BAB 3 : BAGAIMANA INI?

1K 251 32
                                    

Via berada di kamarnya sekarang, masih dengan pekaian sekolahnya dia benar-benar bingung harus bagaimana.

Gimana gue bisa mandi dengan tenang dalam keadaan kek gini.

Satu rumah dengan pria yang bahkan gue nggak akrab sama sekali.

Ayah, apa yang sebenarnya ingin ayah lakukan?

Via menjambak-jambak rambutnya kesal.

Gue harus gimana sekarang?

Sebuah ketukan pintu terdengar,

"Ada apa?" tanya Via.

"Makanannya udah siap, keluarlah. Kita harus makan sama-sama," ajak Noah dari balik pintu.

Ayah ... Kenapa kau melakukan ini?

"Iya ..., bentar lagi gue akan keluar," Via mulai merapikan rambutnya dan keluar kamar.

Via berjalan menuju dapur dan melihat Noah yang sudah makan di meja makan. Matanya terus tertuju pada Noah yang sedang makan. Noah terlihat agak rapi dari biasanya, mungkin karena dia baru saja mandi, dengan sweater coklat dan celana jeans dia terlihat berbeda. Via melihat menu makanan yang tersedia di meja makan.

"Apa bener lo yang memasak ini semua?" tanya Via heran.

Sebuah sajian lengkap terdapat di meja makannya. Ikan goreng, capcay, udang dan cumi goreng tepung, dilengkapi dengan sepiring kecil sambal. Via bahkan tidak bisa masak seperti ini.

"Makanlah, gue akan di denda 10 miliar kalo lo nggak makan."

Via menarik kursi dan duduk di kursi meja makan, bahkan piringnya sudah terisi dengan nasi. Benar-benar sajian yang telah disiapkan untuknya.

Via masih terbengong dengan fakta bahwa Noahlah yang memasak ini semua. Orang yang kerjaannya hanya tidur di sekolah ternyata bisa memasak sebaik ini.

"Gue nggak menaroh yang aneh-aneh, lo nggak perlu ngeluarin wajah seperti itu," ucap Noah.

Dengan menghiraukan Noah, Via mulai mengambil lauk demi lauk ke piringnya. Dan mulai mencicipinya.

"Enak, bagaimana bisa?" batin Via.

"Lo belum mandi? Tenanglah, gue nggak akan ngelakuin hal yang aneh-aneh. Mandilah dengan tenang." Noah melihat Via yang masih mengenakan seragam sekolahnya. Via wajar akan sangat takut dalam kondisi ini. Tapi Noah memang tidak memiliki niat apapun padanya. 

"Apa dia aslinya emang secerewet itu. Tapi nada cueknya bener-bener membuat kesal," batin Via. 

Nada cuek seperti itu, bukanlah tanda peduli, Via benar-benar yakin Noah hanya merasa terepotkan apabila Via tidak dapat tenang.

"Lo akan tidur di kamar mana?" tanya Via karena banyak kamar yang berada di rumahnya.

"Gue akan tidur di lantai 2."

"Nggak ada yang boleh tau tentang ini!" ancam Via.

"Lo pikir, gue mau kalo teman sekelas mengetahui ini?"

"Lo nggak boleh ngebuka pintu apabila ada tamu,"

"Iya."

"Lo nggak boleh berkeliaran di taman rumah."

"Iya."

"Lo nggak boleh berfoto atau update status didalam rumah!"

"Apa lo pikir gue se alay itu!"

"Manusia mana yang tidak memiliki sosial media sekarang!"

"Gue! Gue bukan manusia!" ucap Noah yang kemudian membawa piringnya dan pergi ke wastafel dapur. "Taruh semua makanan yang belum abis ke kulkas, gue akan menghangatkannya untuk besok pagi."

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang