"Auris, nanti kamu bakal ada terapi sama dokter Galang dan suster Lala." Adele mengelus kepala anaknya.
"Auris sakit apa sih? Kok sampai Auris harus terapi?" Auris bertanya pada mamahnya.
"Kamu mau cepet sembuh?" Auris mengaguk mengiyakan pertanyaan mamahnya.
"Yaudah kamu harus terapi biar cepat sembuh dan kamu udah ngga sakit lagi.
***
"Dimana Auris?" Albert bertanya pada istrinya.
"Lagi terapi, tadi dia sempat tanya sama aku, kenapa dia terapi tapi aku masih bisa kasih alasan." Adele menjawab pertanyaan suaminya.
"Syukurlah, sabar mah,tuhan tau mana pundak orang yang akan di beri ujian." Albert mengelus pundak istrinya dan mencium kening istrinya.
Adele mengaguk dan memberikan senyum pada suaminya.
***
"Lu kenapa Dar?" Afkar bertanya pada sahabatan.
"Gua kemarin sebelum masuk kamar rawat Auris ada visha di depan pintu, dia liat kakek sama opa meluk Auris erat dia mencak-mencak ngga suka gua tanya ke dia, eh dia bilang kalo Auris cewe penyakitan gini lah, gua yang ngga terima nyolot dong, eh dia bilang dia ngga bakal tinggal diem " dary menjelaskan pada sahabatnya ini.
"Kita harus jaga Auris dengan lebih ketat dar." Muka afkar terlihat emosi kerena ini sudah menyangkut masalah adeknya.
"Iya, gua juga setuju, kata papah Lo Ray sama Adrian juga ngejaga Auris yak?" Dary bertanya pada afkar.
"Iya, papah suruh mereka berdua buat jaga Auris, mereka cuma ngejaga Auris kok ngga lebih." Jawab afkar supaya dary tidak salah faham.
"Hehe makasih bro, Lo udah jelasin ke gua, gua bakal berfikiran positif kok kar, makasih." Dary menepuk pundak sahabatnya.
Mereka sedang berada di kantin rumah sakit, menunggu sahabat-sahabat mereka datang untuk menjenguk sekalian bermain.
"Hai bro, maaf kita telat." Adry langsung duduk di bangku kantin yang sudah di sediakan.
"Hm." Hanya itu jawaban dary.
"Gimana keadaan Auris kar?" Agam bertanya gimana keadaan adik sahabatnya ini.
"Sekarang dia lagi terapi, oh iya gua kumpulin kalian kesini mau bilang, gua minta bantuan kalian buat jagain Auris soalnya visha bahaya gua takut visha dan teman-temannya udah tau kalo Auris punya kangker otak gua takut kalo Auris tau dia bakal drop seperti sekarang." Afkar meminta tolong para sahabatnya untuk ikut menjaga adiknya.
"Ha? Visha? Bukannya dia sepupu Lo kar? Kenapa dia bisa segitunya sama adik Lo?" Adry bertanya pada afkar.
"Gua belum tau kejelasannya tapi gua minta tolong kalo kalian lagi di Deket Auris kalo ada mereka gua mohon bawa Auris menjauh gua takut dia bakal drop kata dokter Galang kalo Auris gini terus bisa-bisa stadium nya bakal naik jadi gua mohon ke kalian." Afkar meminta tolong pada semua sahabatnya.
"Tenang kar, Dar, gua dan semua bakal bantu Lo, karena gua juga udah anggap Auris adek gua sendiri jadi jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan ke kita karena kita adalah saudara." Tama menepuk pundak sahabatnya.
Inilah solidaritas pertemanan jika satu membutuhkan semua harus bisa membantu sebisa mungkin harus membantu tidak ada kata tidak bisa di persahabatan.
Sahabat orang yang akan membantu kita dan akan selalu membuat kita semangat jadi anggap sahabat nomer 2 setelah keluarga.
***
"Gimana tadi terapi sama dokter Galang?" Opa bertanya pada cucunya.
"Biasa aja." Jawab Auris.
"Emhh, oke kalo begitu saatnya makan." Oma memberikan suapan untuk cucunya.
Auris membuka mulut dan memakan karena dia ingat dia harus cepat-cepat sembuh dia ingat dengan acara fashion show yang di acara kan harus berlatih.
"Pinter banget cucu nenek, makan yang banyak minum obat juga, kita semua sayang Auris." Nenek memeluk cucunya yang lagi makan.
"Makasih udah sayang sama Auris." Auris tersenyum dan memeluk neneknya.
***
"Halo Auris." Tama melambaikan tangan pada Auris.
"Hai bang Tama." Auris memberikan senyum pada semua teman abangnya.
"Gimana keadaannya dek?" Adry bertanya pada Auris.
"Udah lumayan kok." Auris mengaguk senyum, dan langsung melanjutkan bermain hp.
"Katanya mau ikut fashion show yak dek?" Sekarang giliran Agam yang bertanya.
"Hu'um, dan Auris belum sama sekali latihan bosen ah di rumah sakit terus." Auris memajukan bibirnya.
"Huu, mangkanya kalo di bilang makan tuh makan, jangan bandel nanti kalo kamu sakit Abang bilangin papah suruh batalin ikut acara biar kagak usah ikut." Afkar mengejek adeknya dan membuat adeknya kesal.
"Abang mah jangan gitu." Auris memberengut.
***
"Lo kenapa sih vis? Kok dari tadi diem?" Chira bertanya pada temannya.
"Gua ketahuan dary tau, dia bilang kalo dia bakal jaga ketat Auris." Visha menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Emang lu ngapain sampai ketahuan?" Giliran kita yang bertanya.
"Gua kemarin kan mau masuk ke kamar rawat Auris karena disuruh mamah gua tapi gua baru di depan pintu liat opa Oma, kakek nenek dia pelukan erat banget sedangkan sama gua ngga pernah." Visha menjelaskan masalah yang di lalui sekarang.
Chira menyeruput jusnya dan menjawab pertanyaan temannya ini.
"Terus masalahnya dimana?"
"Gua takut kalo kelakuan gua di bilangin nyokap bokap gua chir, bokap sama nyokap udah bilang kalo Auris ngga boleh tau kalo dia sakit dan Dary udah tau kalo gua yang bocorin kalo sampai ini jadi gua bakal di pindah ke asrama." Visha kesal dengan keputusan mamah papahnya dulu pernah visha berbuat aneh aneh dan sekarang dia di peringatkan oleh mamah papahnya.
"Yailah santai aja kali, Lo takut sama mamah papah Lo? Hahaha, liat chir sahabat Lo takut sama mamah papah nya." Mira mengejek sahabatnya bermaksud supaya sahabatnya ini tidak takut lagi.
"Hahaha, nanti gua bantu kok asal nama gua ngga masuk ke dalam masalah ini gua bakal bantu Lo." Chira menjawab dengan enteng dan kembali memakan makanan pesanannya."
***
Halo...
Maaf lama yk.
Cuma segini dulu soalnya banyak tugas.
Belum kepikiran juga.
Jadi sabar yak geng.
Jangan lupa kasih semangat buat author.Happy reading ❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Novela Juvenilbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...