BAB 7 : RAHASIA

719 199 37
                                    

BAB 7 : RAHASIA

Sebuah pesan masuk.

Via yang membaca pesan itu langsung keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Via yang membaca pesan itu langsung keluar dari kamarnya. Bagas adalah temannya sejak kecil. Bahkan bisa dibilang teman laki-laki terakrabnya sampai sekarang. Dia satu sekolah dari TK. Orang tua mereka kenal dengan baik, dan mereka berdua merasa cocok satu sama lain.

Via berjalan sambil melihat hapenya. Ketika matanya mencoba melihat ke arah pintu, Via terkejut bukan kepalang. Bagas terlihat mengangkat kerah Noah dengan sangat marah. Melihat hal itu, Via langsung berlari menghampiri mereka.

"Gas, berhenti. Apa yang lo lakuin?" panik Via.

"Siapa dia? Apa yang dia lakukan disini malam-malam begini."

Baru kali ini Via melihat Bagas semarah itu, Bagas yang selalu ramah dan tersenyum kepadanya seperti telah berubah 180 derajat sekarang. Noah hanya menatap Bagas datar. Apabila mau, Noah dapat mengalahkannya kapan saja, tapi Via pasti marah dengan itu.

"Gue akan ngejelasin, lepasin tangan lo dulu," ucap Via.

Bagas menarik nafas dalam, dia tidak pernah semarah ini. Entah kenapa, emosinya tiba-tiba memuncak. Dia sekilas melihat ke dalam rumah dan tidak ada siapa-siapa, karena itu emosinya tiba-tiba memuncak. Bagas mulai melepaskan tangannya pada kerah Noah.

Via benar-benar lega melihatnya, sekarang tinggal bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Bagas. "Gas, masuk dulu. Gue akan ngejelasin di dalam."

Bagas berjalan melewati Noah, Via mengikuti di belakang. Noah kembali merapikan kerahnya, sebenarnya dia agak kesal sekarang. Tapi dia terlalu malas untuk memperumit keadaan. Noah kemudian berjalan masuk ke dalam rumah, melewati Bagas dan Via yang sedang duduk di sofa. Noah memilih untuk kembali ke kamarnya saja.

"Tunggu bentar," ucap Via pada Bagas. Melihat Noah yang sepertinya ingin kabur dari masalah, Via kemudian mengejarnya.

"Jangan pergi dulu, lo harus bantu gue buat ngejelasin," ucap Via yang sudah berada di hadapan Noah.

Noah meniup poninya kesal, "Dia teman lo kan, lo seorang diri udah cukup untuk ngejelasin semuanya. Kehadiran gue hanya akan ngebuat dia kesal,"

Via hanya menunduk sekarang. "Perkataan Noah memang benar, Bagas pasti akan mengerti apabila gue jelasin. Tapi tetap aja kan, gue nggak ingin menghadapi masalah ini sendirian. Lagipula dialah yang memulai semua ini", batin Via. Via menatap Noah kesal. "Enak aja lo mau ngehindarin masalah kek gini." 

"Ikut Gue." Via mengambil tangan Noah dan menariknya.

Noah setengah tekejut ketika tangannya tiba-tiba ditarik oleh Via. Entah kenapa, dia seolah tak bisa menarik tangannya kembali dan hanya mengikuti Via sampai berada di ruang tamu. "Duduklah di samping Bagas," perintah Via.

Dengan malas Noah berjalan ke sebelah Bagas dan duduk di sampingnya. Noah mencoba menghindari kontrak mata dari Bagas yang menatapnya kesal dari tadi.

"Kalian nggak sedang pacaran kan?" tanya Bagas tiba-tiba.

My Little Agent (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang