BAB 5 : MISI
Noval melihat kearah jam dinding pos jaga yang sudah menunjukan pukul 11, "To, udah saatnya patroli," ucap Noval pada teman jaganya Anto.
Seperti biasa setiap setengah jam mereka akan berpatroli mengitari gedung berlantai 10 itu. Walaupun tidak ada yang bisa masuk tanpa ID Card, mereka tetap berpatroli sesuai SOP mereka. Noval dan Anto mulai berjalan menuju gedung dan dua orang tetap stanby di pos jaga.
Langkah Noval terhenti ketika semak di samping gedung bergoyang. "Ada apa Val?" tanya Anto.
"Duluan aja To, gue mau ngecek sesuatu," sahut Noval yang kemudian berjalan perlahan menuju semak belukar itu.
"Oke," ucap Anto menuju gedung meninggalkan Noval.
Noval yang agak penasaran dengan semak itu, mulai mendekatinya. Dia meneguk ludahnya pelan. Sudah banyak kabar horror tentang gedung itu, tapi baru kali ini dia melihat hal yang aneh. Noval mengambil langkah perlahan dan semakin dekat dengan semak. Perasaannya kembali lega setelah seekor kucing keluar dari semak itu.
'Cuman kucing toh, ngagetin aja," batin Noval.
Tapi perasaan lega itu hanya sebentar, mulutnya tiba-tiba tertutup oleh sesuatu. Dia mencoba memberontak dengan sangat kuat. Tapi dekapan orang yang menutup mulutnya jauh lebih kuat.
"Tenanglah, ini hanya obat bius," bisik Noah pada Noval.
Noval tetap mencoba memberontak sekuat tenaga, sampai obat bius itu menghilangkan kesadarannya total. Noah menarik tubuh Noval dengan mengunci kedua tangannya pada ketiak dan bahu Noval. Menaruh Noval dibalik semak, mengambil id card dan pakaiannya. Agar lebih aman, Noah menutup mulut Noval dengan lakban serta mengikat kaki dan tangannya.
Noah memakai topi hitam agar wajahnya tidak terlalu nampak di CCTV. Dia mencoba berjalan senormal mungkin. Menempelkan ID CARD dan pintu gedung itu dapat terbuka.
"Dimana letak ruang servernya?" tanya Noah.
"Lantai 3, tepat di sudut kanan lorong,"
"Baiklah."
Noah mulai mencari tangga dan berjalan menuju lantai Tujuh. Walaupun dia dapat menyamar dengan baik tetapi dia harus tetap menghindari para penjaga yang berpatroli, beberapa kali cahaya senter membuatnya harus bersembunyi di balik ruangan. Keadaan gedung yang gelap membuat dia mudah menghindari para penjaga. Karena cahaya senter terlihat bergitu jelas.
Setelah melihat papan nama dan memastikan ruangan itu benar, Noah masuk kedalam.
"Aku cuman perlu menancapkan flash disk nya kan?"
"Iya, tapi kau harus menunggunya sebentar."
Noah menutup pintu ruangan itu perlahan, sebuah dentuman dapat membuat semua orang curiga. Noah menancapkan Flash Disk itu pada salah satu CPU di ruang server.
Paman yang berada di rumahnya segera melakukan hacking setelah flash disk itu terkonfirmasi di komputernya. Tangannya terlihat sangat mahir melakukan hacking, hobbynya pada komputer membuatnya dapat masuk kedalam pasukan khusus. Akan tetapi pasukan khusus tidak dapat menerima seseorang yang sudah cacat, walaupun hanya berada di balik komputer. Beberapa kondisi mengharuskannya berkerja langsung di lapangan karena gangguan koneksi dan lain-lain.
"Apa kalian melihat Noval?" tanya Anto pada walki talki pos jaga.
Suara Anto terdengar oleh Noah, sepertinya Anto berada di dekatnya sekarang.
"Bukannya dia sedang patroli denganmu?" tanya seorang dari Pos.
"Aku belum melihatnya, biasanya kami akan bertemu di lantai 5, tetapi aku sudah dilantai 7 dan belum melihatnya sama sekali. Ditelpon juga tidak menjawab."
"Baiklah, aku akan mencarinya," ucap seseorang di pos yang kemudian berlari menuju gedung.
"Paman? Masih belum? Aku harus segera meninggalkan gedung ini," tanya Noah yang menyadari aksinya telah ketahuan.
"Sebentar lagi," Paman yang mendengar suara Noah terdengar panik, mencoba sekuat mungkin agar dapat melakukan hacking dengan cepat. Jari-jarinya bergerak di keyboard dengan sangat cepat. Sebuah kotak loading berjalan perlahan di layar komputernya. 97, 98, 99, "Selesai," Paman pun menekan enter dengan cepat untuk menyelesaikan hackingnya.
Dengan cepat Noah langsung mencabut Flash Disk. Noah berjalan kedepan pintu dan mencoba mengintip, setelah memastikan semuanya aman, dia mulai berjalan perlahan.
Melihat kearah tangga dan sepertinya aman. Dia mencoba menuruni tangga perlahan, "Apa tak ada akses lain, selain pintu masuk itu?"
"Ada pintu lain, tapi itu menggunakan kunci manual. Dengan menggunakan kunci ID Card, hanya itu satu-satunya jalan menuju keluar,"
"Entah kenapa, firasatku agak buruk malam ini," ucap Noah.
Setelah berada di lantai 1. Langkah Noah harus terhenti, firasat buruknya ternyata benar. Para penjaga sudah menunggunya dari tadi. Penjaga yang berada di pos, ketika ingin pergi ke dalam gedung, langkahnya terhenti oleh suara Handphone. Setelah dia cari sumber suara itu, ternyata ada seorang rekannya Noval sudah terikat di balik semak-semak. Karena itu mereka menunggu Noah di satu-satunya jalan akses keluar.
"Aku dihadang oleh 3 orang sekarang," ucap Noah melalui earphone yang kemudian mulai memasangan masker hitamnya.
"Apa kau bisa melawannya?"
"Dilihat dari postur mereka, sepertinya aku dapat melawan mereka dengan mudah, lagi pula mereka tidak membawa senjata apapun," ucap Noah sembari melihat kearah tiga penjaga itu. Mereka sudah terlihat berumur, dengan latihan bela diri yang Noah latih sejak kecil. Melawan mereka yang tanpa senjata bukanlah hal yang sulit.
"Jangan sampai ada yang terluka parah, kita bukan penjahat," ingatkan paman.
"Hey apa yang kau lakukan disini?" tanya salah seorang penjaga.
Melihat Noah yang tak membawa apapun, mereka yang awalnya mencurigai Noah sebagai pencuri mulai meragukan perkiraan mereka.
Para penjaga mengarahkan senternya pada wajah Noah, Noah yang menyadari itu langsung reflek menutup wajahnya dengan tangan.
"Sudahlah, dia telah menyerang Noval. Ayo kita tangkap," ucap Anto yang mulai berjalan dan diikuti kedua temannya.
Noah mulai memasang kuda-kuda. Kaki kananya dia tarik ke belakang, dan kedua tangannya mengepal .
Anto terlihat sangat tenang, dia berjalan perlahan ke arah Noah dan mencoba menggegam bahu Noah. "Menyerahlah, kami akan membawamu kekantor polisi sekarang," ucap Anto tenang.
Noah mengambil tangan Anto dengan tangan kanannya. Memutar tubuh Anto lalu menekuk tangannya kuat. Anto pun hanya dapat meringis kesakitan. "Apa yang kalian berdua lakukan? cepat tolong aku!"
"Tenanglah, aku tak akan mematahkan tanganmu, tapi aku tidak tau nanti, sebaiknya kau suruh temanmu mundur," ucap Noah yang semakin menguatkan tarikannya.
Anto semakin meringis karena bahunya benar-benar tertarik sekarang. "Berhenti ...," teriak Anto pada kedua temannya, mendengar itu kedua temannya pun menghentikan langkahnya.
"A-apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanya Anto sembari meringis.
Noah perlahan demi perlahan berjalan menuju ke depan pintu sembari menyeret Anto agar dia tetap aman. Setelah pintu tepat di sampingnya, dia melemparkan tubuh Anto kuat. Noah pun berlari meninggalkan gedung sekuat tenaganya.
Kedua teman mereka menangkap tubuh Anto yang mau tersungkur. Noah pun memberikan lambaian tangan di depan dadanya sebagai tanda bahwa mereka akan gagal menangkapnya.
"Apa yang kalian lakukan? Cepat kejar dia ...." perintah Anto pada kedua temannya, sementara Anto terduduk di lantai sembari memegang bahunya yang terasa menyakitkan.
Karena tidak ada lagi yang berjaga di pos. Noah dapat keluar dengan aman, dia melompati pagar dengan mudah. Dan berlari menuju motornya. "Misi selesai, aku akan pulang sekarang,"ucap Noah pada earphonenya.
Noah pun menggas motornya dan menekan rem belakang agar motornya dapat berputar dengan cepat. Setelah berhasil menghadap jalan raya, dia pun melaju dengan sangat cepat mengenakan motor hitam sportnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agent (END)
ספרות נוערTentang Noah Pratama, seorang siswa SMA yang super cuek dan suka tidur di kelas, memiliki pekerjaan sebagai agent rahasia dan karena sebuah kontrak harus serumah dengan Via Wulan Cahya. Teman sekelasnya sendiri, orang yang super nggak enakan dan har...