senangnya melihat opa Omanya.

"Tadi ke ruangan dokter sayang." Papah mendekat dan membelai rambut anaknya.

"Terus kata dokter kenapa?"

"Kata dokter tubuh kamu makin lemah dan kamu harus ngelakuin kemo terapi 1 Minggu 2 kali dan kamu harus menghadapi itu supaya kamu cepat sembuh, dan tidak ada bantahan." Albert memberikan penekanan kepada anaknya supaya lekas sembuh.

Sebenarnya bisa saja ke luar negri untuk oprasi atau apa tapi, kata dokter ada penyakit yang bahaya di luar negri bukanya membaik malah akan memburuk bukan.

"Emang Auris sakit apa sih pah? Kenapa saat Auris telat minum obat pingsan, ngga makan pingsan, selalu aja gitu kenapa pah?" Auris bertanya ke papahnya.

"E-"

"Cucu opa yang cantik, ayok kita ke taman, kita jalan jalan kamu ngga bosan di ruangan terus?" Opa mengalihkan pembicaraan supaya Auris tidak mengetahui semua.

"Ayok."

Opa langsung mengambilkan kursi roda yang berada tak jauh dari brankar cucunya.

Dary dan Afkar membantu Auris turun dan mendudukkan di kursi roda.

"Kita jalan-jalan dulu byee." Opa langsung pergi dengan mendorong Auris.

"Pah, gimana keadaan Auris?" Afkar bertanya ke papahnya bagaimana keadaan adeknya.

"Semakin lama dia akan mulai drop kalo ngga kemo terapi, kata dokter pengobatan di Singapura belum bisa di pantau soalnya ada penyakit menular dan lebih baik kita lakukan kemo terapi untuk kalian semua papah mohon jangan sampai Auris tau dulu, nanti dia bakal drop lagi." Albert meminta ke semua supaya diam.

***

"Af, aku sedih ngeliat sahabat aku sakit gini, kalo, seumpamanya ada pilihan aku memilih supaya aku saja yang sakit, kasian Auris ngga bisa beraktivitas bebas." Aya menitikkan air matanya.

"Ay, aku juga kasian sama Auris, ini udah takdir tuhan kita ngga bisa mengelak, yang bisa kita lakukan sekarang cuma kasih dia semangat supaya dia sembuh, bikin dia senang aku pun berdoa supaya dia selalu sehat dan jadi princes di keluarga." Afkar memeluk kekasihnya.

"Ay, kasian liat Auris yang harus berjuang untuk hidupnya tuhan ngga adil, kasih penyakit itu untuk orang sebaik Auris, kenapa sih orang terdekat aku pasti sakit terus?" Ay menangis di pelukan kekasihnya.

"Udah sabar ay, kita harus bantu ay, jangan bikin dia down." Afkar mencium kening kekasihnya.

***

🌸🌸🌸

Haloo....

Maaf baru up.

Banyak kerjaan soalnya.

Oke sok di baca.
Semoga suka.

Happy reading ❤️.

Lovyou.

AURISTELA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang