Semua berkas Re-branding sudah Via bagikan sebelum rapat. Sekarang semuanya fokus membaca rencana Re-branding tersebut.
"Pa Agung, untuk bagian produksi apakah akan ada kendala?" tanya Via.
Pa Agung yang sedang fokus membaca dan mengalihkan perhatiannya ke arah Via. "Untuk produk sendiri, tidak terlalu banyak perubahan, jadinya semuanya akan aman. Mungkin untuk packaging yang berubah hampir 80% akan memakan waktu dalam pengerjaan," tutur Pa Agung.
Dalam rencana Re-branding mungkin packaging lah yang paling banyak berubah. Packaging memang menjadi perhatian khusus Via. Karena dari data kuesioner yang dikumpulkan, packaging adalah faktor penting kenapa konsumen membeli produk tersebut. Sekarang make up menjadi kebutuhan primer wanita manapun, tak perduli tempatnya, mereka akan merias diri apabila dianggap perlu. Dengan packaging yang elegan dan lucu, mereka akan dengan bangga menggunakan produk tersebut di tempat umum.
"Kira-kira berapa lama untuk melakukan produksi packaging secara menyeluruh?" tanya Via kembali.
"Sekitar 2 minggu, mungkin kita sudah bisa melakukan launching produk baru kita. Tapi itu semua harus ditunjang dengan dana yang sudah siap dari awal, karena apabila melihat dari desainnya, sepertinya dana untuk produksi akan jauh lebih banyak,"
Mendengar hal tersebut, Via mengalihkan pandangannya kepada Ibu Nova. "Bagaimana bu Nova?" tanya Via.
"Karena ini masih awal tahun, sepertinya untuk biaya produksi masih dapat dilaksanakan. Aku minta tolong rincian anggaran biayanya dikirimkan secepat mungkin," tutur Bu Nova.
"Baiklah," sahut Pa Agung.
"Untuk ka Ninda, setelah melihat berkas Re-branding tersebut, apakah ada teknik marketing khusus yang akan kita gunakan?" tanya Via.
"Karena produk kita akan fokus pada pengguna make up baru, ada satu program yang mungkin dapat melonjakkan penjualan. Bagaimana kalo kita jual dengan paketan? Paketan produk make up untuk para pemula, seperti yang CEO Via jelaskan di awal, kita akan membuat paket make up concealer, seperti bb cream/ foundation, bedak tabur, countur, eyeshadow, eyeliner, highliter, mascara, dan liptint. Paket tools seperti brush eyeshadow, brush bedak, brush countur, beauty blender, tentu saja dengan potongan harga," tutur Ninda antusias, "tapi kita tetap akan menjual dalam bentuk satuan."
"Apakah ada tanggapan?" tanya Via pada peserta rapat.
"Setuju."
"Setuju."
"Sepakat," sahut para peserta rapat.
"Bagian marketing harus berkonsultasi dengan bagian keuangan untuk menentukan harga tiap produk dan paketan, selanjutnya untuk iklan, apakah memungkinkan untuk memasang iklan di televisi?" tanya Via pada ibu Nova.
Wajah ibu Nova terlihat agak murung ketika mendengar pertanyaan tersebut. "Biaya memasang iklan di TV rata-rata 100 juta per tiga puluh detik. Dengan memasang iklan selama satu minggu dan di berbagai channel, akan memakan dana sekitar 100 milliar rupiah, dana kita sudah banyak terkuras di bagian produksi, sepertinya akan sulit untuk memasang iklan di televisi."
Via mengetuk-ngetuk meja pelan sembari berpikir, semuanya akan percuma apabila produk mereka tidak bisa dilihat oleh para calon konsumen,
"Tunggu, sepertinya masih ada pilihan lain. Menurut data kuesioner, alasan seseorang membeli make up juga karena melihat review dan public figure kesukaannya memakai produk tersebut."
"Youtube, kita akan bekerja sama dengan youtuber, hal itu sepertinya juga lebih bagus, karena produk kita akan langsung mendapatkan Review dari mereka," tutur Via.
"Itu ide bagus, menggunakan seorang influencer juga lebih memperlihatkan hasil kalo di jaman sekarang. Tapi, kita harus kembali mengecek track record mereka. Kita tetap harus menjaga image, bahwa kita adalah perusahaan besar, walau bagaimanapun kita bernaung di Mandala Grup. Kesan mewah juga tetap harus kita pertahankan," sahut Ninda.
Seperti yang Ninda bilang, menggunakan influencer memang lebih terjangkau. Akan tetapi cara mereka memasarkan produk terkadang begitu biasa, mereka hanya sekedar posting dan memakai caption seadanya. Produk mereka tidak boleh di sejajarkan dengan produk pemutih abal-abal.
"Baiklah, tugas tim marketing sekarang, adalah menentukan youtuber dan influencer yang akan kita ajak kerjasama. Dan menentukan langkah promosi yang tepat bersama mereka."
"Baiklah, seperti Pa Agung. Kami meminta waktu dua minggu untuk melakukan hal tersebut," sahut Ninda.
"Sepertinya, rapat kita cukup sampai disini. Rapat selanjutnya akan dilaksanakan dua minggu lagi. Kepada semua divisi dimohon untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Sekali lagi terimakasih atas kehadirannya. Rapat saya tutup, terimakasih," ucap Via.
*********
Noah menunggu Via di lobby perusahaan. Sekarang sudah pukul tiga siang, sudah hampir dua jam Via berada di ruang rapat. Noah masih menatap foto paman Raka di dinding perusahaan dengan tajam. Pamannya tidak menemukan hal yang aneh dengan perusahaan. Semua data terlihat sangat bersih.
Noah tidak mungkin salah ingat. Yang dia foto sedang menyuap BPOM memang benar-benar paman Raka. Dan tak ada alasan dia menempatkan Via di perusahaan Nature Beauty selain untuk mehancurkannya kan?
Pandangan Noah teralihkan pada Via yang berjalan pelan ke arah lobi. Dengan wajah pucat, Via terlihat terus memegangi perutnya. Karena khawatir Noah bergegas menghampiri Via.
"Lo nggak papa kan? Rapatnya lancar aja kan?" tanya Noah panik.
Via terlihat agak menunduk dan memegangi perutnya erat. "Gue, gue lapar," sahut Via lemah.
Noah hanya bisa menghela nafasnya kesal. Via sekarang semakin sering menjailinya, dan itu benar-benar mengesalkan bagi Noah.
Melihat wajah kesal Noah. Via hanya bisa tertawa dan kemudian membenarkan posturnya. "Jangan marah dong, gitu aja marah, yok ke kantin, gue beneran laper."
Noah hanya berjalan dengan kesal meninggalkan Via. Melihat itu, Via pun menyusul Noah sembari tersenyum.
"Nggak jadi nanya hasil rapat?" tanya Via dengan senyuman semeringah pada Noah.
Noah hanya dapat mendengus dan melihat ke arah Via. "Melihat wajah lo seceria ini, rapatnya pasti sukses kan?" sahut Noah.
"Hehehe, makasih ya ...."
"Makasih buat apa?" tanya Noah bingung.
"Ya, makasih aja," sahut Via cepat dengan senyuman.
"Makasih untuk selalu perduli, makasih untuk kuesionernya, makasih untuk perlindungan dari sinar mataharinya, gue tau kok, lo sengaja bangun untuk ngelindungin gue dari sinar matahari di sekolah. Pokoknya makasih untuk semuanya," batin Via.
### Makasih juga untuk kalian yang hadir untuk membaca cerita ini ....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agent (END)
Teen FictionTentang Noah Pratama, seorang siswa SMA yang super cuek dan suka tidur di kelas, memiliki pekerjaan sebagai agent rahasia dan karena sebuah kontrak harus serumah dengan Via Wulan Cahya. Teman sekelasnya sendiri, orang yang super nggak enakan dan har...