duluu.

344 23 0
                                    

pertama Tama Fitri mau bilang makasih karena cerita ini udah 12k pembaca dari perjuangan Fitri selama ini Fitri ngga nyangka bisa seperti ini Fitri juga ngga nyangka kalian masih stay disini meskipun Fitri gampang banget ningalin kalian jadi thank you guys.

jangan lupa tampar votenya.

***

"gimana udah berhasil?"

"belom." jawab chira santai.

"Lo minta gw aduin ke bokap? iya? dasar adek gak guna Lo tu tugas kayak gitu aja lama amat Lo tuh lelet atau ngga niat?" khira memarahi adeknya karena memang dia sudah tidak sabar.

"Lo tu har-"

"apaaa? Lo mau bilang apa? mau gw aduin beneran? hah?! dasar gak guna gw bakal aduin semua yang pernah Lo lakuin ke bokap dan nyokap dan gw juga bakal bongkar semua, hahaha." khira tertawa sangat kencang hingga membuat chira menitikkan air matanya dan langsung pergi dari kamarnya sendiri.

chira menuju kamar mendiang kakak laki lakinya menuju ke balkon kakak nya dan mengambil gitar yang sering di mainkan kakak nya.

3 tahun lalu kakaknya meninggal karena kakaknya menyelamatkan dia saat papah dan mamahnya bertengkar gara gara chira terlambat pulang ke rumah.

kakak nya menyelamatkan chira dari papahnya yang melemparkan vas besar dan vas itu mengenai kepala kakaknya langsung kalau dulu kakak nya tidak menyelamatkan mungkin sekarang chira sudah hidup tenang di surga.

semua keluarga menyalahkan chira termaksud khira kakak kandungnya sendiri menyalahkan karena memang dia yang membuat onar tapi dulu kakak nya sangat sayang pada chira sampai sampai dia berani di benci keluarga demi adeknya.

"kak, kenapa lo cepet pergi liat gitar lo masih bagus kenapa Lo tingalin? gw ngga ada temen lagi, gw ngga punya siapa siapa lagi kak." chira meneteskan air matanya sambil memeluk gitar kakaknya.

"hiks, seandainya Lo dulu ngga nyelamatin gw pasti sekarang gw udah tenang udah ngga ada beban kak, Lo kenapa pergi, HAHH!" chira menjambak rambutnya.

"gue lemah kak, gw mau ikut Lo aja yah? supaya gue tenang sama Lo nanti kita main main juga." chira memetikk kan senar gitar menjadi akunnya lagu yang merdu.

lagu hanya rindu adalah lagu favorit dia dan kakaknya dulu dia pernah berpisah karena papah menjauhkan chira dari kakaknya tapi kakaknya menyuruh papahnya untuk mengembalikan chira lagi.

sebelum mereka bertemu chira dan kakaknya sering menyayikan lagu itu bersama sama meskipun virtual.

hayoo, pasti kalian juga korban virtual. hahaha.

***

"kenapa kok nangis?" afkar masuk ke kamar adeknya melihat adeknya menangis di atas kasur.

"eh Abang." Auris langsung menghapus air matanya.

"kenapa? hmm? ngomong, siapa yang bikin adek Abang ini nangis?"

Auris langsung saja memeluk abangnya dengan erat afkar membalas pelukan adeknya mengusap usap rambut adeknya dan mengecup puncak kepala adeknya.

"kenapa hm?"

"hiks, Auris bertengkar sama dary."

"hiks,hiks."

"kenapa lagii?"

"hiks, kemarin ada satu cewe yang deketin dary pas kemarin kita lagi makan di cafe, cewek itu cium pipi Dary langsung terus tanpa di sengaja Auris langsung tampar cewek itu, tapi cewe itu drama dia langsung jatuh terus nangis padahal Auris disitu kan bener Auris ngga suka sama cewe itu berani beraninya cium pacar Auris hiks,, dary di situ bantu cewe itu trs bantu duduk di tempat duduk yang tadi di tempati Auris hiks, tapi dary nggak meduliin Auris malah dia kayak marah gitu Auris nggak tau kenapa tapi Auris takut dary di rebut cewek itu bang hiks." Auris terus menangis sambil mencurahkan semua yang dia pendam.

"stt, adek Abang kenapa adek Abang ini sekarang main tangan? mama papah pernah bilang kan? semua masalah ngga harus diselesaikan dengan kekerasan tapi harus dengan otak dan pikiran yang dingin, Auris tau ngga semua itu salah? memang benar kalo Auris ngga suka kalo milik adek di cium atau di sentuh orang lain tapi inget dary belum seutuhnya milik kamu dia masih sebatas pacar bukan suami atau apapun itu Abang ngerti kok di posisi kamu tapi jangan juga main kekerasan Abang ngga suka." afkar mengelus ngelus kepala adeknya yang masih memeluknya dengan posisi Auris tidur dan afkar duduk.

"udah, sekarang makan minum obat." afkar mengambil nampan berisi makanan yang sudah sedari tadi di hidangkan tapi belum di sentuh.

"jangan bikin Abang khawatir Abang takut kamu masuk rumah sakit lagi dek, nanti kalo kamu sakit siapa yang main sama Abang. afkar memasang wajah lucu di depan adeknya dan Auris langsung tertawa.

***

"siapa sih yang televon?" dary melihat hp nya yang sedari tadi ada notifikasi masuk dan panggilan tak terjawab dari pacarnya.

sedari tadi banyak sekali panggilan masuk, dan pesan yang belum sempat dary baca.

dary membuka handphone sambil menyetir mobil sesekali melihat jalan memastikan kalau tidak ada kendaraan yang melaju.

karena terlalu asik dengan membaca pesan dari kekasihnya dan tersenyum dari tidak melihat ada truk di depannya yang sedang melaju cepat karena arah truk itu sudah menunjukan lampu hijau dan arah dary menunjukan lampu merah.

ketika dary melihat ke depan dia sudah hampir ketabrak karena semua kendaraan sudah menyebrang dary berusaha mengerem tapi mobilnya tertabrak mobil lain yang mau menyalip truk itu.

brakk.

berakhir terjadi kecelakaan beruntun di daerah itu dary yang di tabrak mobil lain dan membuat mobilnya terhimpit truk dan mobil itu dengan posisi mobil depan sudah peyok dan remuk dary terhimpit di dalam sana dan pingsan.

***

"dek, bangun dek."

"eghh."

"dek dary kecelakaan dek." afkar langsung membangunkan adeknya yang tertidur dengan handphone di bawa.

"HAH?! NGGA." Auris langsung bangun dan memandang abangnya.

"Abang ngga bohong kan?" mata Auris sudah mengeluarkan air di pelupuknya sudah dipenuhi air yang sudah akan tumpah.

"beneran, sekarang dary di rumah sakit." Auris langsung saja berlari tanpa memedulikan penampilannya yang bangun tidur.

yang ada di pikirannya sekarang adalah cuma bagaimana dary dan keadaan dary sekarang.

Auris berlari dari atas ke bawah sambil menangis memikirkan keadaan kekasihnya.

"auriss, dekk." afkar memanggil manggil Auris sambil mengejar adeknyanya.

***

up dong.

maaf kalo sedikit.

jangan lupa vote dan komen.


AURISTELA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang