BAB 14 : CEO?

525 132 5
                                    

Via mengucek matanya pelan. Hari libur membuatnya bangun agak siang hari ini. Dia meregangkan tubuhnya kuat, "hari sabtu memang yang terbaik," batin Via. Malam tadi cukup melelahkan. Kedatangan Agnes dan Devi yang begitu mendadak, membuat mereka hampir saja ketahuan. Untung saja Noah dapat bersembunyi bak cicak di langit-langit. Agent rahasia memang beda.

Via membuka hapenya, terdapat beberapa notif pada media sosialnya. Banyak sekali ucapan yang masuk, mungkin karena dia mengupload foto mereka bertiga tadi malam, jadinya banyak yang tau kalo Via sedang ulang tahun hari ini.

Via mencoba membalas beberapa ucapan, sebuah chat dari Bagas terlihat. Dia pun mencoba membukanya. Ada sebuah voice note dari Bagas.

"Happy Birthday Via

Happy Birthday Via

Happy Birthday, Happy Birthday

Happy Birthday Via"

Via tersenyum kecil mendengar nyanyian dari Bagas, suaranya cukup merdu walau terdengar malu-malu.

"Doaku, tetaplah menjadi Via yang rendah hati. Karena itu akan membuat hidup lo berjalan dengan baik seperti sekarang. Tetaplah menjadi Via yang pemaaf, karena hidup lo akan tenang apabila terus seperti itu. Tetaplah menjadi Via yang apa-adanya. Karena Via yang sekarang, tetaplah yang terbaik. Happy birthday. Maaf nggak bisa datang, ada jadwal syuting tadi malam," doa Bagas melalui voice note. "Oh iya, malam ini ada undangan makan malam dari ayah dan mamah. Lo harus datang ya ...."

Via sedikit syok mendengar undangan Bagas. "Gue harus pake baju apa? Itu cuman acara makan biasa doang kan?" balas Via. Via benar-benar tau bagaimana keluarga Bagas. Via terbiasa melihat mereka hidup dengan sangat mewah. Sebuah acara makan-makan keluarga. Bisa terlihat menjadi fine dining apabila bersama keluarga mereka.

Via memandang handphonenya kuat sembari menunggu jawaban dari Bagas. Ketokan pintu terdengar dari kamarnya.

"Ada apa?" tanya Via dari kasurnya.

"Ada tamu, lo belum makan juga kan? Makan dulu."

"Heh, Siapa?" Via bergegas menuju pintu kamar dan membukanya. "Dia nggak tau lo ada di rumah ini kan?" tanya Via panik.

"Pengacara ayah lo, keknya ada hal penting. Ayo kesana bareng, katanya dia ingin menemui kita berdua."

Noah mulai menundukkan kepalanya, melihat dari ujung kaki Via sampai kepala. Via terlihat imut karena menggunakan piyama berwarna pink. Baru kali ini Noah melihat Via menggunakan piyama, biasanya dia menggunakan kaos lengan panjang atau sweater ketika bertemu Noah di rumah.

Pipi Via mulai terlihat merona, dia menyadari Noah memperhatikan pakaiannya dari tadi. Via langsung membanting pintu dengan cepat. "Dasar mesum!" teriak Via.

Noah kaget mendengarnya. Pipi Noah pun langsung merona. "Ini nggak seperti yang lo pikirin, gue nggak ada maksud macem-macem. Sumpah. Via, lo harus dengerin gue," panik Noah sembari menggedor-gedor pintu.

"Tunggu di bawah, entar gue kesana!" ucap Via malu yang bersandar di belakang pintu.

"Noah lo kenapa sih, kek nggak pernah liat orang pake piyama aja. Walaupun emang nggak pernah sih. Kendalikan diri lo, jangan pernah lakuin yang aneh-aneh," batin Noah.

"Oke gue tunggu di bawah ya," ucap Noah

"Iya, duluan aja," sahut Via.

**********

Pengacara itu terlihat menggunakan sebuah jas dengan koper hitam kecil di sampingnya. Via dan Noah duduk bersebelahan, sementara pengacara itu duduk di depan mereka.

"Apabila ingin bertemu dengan kami, apakah itu ada hubungannya dengan kontrak yang aku dan ayah Via buat?" tanya Noah cepat. "Apakah ada pembatalan kontrak?" harap Noah.

"Seperti yang kalian tau, kontrak dapat dibatalkan apabila pihak kedua dapat membayar denda pembatalan kontrak, sebesar 10 milliar," tutur pengacara itu.

Noah hanya dapat mengeluarkan wajah kecewa.

Pengacara itu menaruh kopernya di meja dan mengeluar sepucuk surat.

"Kedatangan saya disini, untuk menjelaskan warisan dari bapak Nugroho alias ayah dari Via Wulan Cahya. Apabila umur Via Wulan Cahya tepat menginjak 17 tahun. Semua saham yang dimiliki bapak Nugroho akan dilimpahkan kepada anak satu-satunya, Via Wulan Cahya. Dengan saham sebesar itu, saudari Via Wulan Cahya berhak menjadi CEO Mandala Group. Akan tetapi untuk menjaga kestabilan perusahaan, sesuai dengan arahan paman Via. Bapak Raka Setiawan, Via Wulan Cahya akan menjadi CEO salah satu anak perusahaan Mandala Group. PT. Nature Beauty yang bergerak dibidang make up dan dibangun oleh ibu Via sendiri. Besok akan diadakan acara pengenalan CEO baru. Karena itu, saya selaku pengacara bapak Nugroho, meminta saudari Via Wulan Cahya untuk menyiapkan diri pada acara tersebut."

Via hanya dapat terpana mendengar penjelasan dari pihak pengacara tersebut.

"Untuk saudara Noah, seperti yang telah dikatakan dalam kontrak. Noah wajib terus bersama dan menjaga Via. Anda juga harus ikut dalam acara tersebut," sambung pengacara tersebut.

"Aku masih belum pantas untuk menjadi CEO, apalagi itu perusahaan yang telah dibangun oleh ibuku sejak awal. Aku tidak ingin menghancurkannya karena ketidakpawaianku," tutur Via cemas.

"Ayahmulah yang membuat warisan ini. Dia lah yang telah memutuskan apabila kamu memang pantas menerimanya. Perusahaan ini memiliki ribuan karyawan yang sumber rezekinya hanya dari perusahaan ini. Ayahmu tidak mungkin menggantungkan nasib ribuan karyawan kepada orang yang tidak akan mampu menjalankan perusahaan."

Via hanya terlihat menunduk, yang dikatakan pengacara itu benar. Ayahnya adalah orang yang benar-benar sangat ingin mensejahterakan para karyawannya. Karena itu ayahnya sangat disenangi oleh semua karyawan. Via benar-benar ingat bagaimana senyum para karyawan ketika ayahnya pergi ke pabrik bersamanya.

"Aku akan mencobanya, tapi apabila perusahaan memburuk, kau harus berjanji untuk memberhentikan aku pada posisi CEO," ucap Via sembari menatap kuat pengacara itu.

"Baiklah, acara pengenalan CEO baru akan dilaksanakan besok. Siapkanlah beberapa kata untuk membuat first impression yang baik. Selamat atas jabatan CEOnya," pengacara itu memajukan tangan kanannya untuk berjabat tangan.

Via menjabat tangan itu dengan ragu. "Aku selalu mendengar bagaimana kamu dari ayahmu. Berhentilah untuk cemas. Seperti ayahmu, perusahaan sudah berada ditangan yang tepat sekarang," ucapnya untuk menenangkan Via.

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang