Via menjinjitkan kakinya untuk mencapai kotak besar di atas lemari. Dia berusaha sekuat tenaga menjulurkan tangannya. Dia biasanya menggunakan kursi sebagai pijakan untuk mengambil barang di atas lemari. Tapi dalam beberapa tahun ini, tubuhnya terlihat semakin tinggi. Sesuai perkiraan Via dia dapat menggapai kotak tersebut.
Via menurunkan kotak itu ke lantai dan kemudian membukanya. Setelah mengeluarkan beberapa barang, dia akhirnya menemukan barang yang dia cari. Kotak peralatan makeup yang biasa ibunya gunakan untuk event promosi perusahaan.
Via meniup kotak itu untuk menghilangkan debu di atasnya. Setelah dirasa cukup bersih, dia membawa kotak itu ke meja riasnya. Via membuka kotak itu, kotak itu memang tidak memiliki peralatan make up lagi, karena peralatan makeup itu tidak memiliki jangka waktu expired yang lama. Tapi ada sebuah foto yang dia simpan didalam kotak itu. Sebuah foto dalam event make up 10 tahun lalu. Foto bersama para karyawan perusahaan dan Via yang sedang berumur 7 tahun, tersenyum lebar di dekapan ibunya.
*********
10 Tahun lalu.
Via kecil menggengam tangan ayahnya erat. Mereka berdua sedang memperhatikan ibu Via melakukan demo make up pada pengunjung event. Event ini untuk merayakan satu tahun perusahaan Nature Beauty berdiri. Perusahaan yang dibangun oleh ibu Via dari awal. Ibu Via memang memiliki ketertarikan tersendiri dalam bidang make up.
"Via ingin menemui mamah?" tanya ayah Via.
"Sepertinya mamah sedang sibuk, aku akan melihat dari sini aja," Via terus memperhatikan wajah ibunya yang terlihat sangat serius dalam melakukan make up.
Ibunya yang dari tadi fokus pada makeupnya, akhirnya menyadari apabila anaknya memperhatikannya dari tadi. Ibu Via memberikan lambaian tangan untuk menyuruh Via mendatanginya.
"Kesana aja, nggak papa kok," ucap ayah Via meyakinkan.
"Beneran?"
"Iya, mamah udah manggil terus tuh dari tadi."
Via melepaskan genggaman tangannya, dan berlari kecil menemui ibunya.
"Kenapa mamah suka sekali make upin orang sih," tanya Via yang melihat ibunya tersenyum beberapa kali sembari memberikan make up pada orang lain.
"Kenapa? Via mau mamah make upin juga?" tanya Ibu Via.
"Nggak, aku nggak suka dibilang cantik karena make up," sahut Via polos.
Ibu Via yang sedari tadi masih melakukan make up, kini terlihat berhenti mendengar perkataan Via. Dia tertawa kecil dan melihat kearah anaknya sembari tersenyum.
"Semua wanita itu udah cantik dari awal, tujuan make up itu hanya untuk mempertegas kecantikan mereka. Agar mereka dapat lebih percaya diri lagi. Tersenyum lebih lebar dari biasanya, berbicara lebih lantang dari sebelumnya, dan bersikap lebih percaya diri karenanya. Coba lihat tante yang sedang di depan sana," ucap Ibu Via sembari menunjuk seorang pengunjung yang terlihat bercengkarama dengan yang lain. "Tante itu sudah mamah kasih make up. Senyumnya terlihat lebih lebar dari sebelumnya kan?"
Via melihat ke arah wanita itu, dia benar-benar tersenyum dengan sangat indah dan sangat percaya diri. Sebenarnya make up yang dilakukan ibunya tidak terlalu mengubah wajahnya secara keseluruhan. Ibu selalu melakukan make up natural yang tak terlihat menor sama sekali.
"Aku benar-benar suka melihat orang lain dapat tersenyum seperti itu," kata-kata itu tiba-tiba saja keluar dari mulut kecil Via.
"Itulah yang menjadi alasan mamah membuat perusahaan ini. Kalo sudah besar, Via akan membantu mamahkan, membantu orang lain untuk dapat tersenyum selebar itu?"
"Iya," ucap Via dengan senyuman lebar.
*********
"Mah, sesuai janjiku. Aku akan membantu mamah dari malam ini," ucap Via yang melihat foto event itu sembari berkaca-kaca. "Kenapa kalian begitu cepat pergi? " Via mulai mengucek matanya yang begitu berair.
Via membuka plastik belanjaannya dan menaruh beberapa make up yang baru dia beli pada kotak ini. Make up dari produk Nature Beauty. Via mulai menggunakan bb cream sebagai base make upnya. Dia kemudian memberikan eyeliner untuk memperkuat garis matanya. Memberikan maskara untuk membuat bulu matanya terlihat lebih lentik. Menggunakan lip tint berwarna coral. Terakhir, menggunakan blush on lembut berwarna pink pada tulang pipinya.
Via melihat wajahnya secara keseluruhan pada cermin sekarang. "Nggak keliatan menorkan? Gue masih murid SMA, sebenarnya terasa sangat canggung melalukan make up sebanyak ini. Semoga nggak terlihat aneh. Saatnya berganti pakaian dan melihat Noah apakah udah siap."
*********
Via terus menerus menghapalkan 'sambutannya' di dalam mobil. Noah yang sedang menyetirpun tak dapat menahan dirinya untuk tidak melihat kearah Via beberapa kali.
"Menurut lo gimana, bagus aja kan?" tanya Via pada Noah.
"Udah bagus," jawab Noah cepat.
Via hanya dapat melihat Noah kesal mendengar jawaban yang diberikan Noah. "Nggak ada apa, atau gimana gitu. Yang bagus dibagian mana?"
"Semuanya," sahut Noah singkat.
"Ni orang, sumpah dah. Entar banyak omong, entar irit ngomong. Emang bener-bener bukan manusia, Gajelas!" batin Via.
"Btw kerjaan lo gimana? Udah libur lama kan?" tanya Via.
"Lo nggak liat, kenapa gue jadi nggak bisa kerja?" sarkas Noah.
"Iya, iya. Maafin-maafin. Lagian sapa suruh teken kontrak nggak dibaca bener-bener. Jadinya gue juga kan yang susah."
Noah hanya bisa meniup poninya kesal. "Ini udah jelas-jelas penjebakkan. Ayah lo yang udah jebak gue," kesal Noah.
"Lagian kenapa juga ya, ayah gue nyuruh lo buat ngejaga gue," ucap Via bingung.
"Mana gue tau Via ...."
"Nyalain sen kiri, gedung disitu," ucap Via sembari menunjuk gedung di samping kiri mereka.
Mobil mereka akhirnya masuk kedalam tempat parkir perusahaan. Gedung yang memiliki 40 lantai itu merupakan kantor pusat dari Mandala Grup. Perusahaan industri yang memiliki beberapa bidang, bidang obat-obatan, peralatan medis dan kosmetik. Malam ini adalah malam penting bagi perusahaan tersebut. Perusahaan Nature Beauty salah satu anak perusahaan Mandala Grup yang bergerak dibidang makeup, akan memiliki CEO baru. Seorang putri dari CEO Mandala Grup sebelumnya, bapak Nugroho.
Mulai malam ini. Via Wulan Cahya akan menjadi seorang CEO yang meneruskan mimpi dari Ayah dan Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agent (END)
Roman pour AdolescentsTentang Noah Pratama, seorang siswa SMA yang super cuek dan suka tidur di kelas, memiliki pekerjaan sebagai agent rahasia dan karena sebuah kontrak harus serumah dengan Via Wulan Cahya. Teman sekelasnya sendiri, orang yang super nggak enakan dan har...