Ig: yohanaftr.o._256.
***
"Sudah saya bilang kan?"
"Apa? Kenapa?"
"Kamu bikin cucu saya masuk rumah sakit, dan saya sudah memperingati kamu baik-baik, jika nanti kamu mengulangi lagi, awas saya akan bilang ke Adya kalo sifat anaknya ini tidak lebih dari sampah." Opa memberikan peringatan pada orang yang hampir membuat cucu tersayangnya celaka.
"Ini bukan salah saya, yang melakukan chira bukan saya." Visha masih tetap membantah tidak mau di salahkan.
"Chira, tau kalau Auris sakit dari kamu, siapa lagi kalo bukan kamu HAH?!" Opa marah karena omongannya selalu saja di bantah.
"Ak-"
"Sudah, berhenti berbicara saya muak dengan kamu." Opa langsung pergi dari hadapan visha.
"Aku harus melakukan cara ini dengan mulus." Visha terkekeh, ini bukan akhir permainannya ini awal dari semua.
***
"Gimana?"
"Ada yang udah tau rencana gua, tapi gua bakal ulang dengan cara mulus, ini semua bukan akhir tapi ini semua awal."
"Oke, gua percaya ke Lo, jangan pernah libatkan gua di rencana itu, karena gua akan bantu Lo dengan cara yang halus oke?"
"Baik."
Mereka pun tersenyum dan meminum minuman pesanannya yang dia pesan di cafe yang mereka buat duduk sekarang.
***
"Mau jalan-jalan dong, keluar boleh?" Auris meminta izin pada Dary.
"Ga boleh."
"Ayok lah, naik kursi roda." Auris memohon dengan muka di melas-nya.
"Ga bo- hah yaudah iya." Dary memang tidak bisa jika melihat Auris seperti itu alhasil dia akan luluh.
"Makasih." Auris laku tersenyum senang.
"Iya, aku ambil kursi roda dulu." Dary pergi meninggalkan Auris dengan abangnya dan Aya.
"Ay, kamu sama Abang disini, aku mau jalan-jalan nanti kalo ada papa, mamah, atau siapapun bilang kalo Auris lagi jalan-jalan sama dary, oke?" Auris memberikan kejelasan pada sahabatnya ini.
"Iya, jangan lama-lama nanti kamu kecapean." Aya tersenyum.
***
"Udaranya sejuk, kangen di luar deh." Auris menghirup angin dengan hidungnya.
"Mangkanya jangan bandel, nanti sakit lagi masuk sini lagi." Dary berjongkok dan mengusap kepala Auris.
Tiba-tiba ada gadis kecil yang datang dengan kursi roda sendirian dengan tangan yang di infus.
"Halo, kakak cantik." Gadis itu memberikan sapaan untuk Auris.
"Halo, sayang." Auris menyapa balik dan memberikan senyuman.
"Kakak, cantik sakit? Cepat sembuh kakak cantik." Gadis itu memberikan senyumnya.
"Iya sayang, kakak sakit, kamu juga? Sakit apa kalo boleh tau?" Auris masih tersenyum.
"Em, kangker otak stadium akhir." Jawab gadis itu dan langsung menunduk.
Gadis itu langsung saja kembali menaikan kepalanya, dia tidak lemah.
"Kangker otak?" Auris kaget mendengar gadis kecil ini memiliki penyakit mematikan dan itu stadium akhir.
"Tapi kenapa kamu terlihat bahagia cantik? Apa kamu tidak sedih?"
"Tidak ada gunanya sedih kakak, waktu aku cuma sedikit lagi aku harus mengikuti makan itu sebaik mungkin untuk hal bahagia aku akan bertahan 1 bulan lagi karena penyakit ini sudah tidak bisa di sembuhkan lagi." Bocah kecil itu terlihat lebih dewasa dari pada orang dewasa yang mengidap penyakit itu.
"Kakak kagum sama kamu sayang, mamah papah kamu kemana?" Auris bertanya mamah papahnya.
"Mamah papah sibuk kerja, yang jaga aku cuma bibi." Gadis itu sangat kuat disaat rapuh seperti ini cuma art yang peduli.
"Kamu yang kuat ya cantik, tetep semangat jangan nyerah." Bukan Auris yang menjawab melainkan Dary.
"Iya kakak ganteng makasih." Gadis itu tersenyum ada yang memberikan dia semangat untuknya.
"Kemana bibi? Kok kamu sendirian?" Auris bertanya pada gadis kecil itu.
"Bi-"
"Non, kemana aja? Bibi khawatir non." Tiba-tiba ada seorang paruh baya datang dengan wajah khawatir.
"Ini sama kakak cantik." Gadis itu menunjuk Auris.
"Oh iya kenalin nama kakak Auris kalo ini kak dary nama kamu siapa?" Auris mencoba berjabat tangan.
"Nama aku chatya kak, salam kenal, aku pergi dulu." Gadis yang bernama chatya itu pergi meninggalkan Auris dan Dary.
"Anak sekecil itu sudah mengidap penyakit mematikan, dan orang tuanya tidak ada disisinya." Auris meneteskan air matanya.
"Hei, kenapa nangis?"
"Sedih ngelihat dia memiliki penyakit mematikan seperti itu." Auris menghapus air matanya.
'kamu juga punya penyakit yang sama Auris, dia dan kamu memiliki penyakit mematikan.' dary mengucapkan jawaban di dalam hati.
"Udah ayok kita kembali pasti semua sudah menunggu." Dary langsung mendorong kursi roda setelah Auris tersenyum.
***
"Kamu habis kemana?" Setelah dary membantu Auris naik ke brankar papanya langsung saya memberikan pertanyaan untuk anaknya itu.
"Tadi habis jalan-jalan, Auris ketemu sama anak kecil dia bilang dia punya penyakit kangker otak stadium akhir Umurnya cuma 1 bulan lagi pah, dan orang tuanya masih sibuk bekerja dan yang rawat dia asisten nya." Auris menunduk dan menjelaskan pada papah dan keluarganya.
Satu keluarga terkejut ketika mendengar penuturan dari Auris, Albert yang tidak percaya langsung saja memandang wajah dary dan dary mengaguk mengiyakan.
Semua keluarga terdiam penyakit itu sama seperti penyakit yang di idap oleh Auris, penyakit anak lain saja dia menangis apa lagi dia tau kalo dia juga mempunyai penyakit ganas seperti itu.
"Huh, kasian sekali kalo papah kenal orang tuanya pasti papah bakal marah, oh iya, kamu kan sakit jadi jangan banyak kepikiran nanti sakit lagi ngga bisa keluar dari rumah sakit mau?" Albert mencoba menakut nakuti anaknya supaya berdampak baik supaya dia kau makan tepat waktu meminum obat tepat waktu dan tidak terlalu kepikiran.
"Siap papah."
***
"Liat Auris dia sedih melihat gadis kecil yang dia temui sakit kangker otak, dia tidak tau kalo dia juga punya penyakit itu, aku takut nanti kalo dia tau dia bakal drop dan syok pah." Albert berbicara pada opa.
"Kita harus menjaga Auris dengan ketat supaya dia tidak terlalu banyak pikiran berat, aku tidak mau cucuku sakit lagi." Opa langsung berdiri dan meninggalkan anak sulungnya.
"Pah, sabar, kita harus semangat kita harus beri support ke Auris, biar dia tetep semangat dan ngga tau kalo dia punya penyakit itu." Adele mengelus pundak suaminya."
Albert memberikan senyum pada istrinya ini selalu memberikan tenaga supaya membuat bangun dan semangat lagi.
***
Gimana?....
Jangan lupa vote dan komen.
Thanks.
Ig:yohanaftr.o._256.
Happy reading ❤️.
KAMU SEDANG MEMBACA
AURISTELA {TERBIT}
Teen Fictionbuku sudah terbit, jangan lupa beli di shopee, ingat yang ori! Auristela gadis yang hidup sebatang kara sosok yang tidak memiliki teman dan sahabat di sekolah di bully dan di hina tapi dia tidak tau jika orang tua kandung nya masih mencari keberadaa...