Bab 33 : Flashback #2

325 59 7
                                    

--- Sepertinya flashback ini akan menjadi 4 part. Flashback yang berisikan peristiwa sejarah. Peristiwa sejarahnya akan sesuai dengan riset yang telah author lakukan, tapi untuk karakter yang ada dan yang mereka lakukan tetap fiksi ya...

BAB 33

1 Mei 1998

Pada bulan Mei 1998, Indonesia mengalami pukulan terberat krisis ekonomi 1997-1998 , yang menerpa kawasan Asia Timur, Asia Selatan dan Asia Tenggara . Meningkatnya inflasi dan pengangguran  menciptakan penderitaan di mana-mana. Ketidak-puasan terhadap pemerintahan zaman orde baru dan merajalelanya korupsi yang  juga meningkat.

Pada bulan April 1998, ketika Soeharto untuk terakhir kalinya terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia, setelah masa bakti 1993-1998 , mahasiswa dari berbagai universitas di seluruh Indonesia menyelenggarakan demonstrasi besar-besaran. Mereka menuntut pemilu kembali diadakan dan tindakan efektif pemerintah untuk mengatasi krisis.

Ini adalah insiden terbaru, ketika mahasiswa Indonesia meneriakkan aspirasi rakyat dan dipukuli karena dianggap akan menimbulkan gangguan.

Sebuah rapat organisasi fotografi sudah berlangsung selama sepuluh menit, suasana terlihat semakin panas. Ide Evan menggerakkan anggota organsasi untuk melakukan aksi demo ditolak mentah-mentah oleh Raka. Menurut Raka itu sudah keluar dari tujuan kenapa organisasi tersebut didirikan. Dan melakukan demo adalah kehendak pribadi dari orang tersebut.

"Tidak! Apabila lo mau ikut demo, lo bisa ikut sebagai pengurus BEM, tapi jangan memaksa kami untuk mengikuti demo!" sanggah Raka. Sejak demo terakhir yang dilaksanakan pada bulan April sudah banyak sekali aksi kekerasan yang dilakukan aparat pada para mahasiswa. Dan Raka tidak ingin para anggota organisasi mengalami hal tersebut.

"Tujuan organisasi kita memang tidak untuk melakukan demo. Tapi, tugas kita sebagai mahasiswa adalah menyampaikan aspirasi untuk Indonesia yang lebih baik!" tegas Evan.

Seperti yang dikatakan Evan, Indonesia tidak sedang baik-baik saja sekarang. Korupsi, Kolusi, Nepotisme sudah sangat memprihatinkan di negeri ini. Dan para mahasiswa Trisakti sudah merencanakan agenda pada 12 Mei 1998 untuk melakukan aksi damai, untuk membuat presiden turun dari tahtanya.

"Tugas kita adalah memberi tahu pada yang lain. Kita akan menjadi media yang akan memberi tahu pada masyarakat bahwa aksi itu memang perlu untuk dilakukan. Diktator bekerja dengan menguasai media. Media hanya memberikan berita yang memang mereka inginkan. Dan sebelum tanggal 12 mei 1998, gue berharap kita dapat membuat sebuah koran, dengan fakta yang ada, untuk menggali massa yang lebih banyak," terang Evan.

Suasana rapat menjadi hening seketika. Rencana Evan memang bagus, dan klub mereka memang beberapa kali membuat majalah maupun koran mengenai kegiatan kampus. Tapi, aksi kali ini benar-benar sangat berbahaya.

Di tengah keheningan tersebut, Riska terlihat mengangkat tangannya. "Gue nggak suka demo, gue nggak suka kekerasan, tapi, gue lebih nggak suka apabila negara kita akan selalu seperti ini. Dan gue sangat yakin, apabila aksi kita mengumpulkan massa ketahuan, kita akan segera dimasukkan ke dalam penjara. Jadi karena itu, gue ingin, apapun yang terjadi nanti, kita akan melakukan semua itu tanpa penyesalan. Yang tidak setuju dengan rencana Evan, dapat meninggalkan ruangan."

Ada sekitar tiga puluh anggota fotografi di ruang rapat tersebut. Aksi mereka sebenarnya jauh lebih berbahaya dari melakukan demo yang dilakukan secara massal, menyebarkan sebuah fakta dan mencari massa akan memudahkan aparat untuk memberikan fitnah pada mereka.

Satu demi satu, anggota organisasi mulai meninggalkan ruangan rapat. Riska dan Evan hanya bisa menunduk, mereka hanya dapat melihat kaki para anggota mereka yang berjalan keluar ruangan. Hal itu memang sudah mereka duga dari awal. Hampir sekitar sepuluh menit untuk memastikan bahwa tidak akan ada yang berubah pikiran lagi. Evan dan Riska pun mengangkat kepala mereka.

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang