Sakit lagi.

674 26 0
                                    

"bagaimana keadaan anak saya dok?" Tanya Albert ke dokter.

"Syukurlah tidak telat tuan membawa nona ke sini saya mohon jangan buat nona auris terlalu kepikiran dan merasa sendiri sebaiknya tuan turuti kemauan nona Auris supaya tidak ada kejadian ini." Jawa dokter memberikan info supaya tidak teledor lagi.

"Tapi dok apa tidak ada cara lain supaya menyembuhkan anak saya?" Tanya Adele yang sudah menangis sedari tadi.

"Ohh iya saya mau menyampaikan kepada tuan dan nyonya bahwa di Singapura ada pengobatan kangker otak yang sangat banyak di bincangi kemarin saya sudah mencari tau dan banyak sekali yang pulih tapi sekarang kondisinya di sana ada penyakit yang menular jadi saya akan memberikan informasi ke tuan dan nyonya jika sudah ada perkembangan dan sekarang kita coba dengan kemo saja." Jawab dokter yang sudah mencari tau pengobatan.

"Apa tidak bisa secepatnya dok? Saya takut anak saya kenapa Napa dok?." Adele berusaha bertanya ke dokter.

"Lebih baik kita menunggu kondisi lebih baik nyonya jika tidak nanti operasi nona Auris akan gagal dan berujung nyawa." Dokter memberikan pengertian ke Adele.

Albert berusaha menenangkan istrinya yang sudah histeris mendengar pengobatan anaknya tidak bisa di lakukan secepatnya.

"Yaudah saya permisi." Albert dan Adele langsung saja keluar.

Saat sudah sampai di depan ruangan putrinya di sana sudah ada afkar dary, Aya dan kakek nenek.

Opa Oma belum bisa kembali karena cuaca tidak mendukung untuk menumpangi pesawat jika di trobos bisa ada kecelakaan.

Semua masuk ke dalam ruang rawat Auris dan disana Auris sudah siuman.

"Sayang, kenapa buburnya ngga di makan?" Tanya Albert sambil membelai kepala anaknya.

Auris hanya diam dan memalingkan wajahnya ke arah berlawanan menghindari tatapan dari keluarga.

Dary maju mencoba membujuk Auris supaya kau makan dan minum obat supaya lekas pulih.

"Auris, makan yah? Terus minum obat jangan menyiksa diri sendiri besok opa Oma pulang kok yok makan." Dary berusaha membujuk Auris.

Auris menarik selimut untuk menutupi badannya dan semua orang menghela nafas.

Akhirnya sekarang Aya yang maju mencoba memberikan pengertian ke sahabatnya ini.

"Hai Auris, kamu ngga kangen sama aku? Aku sedih kamu sakit, aku pengen banget ngerayain ulang tahun aku bareng kamu tapi kamu malah ngga mau makan apa kamu ngga bakal kasih aku kado atau kue ulang tahun? Suprise gitu? Sedih deh klo kamu ngga cepet cepet sehat." Memang Aya sebentar lagi ulang tahun dan Aya mencoba membujuk Auris dengan itu.

"Ngga! Auris mau opa Oma! Nanti Auris beliin hadiah aja sekarang Auris marah." Auris menjawab itu Aya menghela nafas sama saja.

Kakek dan nenek datang membawa ipad yang sudah ada gambar wajah Oma dan opa.

Tanpa memberi tau Auris suara opa Oma sudah di dengar sama auris, Auris langsung membuka selimut dan menarik iPad yang di pegang kakeknya itu dan melihat wajah opa Omanya seketika Auris mengeluarkan air mata.

"OPAAA, OMAAA, kenapa opa Oma pergi ngga bilang Auris? Auris kecewa." Auris berteriak memangil opa omanya.

"Hey, cucu opa kenapa gini? Kamu harus cepet sembuh klo mau ikut opa Oma, kalo sakit masa bisa ikut? Makan gih besok kalo udah sembuh kita jalan-jalan ke Rusia jangan ngga mau makan katanya sayang opa sama Oma yaudah makan jangan bandel kalo bandel opa sama Oma ngga pulang deh disini aja cari cucu baru." Opa mencoba menyuruh cucu kesayangannya ini dengan sedikit paksaan.

