BAB 37

350 62 9
                                    

--- Maaf baru update, kemarin mental aku down karena waktu promo di telegram ada yang ngehujat habis-habisan walau dia hanya baca blurb ._. Kek langsung insecure aja jadinya wkkwkwkkw
--- Makasih untuk kepada pembaca yang masih setia ngikutin ni cerita.

Alan memandang pemuda di depannya lekat-lekat. Anak yang dia lihat 10 tahun lalu sudah sangat besar sekarang. Dia benar-benar terlihat sangat mirip dengan ayahnya. Mata Alan terlihat berkaca-kaca, tapi dia harus menahan air mata itu untuk tidak keluar.

"Jadi, ada apa?" tanya Noah tak sabar, dia melihat kesana kemari dari tadi karena sangat canggung. Baru kali ini ada klien yang meminta bertemu dengannya secara langsung.

Alan menguatkan niatnya tadi malam, dia harus memastikan Noah tidak harus membalaskan dendam ayahnya apabila dia masih hidup. Tapi untuk berjaga-jaga, harus ada seseorang yang akan menjaga Via. Raka benar-benar dapat membunuh siapapun sekarang, apabila dia harus terbunuh karena ini, maka Via bisa saja menjadi korban selanjutnya.

Noah tidak harus melakukan hal yang berbahaya apabila Alan berhasil membawa Raka ke penjara, akan tetapi apabila Alan gagal. Maka dapat dipastikan pamannya Noah tetap akan melanjutkan rencananya.

Alan pun memberikan sebuah kontrak kepada Noah.

"Apa ini?" tanya Noah, yang kemudian membacanya dengan seksama.

Tidak ada hal aneh dalam kontrak itu, intinya Noah harus merahasiakan penyelidikan tentang Raka dan pertemuannya dengan Alan.

"Aku tidak seperduli itu dengan kehidupan orang lain," ucap Noah kesal, karena di ajak bertemu hanya untuk menandatangani kontrak seperti ini.

"Bagaimana sekolahmu?" tanya Alan.

Noah mengangkat matanya ke arah Alan, Pertanyaan random dari Alan benar-benar membuatnya terkejut. "Normal, seperti orang kebanyakan," jawab Noah.

"Pekerjaan ini tidak mengganggu sekolahmu kan?"

"Aku lebih pintar dari keliatannya, jadi kau tak perlu khawatir, lagian kita nggak kenal kan?" tanya Noah yang semakin bingung dengan sikap Alan.

Alan hanya dapat tersenyum mendengar pertanyaan Noah. Noah hanya terlihat semakin bingung sekarang.

Dia benar-benar cuek, kurang sopan, dan seenaknya, benar-benar seperti Evan. Tapi ada satu hal yang dapat dipastikan, bagaimanapun, ketika melihat matanya, aku benar-benar yakin dia orang baik. Apalagi sifat Evan dan Riska benar-benar menurun pada anaknya.

"Ini," ucap Noah sembari menyerahkan kontrak itu pada Alan.

********

"Jelasin ini semua!" bentak Alan pada Raka.

Alan berdiri di depan Raka dan memperlihatkan beberapa foto kepada Raka di mejanya. Raka terlihat cukup kaget melihatnya. Tapi karena dalam pengaruh alkohol dia terlihat cukup tenang sekarang.

"Karena itu, Mandala Grup berada di tempat ini sekarang," ucapnya lantang melihat kearah Alan.

Alan menghempaskan beberapa botol alkohol yang berada di meja Raka dengan kedua tangannya. "Lo gila! Bagaimana lo bisa bangun perusahaan dengan duit haram kek gini!"

Raka terlihat tertawa kecil mendengarnya. "Gua, gua yang bikin perusahaan bisa bertahan dan menjadi sebesar ini," ucapnya sembari memukul-mukul dadanya. "Lo tinggal duduk manis dan nerima duit, jadi pergilah kembali ketempat lo, biar gue yang lakuin semua hal kotor ini," ucapnya sembari tersenyum aneh karena mabuk.

Alan terlihat semakin marah, dia benar-benar kecewa dengan sikap sepupunya itu. Alan pun menarik kerah Raka dengan sangat kesal, "Bukan cuman hal kotor, lo udah jadi pembunuh! Lo bahkan bunuh Evan dan Riska. Lo, lo benar-benar udah gila Rak!"

Wajah Raka tiba-tiba terlihat sangat sedih, mendengar perkataan Alan, dia benar-benar membuka luka lama tentang Riska. "Gue, gua udah bunuh Riska," ucapnya sembari menjambak kepalanya sendiri.

Alan benar-benar sedih melihat sepupunya, walaupun dalam kondisi mabuk, tapi dia benar-benar yakin bahwa mental Raka benar-benar sudah tidak sehat sekarang. Dalam hatinya paling dalam, dia sebenarnya benar-benar menyesal dengan semua ini. Tapi dia menutupinya dengan minum-minum dan hal-hal jahat lainnya.

"Biar bagaimanapun, lo harus bayar semua ini!" Alan melepaskan cengkaramannya dari kerah Raka, dan mulai berjalan keluar ruangan. Raka masih terlihat sangat syok karena tiba-tiba teringat tentang Riska.

Dia melihat Alan yang berjalan semakin menjauh. Hidup Raka mungkin akan tamat, setelah apa yang dia lakukan semua ini, setelah apa yang dia korbankan untuk mencapai tempat ini. Tidak, Raka tidak mau itu terjadi, biar bagaimanapun. Rakalah yang membuat Mandala Grup menjadi seperti ini. Raka tidak mau kehilangan Mandala Grup begitu saja, dia memandang botol wine yang terjatuh di lantai. Setelah tersenyum beberapa kali. Dia mengambil botol itu, berjalan perlahan mendekati Alan.

Lo pikir, lo bisa ambil Mandala Grup begitu aja? Setelah semua yang gue lakukan dan lo cuman bisa duduk manis. Gue, cuman gue yang harus milikin Mandala Grup.

Dengan keadaan mabuk Raka memukul kepala Alan dengan botol wine tersebut. Alan terlihat langsung tergeletak di lantai. Kepalanya mengeluarkan banyak sekali darah, dia, benar-benar tewas di tempat.

Raka menjatuhkan botol wine itu ke lantai. Dia melihat tangannya yang gemetar.

"Gue? Gue udah bunuh Alan?"

Raka mulai terlihat panik, sekujur tubuhnya gemetaran, matanya telihat melihat kesana kemari. Pelipisnya benar-benar berkeringat. Dia benar-benar tidak menyangka telah membunuh seseorang dengan tangannya sendiri, bahkan itu sepupunya sendiri.

Pikiran Raka benar-benar kacau, melihat darah yang semakin banyak di lantai membuatnya terlihat menggertakkan giginya beberapa kali. Tapi, ada satu hal yang masuk kedalam pikirannya. Biar bagaimanapun, dia harus menyembunyikan pembunuhan ini, karena apabila tidak, dia benar-benar akan tamat.

Dan ada satu orang yang dapat membantunya. Raka mengambil handphonenya dari saku, dengan tangan gemetar dia mencoba menelpon CEO Central Kontruksi. Seperti yang dia bayangkan CEO Central Kontruksi bersedia membantu Raka untuk membuat kasus ini seperti kasus kecelakaan.

Akhirnya mereka membawa tubuh Alan kedalam mobil, dan menjatuhkan mobil itu ke jurang, dengan menyuap beberapa aparat. Kasus ini benar-benar selesai, kasus pembunuhan dengan mudahnya mereka rekayasa menjadi kasus kecelakaan tunggal. Setelah membunuh Alan, Raka semakin yakin, dia tidak akan menyerahkan Mandala Grup kepada siapapun, karena hanya itu yang dia miliki sekarang. Entah itu seorang keponakannya dan hanya gadis SMA, dia tidak akan segan-segan lagi. Mandala grup hanyalah miliknya seorang.

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang