SBSS NEWS
"Setelah kegaduhan akan video pelemparan telur kepada CEO Muda PT. Nature Beauty. CEO Muda tersebut memberikan video klarifikasi, bahkan meminta penyelidikan menyeluruh oleh kepolisian tentang penyalahgunaan kontrak dan pelanggaran UU ketenagakerjaan. Polisi bahkan telah mendapatkan laporan tentang penjualan narkoba oleh pihak Mandala Grup. Karena hal itu, pagi ini, Raka Setiawan telah ditangkap di kediamannya."
Terlihat sebuah rekaman bagaimana Raka keluar dari rumahnya dengan tangan terborgol, Raka hanya dapat menunduk dengan wajah penuh depresi, para wartawan yang sudah lebih dulu mengetahui tentang penangkapan Raka pun sudah siap mengambil beberapa foto tentang penangkapan seorang pemilik Mandala Grup.
"Bukan hanya untuk kasus pengedaran narkoba dan pelanggaran UU ketenagakerjaan, kami mendapatkan konfirmasi dari polisi, bahwa ada kemungkinan kasus pembunuhan yang juga telah dilakukan Raka. Dalam hal ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan, dan mencoba mengungkapkan semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Raka."
*********
"Ayah, Ibu, akhirnya aku bisa membuat orang yang telah membunuh kalian berada di penjara," Noah kemudian meletakkan beberapa bunga di depan batu nisan kedua orang tuanya.
"Evan dan Riska, pasti sangat bangga disana," ucap Paman Noah sembari memegang bahu keponakannya.
"Akhirnya aku tau kenapa paman menyiksaku setiap hari," Noah menatap pamannya lekat.
Paman Noah hanya dapat tersenyum kecil mendengarnya. Paman Noah dari kecil sangat memaksanya mempelajari bela diri dan ilmu menjadi mata-mata. Tujuannya hanya satu, membalaskan dendam kedua orang tuanya. "Apa kau akan berhenti menjadi agent setelah ini?"
"Bagaimana paman bisa mendapatkan uang tanpa aku yang harus bekerja dilapangan," sahut Noah sembari tersenyum.
"Tapi, kau pasti memiliki sebuah mimpi kan?"
Noah terlihat cukup terkejut mendengar pertanyaan dari pamannya.
"Kamu harus kuliah, orang tuamu pasti akan mengutukku apabila terus memperkejakan anaknya setiap malam," pandangan paman Noah mulai terlihat lirih ke arah makam kakak dan kakak iparnya.
"Bagaimana apabila menjadi agent yang sebenarnya?" sahut Noah.
Paman Noah hanya memindahkan pandanganya ke arah keponakannya itu. Biar bagaimanapun, Noah sudah seperti anaknya sendiri. Memilih pekerjaan seperti yang dia pilih dengan bekal yang dia berikan selama ini. Dia benar-benar mendapatkan sebuah kebanggan sebagai seorang ayah sekarang.
"Kalo begitu kita harus menambah latihannya kan?" ucap Paman Noah sembari tersenyum.
Noah hanya bisa terkekeh mendengarnya, "Sepertinya aku berubah pikiran."
"Evan, Riska, aku akan menjadikan anak kalian sebagai agent terbaik di Indonesia," ucap paman Noah sembari menunduk, dia bahkan ikut menundukkan kepala Noah dengan tangan kanannya. "Sekarang, kamu harus meminta restu kepada orang tuamu,"
Noah mulai memejamkan matanya. "Ayah, ibu, pekerjaan ini memang terlihat sangat berbahaya, tapi disetiap pekerjaan yang kulakukan, entah kenapa ada sebuah kehangatan ketika aku dapat membantu seseorang. Ayah, Ibu, aku akan bersungguh-sungguh dari sekarang. Jangan terlalu khawatir disana, kalian pasti akan bangga melihatku disini. Terimakasih atas semuanya." Noah kemudian membuka matanya dan mulai menegakkan badannya.
"Ayo kita pulang, aku harus membereskan barang-barangku dari rumah Via," ucap Noah.
"Kau akan pergi dari sana?"
"Tentu saja, aku sudah menghubungi pengacara, kontrak dapat dibatalkan apabila Raka masuk ke dalam penjara. Dari awal memang itulah yang menjadi keinginan ayah Via."
Paman Noah melihat ke arah jam tangannya, "Via sudah masuk sekolahkan, kamu nggak pamit?"
"Nanti malah canggung kalo aku pamit," ucap Noah sembari menggaruk bagian belakang kepalanya. "Sepetinya lebih baik seperti ini."
Paman Noah hanya dapat tersenyum melihat tingkah keponakannya. Dia tau sebenarnya Noah mulai suka dengan Via, tapi Noah benar-benar tidak mempunyai pengalaman soal cinta. Dari wajahnya dia sepertinya benar-benar berat meninggalkan rumah itu.
"Baiklah, ayo kita ambil barang-barangmu."
*******
Setelah sudah selesai memasukkan semua barangnya ke dalam koper, dia melihat ke arah kasur yang dia gunakan tiap malam, menatap langit-langit yang selalu dia lihat sebelum tidur. Mungkin, hanya sekitar beberapa bulan. Tapi, entah bagaimana terlalu banyak kenangan di tempat ini.
Noah menarik gagang kopernya dan mulai keluar kamar, menuruni tangga satu persatu dan akhirnya sampai di depan kamar Via. Dia hanya dapat tertawa kecil beberapa kali ketika harus mengingat bagaimana susahnya membangunkan Via yang lagi tidur. Tapi dia sudah mulai dapat lebih tenang, Via sudah terbiasa bangun lebih dulu darinya sekarang.
"Kebo, jangan kesiangan lagi ya."
Noah kembali menarik kopernya, dia berjalan ke arah dapur untuk melihat apakah ada piring kotor yang dapat dia bersihkan sebelum pergi. Meja makan yang menjadi seperti titik kumpul mereka tiap pagi dan malam. Dia benar-benar ingat bagaimana takutnya Via waktu pertama kali mencoba masakkannya. Tapi makan begitu lahap begitu merasakannya. Via juga sempat memasak beberapa kali ketika Noah terluka. Walaupun masakannya terasa biasa, entah kenapa, Noah ingin mencobanya lagi kali ini.
Kenapa semuanya terasa begitu sesak sekarang? Noah hanya dapat memegang dadanya yang terasa sesak. 'Apa gue nggak ingin ninggalin tempat ini? ' Noah hanya menggeleng beberapa kali untuk menjernihkan pikirannya. "Gue hanya terbiasa berada disini, tempat pulang dan tempat istiharat, karena itu semuanya terasa berat. Jangan berpikiran yang aneh-aneh, paman sudah menunggu diluar. "
Noah kembali menarik kopernya dan berjalan keluar rumah. Dia sudah sampai di luar rumah, mendongak dan melihat sekeliling untuk terkahir kalinya. Dia kemudian mengunci pintu dan menaruh kuncinya di bawah karpet.
"Gue pamit."
----Sedih juga ya nulis beginian. Mana tinggal dua chapter lagi ._.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agent (END)
Teen FictionTentang Noah Pratama, seorang siswa SMA yang super cuek dan suka tidur di kelas, memiliki pekerjaan sebagai agent rahasia dan karena sebuah kontrak harus serumah dengan Via Wulan Cahya. Teman sekelasnya sendiri, orang yang super nggak enakan dan har...