"Ihh, Auris makan kok tapi opa Oma janji besok udah disini Auris kangen opa Oma." Auris mencoba merentangkan tangan mencoba berpelukan di dunia Maya.

"Muach.. cucu Oma makan besok opa sama Oma pulang kok tapi kamu harus sembuh dulu ngga boleh sakit." Jawab Oma mencoba mencium cucunya.

"Oke Auris bakal makan dan besok opa Oma harus Dateng!" Paksa Auris ke opa Omanya

"Yaudah opa dan Oma akan menyelesaikan tugas yang ada disini supaya besok opa Oma lekas pulang yah? Yaudah makan sana bye cucu Oma." Oma menyuruh cucunya untuk lekas makan.

"Bye, Oma opa besok kalian harus sampai kesini dengan selamat, Auris matiin yah Oma." Auris berpamitan dan langsung mematikan vc dengan Oma opanya.

Auris mengambil makanan yang di sediakan rumah sakit dan langsung memakan dan meminum obat yang sudah di siapkan.

Semua yang ada di ruangan tersenyum melihat princess merek akhirnya mau makan.

Aya mendekat dan langsung bicara dengan Auris sebelum bicara Aya memandang wajah pucat sahabatnya dan menghela nafas sedih rasanya sahabatnya mengidap penyakit yang mematikan.

"Au, Aya minta maaf yh? Aya udah salah sama au, udah ningalin au sendirian, Aya malah main sama Abang au, au boleh kok marah sama Aya, tapi jangan lama-lama nanti siapa yang ngerayain ulang tahun Aya? Ga seru dong ngga ada au, cepet sembuh yh." Aya berbicara ke Auris dengan mengelus lengan sahabatnya dan Auris mendengar sambil makan.

Auris hanya mengaguk karena mulutnya sudah penuh dengan makanan karena Auris laper.

"Dary! Sini!." Auris menyuruh dary mendekat.

Dary yang di suruh mendekat oleh pujaan hatinya ini langsung saja mendekat.

"Apa?" Tanya dary sambil mengelus rambut Auris.

Tanpa bicara Auris hanya menyerahkan mangkuk yang masih ada setengah makanan dary yang masih bingung mengeryit kan dahinya, tak selang berapa lama dary paham apa yang di inginkan pujaannya ini.

Auris pengen di suapi oleh dary dan dary untungnya mau menuruti kemauan Auris ini.

"Gemes banget sih dek, oh iya Abang punya sesuatu buat kamu." Afkar langsung memberikan kotak persegi yang luarnya di beri bandul boneka bear warna coklat kecil sekali.

"Apa ini?" Auris bertanya ke abangnya Auris bingung.

"Di buka aja dek." Auris yang disuruh langsung saja membuka apa kado dari kakaknya itu.

"WAWW." Auris memekik melihat hadiah dari abangnya ini.

Isi dari hadiah itu adalah coklat yang berbentuk boneka bear dan dengan ukiran yang sangat bagus, Auris merasa senang melihat kado dari abangnya.

"Auris punya coklat, makasih Abang, Auris suka." Auris bersorak melihat hadiah darai abangnya yang menurutnya menarik tapi juga lezat.

"Kamu belum sembuh sayang, jangan makan coklat, ngga baik." Papa melarang putrinya ini.

"Ish, sedikit aja." Auris mencoba merayu papanya.

"Ngga." Sekarang kakek.

"Mahh, Auris mau makan coklat!" Auris masih di pendiriannya.

"Makan tapi sedikit aja, habis itu minum obat." Mama Adele memperbolehkan anaknya memakan coklat lagian klo di larang akan bikin anaknya ini marah.

"Del, anakmu ini sakit, jangan biarin dia makan yang manis-manis." Nenek ikut marah juga.

"Lagian makan sedikit aja nek, nanti langsung minum obat." Auris tetep memakan coklatnya.

Dan semua yang di ruangan hanya mengeleng melihat kelakuan tuan putri mereka ini.

***

🌸🌸🌸

Jangan lupa comen dan vote!
Happy reading ❤️.

Loppyou.

AURISTELA {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang