"Lo benar-benar hebat, Rak. Mandala Grup benar-benar sangat besar sekarang," ucap Noah sembari mengisi gelas dengan wine di tangan kanannya. Noah saat itu sedang menyamar sebagai Evan. Dengan kacamata dan rambut klimis, Noah tiba-tiba muncul di samping Raka dengan mengisi gelas wine di mejanya.
"Evan?" Raka benar-benar terlihat terkejut. Matanya membelalak sepenuhnya, melihat Riska di club mungkin hanyalah sebuah halusinasi yang dia ciptakan karena mabuk. Tapi, Evan benar-benar terlihat nyata dihadapannya sekarang.
Raka memajukan tangannya perlahan untuk menyentuh Evan. Dia harus mematikan bahwa Evan benar-benar nyata atau hanya halusinasinya.
Melihat hal itu, Noah mengangkat gelas wine dan memberikannya kepada Raka. "Sayang sekali, aku benar-benar nyata sekarang," ucap Noah sembari tersenyum.
"Ta-tapi, bagaimana bisa?" Raka mengambil gelas wine tersebut dan menaruhnya di meja.
"Setelah membunuh gue dan Riska, lo bahkan membunuh Alan sepupu lo sendiri. Lo benar-benar dah gila Rak!"
"Tidak! Bukan gue yang membunuh kalian! Gue nggak mungkin bunuh Riska!" teriak Raka.
"Lo yang membuat kami terbunuh. Gue hanya memberikan saran dan ini yang lo kasih? Central Konstruksi membunuh kami karena informasi yang lo bocorkan!" teriak Noah sembari menatap Raka tajam.
"Enggak...! Enggak...!" Raka mulai terlihat mengacak-ngacak rambutnya. Setelah semua tekanan yang dia dapatkan dan dalam pengaruh alkohol, pikirannya benar-benar kacau sekarang. "Gue, gue nggak tau kalian bakal terbunuh!" Air mata Raka mulai terlihat menetes, setelah semua yang terjadi, sebenarnya dia benar-benar merasa bersalah atas kematian Riska dan Evan. Dan hal itulah yang memulai semua kejadian ini. "Kalo gue tau! kalo gue tau! gue nggak bakal ngebocorin informasi itu! mereka bilang hanya akan mencegah lo melakukannya! mereka nggak bilang bahwa akan membunuh lo! bahkan, bahkan Riska terbunuh karenanya! Apa lo pikir gue mau Riska sampai terbunuh hanya karena uang! Lo tau, lo yang paling tau Van! Bahkan sampai sekarang, sampai sekarang gue tetap cinta sama Riska...!"
Noah hanya dapat tertawa mendengarnya. "Lo pikir semua penyesalan ini dapat mengembalikan kedua orang tua gue? Lo pikir semua penyesalan ini dapat mengobati semua kesalahan lo? Orang tua gue mati karena paman! gue baru tujuh tahun saat itu! menjadi yatim piatu karena seseorang. Apakah paman tau betapa sakitnya itu?!" Noah sudah mulai kehilangan kendali sekarang, matanya benar-benar berair dan pikirannya sangat kacau. Orang yang membunuh kedua orang tuanya berada di hadapannya sekarang. Setelah menatap wajah panik Raka dengan sangat kesal, Noah mengangkat tangannya dan mencekik Raka sampai membuat mereka berdua berdiri.
"L-lo, lo bukan Evan," ucap Raka dengan nafas tertahan karena tercekik.
"Seperti halnya paman, gue dapat memalsukan sebuah kematian dengan kemampuan gue sekarang. Penjara? Sepertinya neraka adalah tempat yang lebih cocok untuk paman!" Noah semakin menguatkan cekikannya.
Dengan kedua tangannya Raka mencoba sekuat tenaganya melepaskan tangan Noah dari lehernya. Nafas Raka sudah mau habis, wajahnya mulai pucat, tangannya bahkan benar-benar gemetar sekarang.
