BAB 1 : PANGERAN TIDUR

1.6K 338 104
                                    

"Lo yakin mau makan sebanyak itu, Ya?" tanya Devi yang keheranan dengan porsi makan Via sahabat karibnya.

Via, Devi, Agnes sedang berada di kantin sekarang. Devi dan Agnes memesan bakso untuk jam istirahat pertama mereka. Sedangkan Via memakan nasi campur, lengkap dengan mie, tempe orek, ayam goreng, serta beberapa jenis sayuran yang memenuhi piringnya.

"Gue bener-bener nggak ngerti sama ni orang, porsi makan sama proporsi tubuhnya benar-benar berbanding terbalik," heran Agnes sembari melihat Via yang begitu rakus makan, sementara tubuhnya tetap terlihat bagus.

Via hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan dari kedua temannya, "Gue belum sarapan, dan benar-benar lapar sekarang," ucapnya sembari menyuap satu sendok penuh. Sudah seminggu semenjak ayahnya menyusul ibunya yang sudah lama meninggal. Via memutuskan untuk hidup sendiri walaupun mendapat tawaran dari pamannya untuk tinggal bersamanya.

Terlalu canggung dan tidak enak menjadi penyebab utama Via untuk memilih tetap tinggal sendiri.

"Paling nggak lo harus sarapan roti biar bisa fokus pelajaran pagi," cetus Agnes.

"Sumpah, itu benar-benar nggak sempet. Kalian tau sendirikan, gue nggak bakal bisa bangun kalo nggak dibangunin dengan sangat kuat," balas Via dengan mulut penuh dengan nasi.

"Abisin dulu tuh makanan di mulut, baru ngomong, lo bener-bener nggak cocok sama citra lo kalo ngomong dengan mulut penuh makanan kek gitu."

Via adalah anak dari pemilik perusahaan ternama Mandala Group, yang memiliki anak perusahaan dibidang obat-obatan, peralatan kedokteran, dan juga produk kecantikan. Dengan tubuh tinggi semampai, kulit putih dan rambut hitam panjang. Akan selalu meninggalkan kesan tuan putri pada dirinya.

"Berikan semua sahammu, biarin gue yang jadi tuan putri di sekolah," kekeh Agnes setelah bercanda.

"Bukannya lo akan menjadi wakil direktur gue setelah menjadi dokter nanti?" cetus Via.

"Lalu gue jadi apa?" tanya Devi.

"Em ...," dengung Via sembari berpikir, "Gimana dengan kepala keamanan? Sebagai sang pemilik sabuk hitam Taekwondo."

Devi hanya mengeluarkan wajah tak senang setelah mendengar saran dari Via. "Gue dapat matahin meja kalo sedang kesal ya ...."

Mereka bertiga kemudian tertawa lepas, "Udahlah ... gue bener-bener belum ada kepikiran ke arah sana. Untuk saat ini pamanlah yang mengambil alih perusahaan," ucap Via.

"Tapi biar gimanapun, dengan saham yang ditinggalkan sama ayah lo. Lambat laun lo yang bakal jadi CEO Mandala Grup," cetus Agnes dengan wajah serius.

"Sudah cukup, tolong biarin gue makan dengan tenang kali ini," ucap Via yang mencoba fokus pada makanannya sampai akhirnya tersedak. Dia kemudian mengambil minum dan memukul-mukul dadanya.

******

"Logaritma adalah operasi matematika yang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan," terang guru di depan kelas yang kemudian menjelaskan bagaimana operasi metametika itu dilakukan dengan sebuah contoh soal.

Via terlihat fokus pada pelajaran, tak perlu memikirkan terlalu jauh untuk menjadi seorang CEO sebuah perusahaan besar. Tugasnya sekarang adalah menjalani sekolah dengan baik dan mendapatkan nilai yang memuaskan.

Via memang terkenal pintar dikelasnya. Dia dapat menjawab semua soal yang biasanya diberikan oleh guru, dibandingkan dengan semua murid yang mencoba terlihat fokus pada buku tulisnya agar tidak disuruh mengerjakan soal kedepan. Via adalah orang yang akan mengangkat tangannya untuk mengerjakan soal ke depan. Terlihat sebagai malaikat pelindung untuk para murid yang tidak bisa mengerjakan soal di papan tulis. 

Tapi predikat juara 1 di kelas tidak pernah bisa diraih oleh Via. Ada seseorang yang membuatnya benar-benar kesal ketika mengambil rapot. Noah Pratama, yang duduk di pojok kelas tepat di samping jendela. Via selalu memerhatikan pria yang duduk di sampingnya itu. "Bagaimana bisa dia selalu mendapatkan nilai sempurna apabila kerjaannya di kelas cuman tidur?". Pikiran itulah yang selalu berada di benak Via.

