SBSS News
"Kamis, 24 Juni 2021. Setelah meluapnya emosi publik terkait dengan berita tentang CEO Muda yang menyalahkan wewenangnya untuk meraih keuntungan, dengan memecat beberapa karyawan tanpa diberikan pesangon. Hal ini menjadi viral ketika sebuah video pelemparan telur kepada CEO tersebut dibagikan di banyak platform media online. Untuk menanggapi hal tersebut, Via Wulan Cahya CEO PT Nature Beauty, melakukan klarifikasi melalui sebuah video," ucap seorang pembawa acara berita dan kemudian langsung memutar video klarifikasi Via.
"Sebelumnya, perkenalkan nama saya Via Wulan Cahya. Saat ini sedang menjabat sebagai CEO PT. Nature Beauty. Dengan ini, saya memohon maaf sebesar-besarnya, atas kegaduhaan karena video yang melibatkan saya telah tersebar ke publik," Via terlihat menunduk untuk meminta maaf dengan tulus. "Akan tetapi, disini saya ingin menolak dengan tegas, tuduhan yang menimpa saya melalui berita yang tersebar dikarenakan video tersebut. Kejadian itu memang benar, saya dilempari dengan beberapa telur. Akan tetapi ada sebuah kesalahpahaman yang menyebabkan hal itu terjadi. Kebijakan itu dibuat sebelum saya menjabat sebagai CEO, dan itu adalah murni dari kebijakan CEO sebelumnya. Raka Setiawan yang menjabat sebagai pemegang Mandala Grup," Via terlihat menatap kamera dengan sangat yakin ketika mengucapkannya.
"Melalui video ini juga, saya dan jajaran direksi yang berada di PT. Nature Beauty. Dengan ini meminta pertanggung jawaban langsung dari Raka Setiawan, dan meminta polisi untuk menyelidiki lebih dalam terkait dengan permainan kontrak, maupun menyalahi undang-undang ketenagakerjaan. Kami harap, kasus ini dapat selesai ketika pihak berwajib turun tangan."
Raka hanya dapat melempar remote tv dengan sangat keras ke arah televisinya. Televisi tersebut bahkan langsung rusak karena lemparan yang sangat keras dari Raka. Dia sedang berada di ruangan pribadinya, setelah mendapatkan kabar buruk itu, dia langsung mencoba untuk melihatnya langsung di televisi. Dan itu benar, emosinya tak tertahankan sekarang.
Raka segera meraih handphonenya di meja untuk menghubungi pengacaranya. Cara satu-satunya untuk mempertahankan posisinya adalah dengan menuntut Via dan Nature Beauty atas fitnah dan pencemaran nama baik. Dengan link yang dia punya dia dapat membuat siapapun masuk ke dalam penjara.
Sebuah proyektor yang berada di langit-langit ruangannya tiba-tiba aktif dan memutar sebuah video. Hari sudah malam, Raka sering meminum alkoholnya dengan lampu redup di ruangannya. Karena itu, layar proyektor yang aktif tersebut benar-benar terlihat jelas di dinding yang berada di hadapannya.
*******
Sebuah video terputar, terlihat Riska yang sedang berdiri sembari mengutak-ngatik kameranya.
"Ka, lagi ngapain?" tanya Alan sembari menyorot Riska dengan kamera.
"Lo nggak liat? gue lagi bersihin kamera buat kita camp besok," sahut Riska.
"Berarti lo nggak sibuk-sibuk amat kan, sekarang lo pilih, menurut lo. Dari kami bertiga siapa yang cocok untuk jadi suami lo di masa depan?" tanya Alan sembari tersenyum.
Evan cukup terlihat kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan Alan. Dia di panggil Alan untuk menemui Riska karena katanya ada diskusi penting. Begitu juga dengan Raka. Wajah dan telinganya terlihat cukup memerah setelah Alan mengeluarkan pertanyaan yang sangat mendadak itu.
"Lo gila? Mending lo bantu gue bersih-bersih, daripada nanya hal aneh kek gitu."
"Lo pilih Evan yang dingin dan penuh wibawa, Raka yang pemalu dan baik hati, atau gue yang tampan dan lucu ini?" ucap Alan sembari meletakkan telunjuk pada pipinya untuk terkesan lucu.
"Alan ...!" Riska sudah mulai kesal dengan pertanyaan Alan.
"Lo kan tinggal jawab doang Ris," sahut Alan. Raka dan Evan benar-benar tidak beranjak dari samping Alan, Alan pun semakin yakin mereka juga jadi penasaran dengan jawaban Riska.
"Kalian itu temen terbaik gue, udah cukup."
"Nggak mau tau, lo harus pilih salah satu," sahut Alan.
Mata Riska yang selalu tertuju pada kamera sekarang tertuju pada mereka bertiga. Riska cukup kaget dengan wajah ketiganya. Melihat ke arah Evan yang seolah tak perduli tapi tetap terlihat penasaran, wajah Raka yang menunggu dengan penuh harap, dan wajah Alan yang benar-benar puas menggodanya. "Ya udah, kalo itu mau kalian, gue akan pilih salah satu."
Evan yang terus mengalihkan pandangannya kini melirik Riska perlahan. Raka yang terus menunduk malu mulai menatap Riska dengan penuh harap. Sementara Alan terus tersenyum ke arah Riska.
"Alan, gue pilih Alan. Udah kan, gue laper, gue ke kantin dulu," setelah mengucapkannya dengan muka datar Riska langsung berjalan meninggalkan mereka bertiga.
Alan hanya menunjuk dirinya dengan kaget. Dia benar-benar tidak menyangka akan jawaban Riska. Alan langsung melihat ke arah kedua temannya. Evan langsung terlihat meninggalkan mereka, walaupun dia terlihat tak peduli, tapi Alan tau dia cukup kesal. Sementara Raka terus memegang pipinya yang sangat merah. Alan benar-benar yakin bahwa mereka berdua tertarik kepada Riska. Walau Riska menjawab untuk menghindari masalah, tapi mereka cukup kesal dengan itu.
********
Air mata Raka terlihat menetes beberapa kali. Kenangan indah mereka saat kuliah benar-benar menghancurkan hatinya sekarang. Mereka yang harusnya dapat terus bersama, kini hanya tersisa Raka karena keegoisannya dalam memilih jalan hidup.
"Lo benar-benar hebat, Rak. Mandala Grup benar-benar sangat besar sekarang," ucap Noah sembari mengisi gelas dengan wine di tangan kanannya. Noah saat itu sedang menyamar sebagai Evan. Dengan kacamata dan rambut klimis, Noah tiba-tiba muncul di samping Raka dengan mengisi gelas wine di mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agent (END)
Teen FictionTentang Noah Pratama, seorang siswa SMA yang super cuek dan suka tidur di kelas, memiliki pekerjaan sebagai agent rahasia dan karena sebuah kontrak harus serumah dengan Via Wulan Cahya. Teman sekelasnya sendiri, orang yang super nggak enakan dan har...