"Noah... Noah... Hentikan!" ucap paman Noah melalui earphone sedari tadi, tetapi Noah benar-benar tidak menghiraukannya. "Noah... Apa yang kau lakukan? Cepat hentikan! Kau tidak ingin menjadi pembunuh seperti ini kan?," ucap paman Noah.
"Lo pantas mati! Dan gue yang akan mencabut nyawalo sekarang!"
"Noah, ini diluar rencana! bukti yang kita temukan sudah cukup! cepat hentikan. Dia bisa mati!"
"Noah ...." teriak Via.
Noah benar-benar terkejut mendengar suara Via melalui earphonenya. "Via?"
"Gue nggak ingin lo jadi pembunuh, gue mohon hentikan! Lo nggak harus menanggung semuanya sendiri. Gue, gue juga sangat marah sama paman Raka. Situasi kita sama, jadi gue ngerti apa yang lo rasain. Lepasin tangan lo, dan mulai berpikir dengan jernih. Semua ini dapat berakhir tanpa lo harus membunuh. Orang tua lo sedang melihat disana sekarang. Sama seperti gue, lo nggak ingin buat mereka kecewakan?"
Noah mulai melepaskan cengkaramannya dari leher Raka. Raka yang mulai kehilangan nafas tiba-tiba terlihat tersungkur di lantai.
"Pergi dari situ dan mari berkumpul di rumah paman lo. Kerja lo udah cukup. Kerja bagus Noah, dan terimakasih," sambung Via.
"Baiklah, gue pulang," sahut Noah yang kemudian meninggalkan ruangan tersebut.
********
Via hanya dapat mengeluarkan nafas lega dan langsung terduduk. Begitupun halnya paman Noah dan Bagas yang langsung tersandar setelah terus memerhatikan apa yang dilakukan Noah melalui kamera yang ada di kacamatanya.
"Bagaimana paman bisa terpikir untuk memanggil Via kemari?" tanya Bagas yang masih mencoba mengontrol nafasnya.
"Entah kenapa, firasatku mengatakan Noah akan lepas kendali. Dia hanyalah seorang bocah yang masih tidak mampu menahan emosinya," sahut paman Noah.
"Jantungku benar-benar seperti akan meledak, tapi bagaimana bisa dia mematuhi Via secepat itu?" tanya Bagas sembari melihat Via yang masih memegang dadanya karena terlalu gugup.
"Kalo tentang itu, tanyakan saja langsung ke orangnya."
"Bagas? Bagaimana bisa?" tanya Via yang baru saja menyadari kehadiran Bagas disana. Via datang disaat yang sangat tepat. Saat Noah mulai mencoba mencekik Paman Raka Via baru saja tiba. Melihat hal itu melalui layar dia hanya langsung berlari dan melihat monitor dengan sangat dekat.
"Ceritanya panjang. Intinya semua sisi telah berhasil. Sisi Aku, sisi Noah, maupun sisi dari lo sebagai CEO Nature Beauty. Gue bener-bener nggak nyangka semuanya akan sesukses ini," tutur Bagas.
Mendengar hal itu Via hanya dapat menjadi semakin bingung, dia benar-benar tidak tau apa yang telah dilakukan Noah dan Bagas untuk membantunya. Dia dipanggil kemari karena paman Noah bilang, apabila Noah ingin menemui Raka karena marah dengan apa yang dia lakukan pada Via.
"Rekamannya oke kan paman?" tanya Bagas.
"Tentu saja, besok nasib Raka akan selesai!"
--- Terimakasih pada para pembaca yang telah mengikuti cerita ini sampai sekarang. Akhirnya setelah hampir 6 bulan, cerita ini akan memasuki babak akhir dan hanya akan menyisakan 3 part. Staytune ya.
~SPOILER~
---Karena isi kontrak dapat dibatalkan setelah Raka masuk kedalam penjara, "Noah akan pergi dari kediaman Via. "
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Agent (END)
Teen FictionTentang Noah Pratama, seorang siswa SMA yang super cuek dan suka tidur di kelas, memiliki pekerjaan sebagai agent rahasia dan karena sebuah kontrak harus serumah dengan Via Wulan Cahya. Teman sekelasnya sendiri, orang yang super nggak enakan dan har...