Ketika guru menyuruh murid membangunkannya untuk menjawab soal di depan, dia selalu bisa melakukannya. Padahal semuanya benar-benar yakin bahwa dia telah tidur selama pelajaran berlangsung. Yang lebih mengherankan, bagaimana dia selalu mendapatkan nilai sempurna ketika ujian. Cowok berkacamata yang selalu tidur di tempatnya itu diberi julukan sebagai "Pangeran Tidur" di sekolah. Dia terlihat cukup tampan, walau dengan kacamata yang terlihat kuno itu.

"Bagaimana? Mudah saja kan?" tanya guru itu yang dibalas dengan keluhan semua murid di kelas.

"Apakah ada pertanyaan?" tanya guru itu kembali.

Disaat ini lah semua murid merasa gugup, tidak bertanya bukannya mengerti. Mereka sama sekali tidak mengerti, karena itulah tidak bisa bertanya apapun. Tapi semua guru akan memberikan respon yang sama. Apabila tidak ada yang bertanya = para murid telah paham. Maka step selanjutnya adalah mengerjakan contoh soal, dan maju kedepan.

Agnes terlihat beberapa kali mengerjakan contoh soal di bukunya, seorang calon dokter yang begitu giat dalam belajar. Devi terus menerus mencoba fokus pada bukunya, sebuah buku yang penuh coretan gambar di lembar paling belakang. Paling tidak berpura-pura fokus dapat menghindarkannya untuk maju kedepan.

Seperti biasa Via mengangkat tangan untuk mengajukan diri sebagai orang yang menjawab soal kedepan. Setelah mendapatkan persetujuan dari guru Via maju kedepan dan kemudian menjawab soal dengan lancar.

"Ada dua soal lagi di papan tulis, ada yang mau coba?"

"Jangan gue, jangan gue", batin Devi.

Agnes mengangkat tangannya setelah dia yakin dengan jawaban yang sudah dia temukan di bukunya. Tak seperti Via yang langsung mencoba di papan tulis, Agnes adalah tipe orang yang menyelesaikan lebih dulu pada bukunya. Setelah yakin dia baru mengajukan diri untuk mengerjakan soal kedepan.

Agnes maju kedepan mengerjakan soal, sementara Via sudah mencoba kembali ke kursinya. Para murid lain mulai berdoa agar namanya tidak disebut untuk kedepan.

Guru itu mulai melihat kearah Devi. Devi yang menyadari hal itu mulai terlihat panik, dia mencoba mengalihkan pandangannya sekuat mungkin. Guru itu tersenyum ke arah Devi dan Devi semakin tidak bisa mengalihkan pandangannya, pada akhirnya menunduk dan membalas senyuman guru itu sembari menelan ludah.

"Karena ini hari pertama untuk pelajaran ini, sepertinya masih banyak yang belum paham. Via, bisa kau bangunkan Noah untuk mengerjakan soal kedepan?"

Duduk disamping Noah benar-benar membuat Via kesal, dia selalu menjadi orang yang harus membangunkannya, dan itu benar-benar mengesalkan. "Emang gue babysitternya?", batin Via. Via mengambil pensilnya dan menekan-nekan lengan Noah dengan pensil.

Noah merespond dengan memindahkan posisi tidurnya. Melihat Noah yang sengaja menghiraukannya Via mengarahkan pensil itu ke pinggang lalu menekannya kuat. Noah yang setengah kaget akhirnya bangun dari tidurnya.

"Lo ngapain?" tanya Noah kesal. 

"Lo disuruh maju, buat ngerjain soal," sahut Via dengan wajah tak senang.

Salah satu alasan guru membiarkannya tetap tidur selama pelajaran berlangsung karena dia selalu dapat menjawab ketika diberikan sebuah soal. Noah mengucek matanya pelan, dengan rambut acak-acakan dia maju ke depan dengan malas. Mengambil spidol dan mulai mengerjakan soal. Seperti biasa, cara dia mengerjakan soal seperti sihir.

Murid-murid selalu bergosip tentangnya, apa dia sebenarnya hanya pura-pura tidur tapi memerhatikan pelajaran, tapi untuk sebuah pelajaran matematika akan sangat sulit apabila tidak melihat papan tulis.

Tapi Via benar-benar sangat yakin dia selalu tidur dengan nyenyak, karena sangat sulit untuk membangunkannya.

Ada gossip yang beredar mengenai Noah. Ada murid yang melihatnya mengendarai motor sport berwarna hitam dan terlihat sangat tampan mengenakan lensa kontak. Saat itu dia terlihat memarkirkan motornya, melepas helmnya, dan merapikan rambutnya. Sorot mata yang begitu tajam dan wajahnya bak pangeran.

Tapi semua itu hanyalah sebuah gossip dan tidak ada yang dapat memastikannya. Ditambah dengan bagaimana "berantakannya" dia ketika di sekolah, bukti nyata itu membuat gossip itu seperti hanya sebuah dongeng. Dan sampai sekarang Noah Pratama telah dikenal seluruh sekolah sebagai "Pangeran Tidur".

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang