Bab 49

341 61 23
                                    

"Maaf," ucap Via sembari menunduk.

Agnes dan Devi menunggu di depan gerbang ketika Via akan mengatakan masuk sekolah hari itu. Agnes dan Devi selalu menanyakan keadaan Via melalui pesan WA dan tak jarang menelponnya, tapi Via mencoba untuk mengabaikannya. Disaat dia benar-benar terpuruk, dia benar-benar tidak ingin berhubungan dengan siapapun, dan ketika semuanya selesai, Via lebih memilih meminta minta maaf secara langsung daripada melalui pesan WA. 

"Gue tau kalian marah, tapi gue benar-benar minta maaf," Via mencoba meminta maaf setulus yang dia bisa. 

Agnes dan Devi terlihat tersenyum melihat wajah bersalah sahabatnya itu. "Udah sarapan?" tanya Agnes.

Via hanya bisa terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Agnes. Via mengangkat kepalanya dan mencoba melihat wajah kedua sahabatnya, "Kalian nggak marah?" tanya Via bingung.

"Sebenarnya, kami benar-benar sangat. Devi bilang bakal ngepukul lo kalo entar ketemu di sekolah," sahut Agnes.

"Lalu?" tanya Via.

"Rasa khawatir kami lebih besar dari itu, ngelihat lo muncul di tv rasanya benar-benar lega. Gue nggak nyangka paman Raka yang berada dibalik semua itu, tapi itu 'pukulan yang bagus!" ucap Devi sembari merangkul Via.

"Ayo ke kelas, lo pasti belum sarapan, gue udah buatin sandwich," Agnes pun ikut merangkul Via. 

"Agnes, Devi," Via hanya bisa tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

"Setelah semua yang dia lalui, ternyata CEO kita masih sangat cengeng," ledek Agnes.

"Apa lo lupa gimana wajahnya waktu pertama kali di sorot kamera? benar-benar pucat pasi," Devi hanya bisa terbahak-bahak mengingat wajah gugup Via.

"Kalian ... ya udah, gue aja yang marah kalo gini ceritanya," Via melepaskan rangkulan Agnes dan Devi, dan berjalan lebih cepat meninggalkan mereka. 

Agnes dan Devi pun mengejar Via sembari tersenyum, "Yaelah, nggak boleh ngambekkan dah tua," ucap Devi.

"Biarin," Via semakin mempercepat langkahnya, setelah meninggalkan mereka agak jauh Via kemudian berbalik, "Gue bakal maafin kalo kita makan sandwich bareng waktu di kelas," ucap Via dengan senyuman.

Agnes dan Devipun ikut tersenyum melihatnya. "Gue cuman buat dua potong," 

"Ya udah, kalian bagi dua, gue sendiri," sahut Via.

"Tuan putri kita memang tidak pernah berubah," sahut Devi.

*********

Jam istirahat

"Ya, lo tau Bagas berhenti sekolah?" tanya Agnes. Agnes hanya perlu berbalik kebelakang untuk mengjangkau Via.

"Kenapa? Gue bener-bener baru tau, sepertinya dia ingin lebih serius dalam modelling," sahut Via.

"Kabarnya benar-benar menyebar hebat kemarin, katanya hari ini, hari terakhir dia di sekolah. Yang gue denger dia mau homescholling, alasannya karena harus bekerja di Neo grup."

"Bagas? Bekerja diperusahaan?"

Via benar-benar tidak menduga itu, dia benar-benar tau bahwa Bagas benar-benar tidak suka ketika ayahnya membuka topik soal perusahaan, dia hanya ingin menjadi model dan aktris.

"Kabar itu dapat dipercayakan?" tanya Via.

"Kabar itu langsung dari kepala sekolah, fans bar-bar Bagas langsung meminta kejelasan kepada kepala sekolah, mereka benar-benar gila. Tapi ... Ya, lo nggak bakal homeschooling juga kan?" tanya Agnes khawatir.

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang