Via menaik nafasnya berat. Sepulang sekolah dia memutuskan untuk pergi ke perusahaan bersama Noah. Via berada di depan perusahaan, dengan penuh doa, dia mengambil langkah pertamanya. Perusahaan kosmetik terlihat berbeda dari perusahaan biasanya yang terkesan formal. Interior kantor menggunakan warna cerah yang benar-benar kontras. Putih sebagai warna dasar, merah muda dan biru sebagai warna tambahan.
Meja-meja putih yang penuh pensil warna, kertas dengan berbagai gradasi warna, dan produk kecantikan dalam meja pameran.
Via menggunakan blazer warna coklat kali ini, dia memutuskan untuk menemui ibu Nova pertama kali. Ibu Nova berada dibagian keuangan, bagian paling vital dalam perusahaan. Dia juga ingin menanyakan insiden kemarin dengan lebih detail.
*******
"Selamat sore, silahkan duduk," ucap ibu Nova yang sudah menunggu Via di ruangannya.
"Terimakasih," ucap Via yang segera duduk di kursi.
"Mau minum apa, teh, kopi?"
"Teh aja bu,"
"Baiklah," Ibu Nova menekan bel yang ada di mejanya, setelah cleaning service datang, ibu Nova pun meminta dua gelas teh untuk di siapkan. "Kita mulai dari mana?" tanya Ibu Nova pada Via yang terus mengeluarkan wajah penasaran.
"Bagaimana kondisi perusahaan sekarang?" tanya Via.
Ibu Nova terlihat menarik nafas panjang dan menggengam kedua tangannya di meja. Benar-benar terlihat bagaimana perusahaan sedang tidak baik sekarang. "Setelah tujuh tahun ditinggalkan ibumu, kira-kira lima tahun ini. Perusahaan benar-benar tidak stabil, bahkan dalam 3 tahun terakhir trendnya selalu merugi. Apabila tidak bernaung dalam perusahaan Mandala Grup, mungkin perusahaan ini tidak dapat diselamatkan. Untuk insiden kemarin, sebenarnya ibu juga sudah menduga hal seperti itu pasti akan terjadi cepat atau lambat. Semenjak pamanmu membawahi Nature Republik secara langsung dan melihat kondisi perusahaan yang terus merugi, dia memikirkan strategi yang sangat kejam, dia tidak mau membayar pesangon yang banyak, karena para karyawan sudah cukup lama berada di perusahaan.
"Dia meminta karyawan menandatangai kontrak baru, yang hanya berjangka satu tahun dengan embel-embel penaikan gajih para karyawan. Tapi setahun kemudian setelah kontrak habis, banyak karyawan yang dipecat dan tidak bisa mengklaim pesangon sama sekali,"
Via hanya dapat menggigit bibirnya keras, dia benar-benar tidak menyangka paman Raka akan berbuat seperti itu. Walaupun itu untuk kebaikan perusahaan, tapi tidak harus sejahat itu kan?
"Apakah kita dapat mengembalikan kontraknya dalam jangka panjang?" tanya Via.
"Hal itu dapat dilakukan, tapi kembali lagi, perusahaan benar-benar sedang tidak baik. Efisiensi karyawan akan dapat terjadi kapanpun. Walaupun kita bernaung pada Mandala Grup, perusahaan yang terus merugi banyak, bisa kapan saja di tutup. Mengurangi jumlah karyawan dapat lebih diterima daripada menutup perusahaan dan semua orang akan dirumahkan."
Via menarik nafasnya berat. "Seberapa besar kemungkinan perusahaan akan ditutup?"
"Dengan kondisi sekarang, sepertinya perusahaan akan bertahan paling lama dua tahun lagi. Apabila tidak melakukan perubahan sama sekali, apalagi pamanmu yang sedang memegang Mandala Grup."
"Paman tidak sejahat itu kan? Aku mengenalnya dengan baik," Via terus mencoba menghilangkan pikiran buruk tentang pamannya, dia kenal pamannya sejak dia lahir. Pamannya adalah orang yang sangat baik, dia tau betul itu.
"Pamanmu sebagai keluarga, akan berbeda dengan pamanmu sebagai CEO. Itulah kenyataan pahit dunia pekerjaan. Siapapun dapat berubah kapanpun,"
Via hanya terlihat menunduk, hal yang terjadi padanya kemarin bukanlah suatu hal yang berat apabila dibandingkan dengan permasalahan sekarang. Perusahaan benar-benar lebih buruk dari perkiraannya. Mandala Grup memang sedang stabil, tapi tidak untuk Nature Beauty.
Via harus membagi waktu antara sekolah dan menjadi CEO, sangat tidak mudah, apalagi dia masih sangat minim pengalaman. Tugas CEO adalah seorang komunikator, pengelola, pengambil keputusan, dan mempertanggung jawabkan itu semua. Via memang tidak harus selalu berada dikantor, tapi dia harus memikirkan alur bagaimana perusahaan akan berjalan.
"Terimakasih bu, atas informasinya. Perusahaan sedang tidak baik karena penjualan yang terus merugi, saya akan menanyakannya langsung kepada bagian pemasaran. Beri saya waktu dua minggu untuk menentukan alur baru perusahaan. Semoga kita semua dapat menemukan jalan terbaik untuk perusahaan, sampai ketemu di rapat dua minggu lagi," ucap Via sembari tersenyum.
Ibu Nova hanya dapat tersenyum melihat senyuman Via. Senyuman penuh tekat di hati yang terlihat sangat goyah. Via terlihat cukup percaya diri, walaupun dengan segudang permasalahan di pundaknya.
"Apakah ada yang perlu saya siapkan untuk bahan rapat?"tanya Ibu Nova.
"Bisa kirimkan matriks pemasukan dan pengeluaran perusahaan, saya akan mencoba membuat alternatif untuk mengurangi defisit," sahut Via.
"Baiklah, nanti akan saya kirimkan ke email perusahaan."
"Terimakasih bu," Via berdiri dari kursinya. Dia terus mencoba meyakinkan dirinya sekali lagi. Permasalahan ini dapat dia pecahkan. Ibu dan ayahnya sedang melihat dari sana. Dia tidak boleh mempermalukan mereka.
"Saatnya kebagian pemasaran," batin Via yang berjalan meninggalkan ruangan keuangan dan menuju bagian pemasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agent (END)
Roman pour AdolescentsTentang Noah Pratama, seorang siswa SMA yang super cuek dan suka tidur di kelas, memiliki pekerjaan sebagai agent rahasia dan karena sebuah kontrak harus serumah dengan Via Wulan Cahya. Teman sekelasnya sendiri, orang yang super nggak enakan dan har...