BAB 18 : MIMPI SEMUA ORANG

461 116 8
                                    

Via hanya terlihat menunduk dengan wajah sangat shock, dia hanya bisa menggenggam lengan pakaian Noah dengan keras.

"Tenanglah, ini bukan salah lo. Jangan berpikir yang aneh-aneh. Perusahaan memang sedang nggak baik sekarang. Saat ini, cukup berlindung sama gue. Seorang CEO nggak mungkin bau telur mentahkan?" ucap Noah yang terus menerus di hantam oleh telur mentah.

********

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU!" ucap pelayan itu yang terus menerus melempar telur kepada Noah. "Kalian memecat ibuku yang telah bekerja di perusahaan ini selama sepuluh tahun dengan semena-mena. Bahkan tanpa pesangon apapun. Ini benar-benar nggak adil. KALIAN SEMUA GILA!"

Semua yang berada di ruangan itu terlihat benar-benar shock. Tidak ada yang menyangka bahwa akan ada seorang pelayan yang melemparkan telur pada calon CEO baru.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN? CEPAT TANGKAP ORANG GILA ITU," teriak Bagas pada pada para penjaga.

Para penjaga yang mendengar teriakan Bagas langsung berlari ke arah pelayan itu. Mereka menangkap dan mencoba membawanya. Tapi pelayan itu terus menerus memberontak.

"LEPASKAN AKU. AKU BELUM SELESAI. SIAPAPUN YANG TELAH MEMECAT IBUKU SEENAKNYA. KAU, KAU BENAR-BENAR BUKAN MANUSIA!" ucap pelayan itu yang terus menerus berontak dan akhirnya dapat dibawa keluar oleh penjaga.

Noah benar-benar merasakan bagaimana gemetarnya tubuh Via. Via benar-benar shock. Semua yang telah dia persiapkan tiba-tiba hancur dan dia benar-benar bingung harus bagaimana sekarang. Noah membalikkan tubuh Via. Melihat wajah Via yang hanya bisa tertunduk. Noah kemudian mengangkat kepala Via ke arahnya.

"Tenanglah, ini bukan salah lo. Lo dapat liat sendirikan, nggak ada satupun telur yang mengenai lo, lo dapat melanjutkan acaranya ketika semuanya sudah tenang. Via, lo pasti bisa. Gue yakin lo pasti bisa. Fokuslah, dan perlihatkan bagaimana Via menghadapi semua ini. Seorang CEO harus selalu kuat kan?" Noah memberikan senyuman di akhir kalimatnya.

Via hanya bisa memberikan anggukan kecil pada Noah.

Noah memberikan cubitan di kedua pipi Via untuk membuatnya sadar sepenuhnya. "Semua mimpi ada di tanganmu sekarang. Mimpi ibumu, mimpi ayahmu, dan mimpi semua karyawan dibawahmu. Via dapat menghadapi masalah ini. Semangatlah ...," Noah hanya bisa memberikan senyuman untuk menyemangati Via.

"Mohon maaf atas masalah tadi," pembaca acara segera mengambil alih setelah pelayan itu berhasil dibawa keluar oleh para penjaga. "Apakah, ibu Via perlu waktu untuk menenangkan diri dulu?" tanya pembawa acara tersebut.

"Gue turun dulu. Jangan mikirin yang aneh-aneh. Lo pasti bisa!" Noah semakin mengencangkan cubitannya.

"Sakit tau! Cepat turun sana! Lo bau telur," ucap Via pada Noah. Noah tersenyum lega mendengarkan ucapan Via. Noah segera menuruni panggung.

"Saya dapat melanjutkannya kok, agak canggung kalo acaranya jadi diundur," ucap Via pada pembawa acara.

Pembaca acara hanya dapat tersenyum mendengar jawaban Via. "Karena semuanya sudah aman, para audience dapat melanjutkan acara dengan tenang kok. Karena insiden tadi, atas perintah dari Bapak Raka, penjagaan telah diperketat. Untuk ibu Via, selaku CEO baru PT. NATURE BEAUTY, waktu dan tempat dipersilahkan."

"Terimakasih, kepada pembawa acara untuk waktunya," Via mencoba mengembalikan senyumnya dan melihat ke para audience yang terlihat khawatir padanya. "Begitulah perusahaan ini dijalankan. Sudah tak terhitung batu sandungan yang telah diterima ayah dan ibuku dulu. Tapi ... sebuah masalah akan membuat kita semakin kuat. Kejadian kali ini, membuat kita semakin sadar, ada yang salah dengan perusahaan ini. Ada masalah yang harus kita pecahkan bersama. Jangan jadikan suara mereka sebagai ancaman. Tapi kita harus jadikan suara mereka untuk perbaikan kedepan. Dengan begitu banyak PR, saya memohon kerjasama dari semua pihak. Karena saya benar-benar sadar, bahwa saya benar-benar kurang dalam hal pengalaman. Perusahaan ini akan lebih baik, lebih maju, dan lebih sukses lagi kedepannya. Saya, Via Wulan Cahya, dengan ini, menerima jabatan CEO yang telah diamanahkan kepada saya. Terimakasih, selamat malam untuk kita semua," Via meninggalkan panggung dengan tepuk tangan meriah dari semua audience. Tidak akan ada yang menyangka, perempuan berusia 17 tahun itu dapat melanjutkan sambutannya dengan tenang.

Noah hanya bisa tersenyum mendengar sambutan Via. Setelah melihat Via turun dari panggung, dia pun segera menuju toilet untuk membersihkan pakaiannya.

*********

Noah sudah terlihat melepaskan jasnya yang penuh dengan telur, dia hanya mengenakan kemeja putih dan sedang mencuci tangannya di wastafel.

"Berhentilah untuk berpura-pura tidak menyukainya," ucap Bagas yang tiba-tiba ikut mencuci tangan di wastafel samping Noah.

Noah hanya bisa melihat ke arah Bagas yang melihatnya tajam dari tadi. "Gue hanya sedang menjalankan tugas, lo tau sendirikan isi kontraknya," jawab Noah lugas.

"Gue hanya ingin persaingan yang sehat."

"Terserah lo, gue nggak peduli," ucap Noah yang berjalan meninggalkan Bagas.

"Lo harus pegang omongan lo, bahwa lo emang nggak suka sama Via."

"Gue nggak suka sama ...-"

Langkah Noah terhenti setelah beberapa langkah meninggalkan toilet.

"Lo nggak papakan? Nggak luka? Nggak sakit? Beneran nggak papa kan?" tanya Via dengan wajah yang terlihat panik.

Noah hanya terdiam, wajah panik Via membuatnya benar-benar gusar. Dada Noah tiba-tiba terasa hangat lagi saat itu.

"Noah?" tanya Via kembali.

"Sebuah telur nggak akan membuat siapapun terluka," jawab Noah.

"Syukurlah ... Lo bawa baju ganti? Keknya telurnya tembus sampe kemeja putih lo," ucap Via yang memperhatikan kemeja putih Noah penuh dengan noda telur.

"Lo dapet disini sendirikan? gue mau cari baju ganti dulu. Setelah itu gue tunggu di mobil aja ya."

"Oke," Via terlihat menunduk dan menggerakkan kakinya beberapa kali. "Untuk yang tadi ... terimakasih," ucapnya yang kemudian memberanikan diri untuk melihat ke arah Noah dengan wajah merah merona.

Dada Noah makin terasa hangat sekarang. "Sebenarnya apa yang terjadi pada dadaku? Kenapa rasanya hangat sekali," batin Noah.

Noah mengalihkan pandangannya cepat, "Gue penjaga lo kan, udahlah, gue mau pergi dulu," ucap Noah yang menahan wajah meronanya dan berjalan cepat meninggalkan Via.

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang