Part Tiga Puluh Satu

1.6K 184 6
                                    

Double nih.... Kurang apa coba aku ini wkwkwk jelas banyak kurangnya namanya juga manusia ehehe

Okey enjoy your time...

Ririz's Pov

Hari ini pengumuman hasil ujian tengah semester akan di umumkan didalam kelas. Sejak masuk ke kelas jantung ku tak henti berdetak secara abnormal. Huaaa Tuhan aku benar-benar takut jika hasil ujian ku kali ini tak menunjukkan kemajuan. Tangan ku secara otomatis bergerak saling meremas jika sedang gugup dan cemas seperti sekarang.

Setelah bel masuk kegiatan hari ini di mulai dengan doa yang di pimpin oleh salah satu teman sekelas ku. Dan tibalah waktu dimana Miss Anggun akan mengumumkan hasil ujian kami. Jantung ku berdetak tak beraturan, aku hanya berharap kali ini nilai ku di atas lima.

Miss Anggun : " Baiklah anak-anak seperti yang kita tau bahwa di kelas ini kita memiliki murid paling pandai di sekolah. Miss akan mengumumkan peringkat tiga teratas hasil ujian kali ini. Hasil ujian yang membuat Miss awalnya sulit percaya namun setelah Miss meminta beberapa guru untuk membantu mengoreksi hasilnya tetap sama. Dan nilai tertinggi dalam ujian kali ini diraih oleh..."

Miss Anggun sepertinya sengaja menjeda kalimatnya membuat siswi lain yang ada di kelas semakin riuh berbisik. Mereka menebak bahwa Sandra lah yang mendapatkan nilai tertinggi kali ini sama seperti sebelumnya. Namun tunggu nama yang di sebutkan oleh Miss Anggun membuat ku melotot tak percaya.

Miss Anggun : " Maaf untuk kali ini nilai tertinggi diraih oleh Rizqia Occta Handoko. Selamat kamu mendapatkan nilai tertinggi secara keseluruhan dengan rata-rata 9.8 di setiap mata pelajaran."

Aku mematung di tempat ku, apa aku tidak salah dengar??? Apakah benar yang baru saja di sebut adalah nama ku??? Apa aku hanya sedang bermimpi??? Bahkan aku yakin yang terkejut bukan hanya aku. Miss Anggun meminta ku maju untuk mengambil rekap nilai dan dari situ aku baru bisa mempercayai bahwa apa yang aku dengar sejak tadi adalah sebuah kebenaran.

Kaki ku melangkah maju dan mengambil rekap ujian ku tapi saat mata ku tanpa sengaja bergerak ke arah Sandra, aku menangkap tatapan yang berbeda dari gadis itu. Bahkan kali ini tatapan matanya berubah menjadi dingin tak seperti biasanya. Atau mungkin hanya perasaan ku sendiri??? Entahlah, aku tak ingin terlalu memikirkan sesuatu yang belum terbukti kebenarannya. Aku memilih tetap tersenyum kearahnya dan kembali duduk di bangku ku.

Miss Anggun : " Baiklah untuk peringkat kedua di raih oleh Sandra Mahardika dengan nilai rata-rata 9.5 di setiap mata pelajaran."

Sandra maju tanpa menampilkan senyum sedikit pun dan hal itu membuat ku merasa tidak enak. Bagaimana pun aku tau dia cukup tidak terima dengan bergesernya status peringkat pertama yang sudah dia sandang dari awal dia masuk. Apalagi yang menggeser peringkatnya adalah aku si murid yang tak pernah mendapat penilaian baik dimanapun.

Saat aku masih sibuk memikirkan perihal perubahan sikap Sandra kalimat berikutnya yang keluar dari wali kelas ku di depan sana membuat ku kembali melotot tak percaya. Wahhh Tuhan terimakasih karena Engkau benar-benar memberikan kami satu langkah keberhasilan.

Miss Anggun : " Dan satu nama lagi yang membuat Miss merasa cukup terkejut. Satu nama yang tadinya menduduki peringkat ke delapan belas kali ini membuktikan keberhasilannya dengan menjadi peraih peringkat tiga. Selamat untuk Yukinara Bagaswara, menempati posisi ketiga dengan nilai rata-rata 8.9 di setiap mata pelajaran."

Tanpa sadar aku dan Yuki bersorak kegirangan, senyum lebar mengembang di wajah kami. Yuki maju dan mengambil rekap nilainya dengan binar bahagia. Yuki kembali dan kami berpelukan sejenak, huaaa aku ingin segera pulang dan menunjukkan nilai ku kepada Tante Sarah. Ahhh Tante aku berhasil mendapatkan nilai terbaik kali ini.

Setelah pengumuman tadi, kegiatan belajar mengajar pun di lanjutkan. Dan tentu saja aku dan Yuki pun ikut memperhatikan Miss Anggun dan guru yang lain ketika menjelaskan materi pembelajaran. Waktu berjalan hingga pada akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Aku dan Yuki segera berjalan dengan riang menuju halte bus untuk segera pulang.

Tiga puluh menit perjalanan dan kami telah sampai di halte tujuan kami. Masih dengan obrolan random dan sesekali kami melempar lelucon untuk menemani perjalanan kami. Senyum bahagia terpatri di wajah kami berdua bahkan senyum yang sama sejak pagi tadi tidak berkurang sedikit pun. Pertama kali setelah sekian lama aku merasakan kembali hidup dan bangga terhadap diri ku sendiri.

Ririz : " Shallom, Tante kami pulang..."
Tante : " Shallom, Tante ada di dapur. Ganti baju dan cuci tangan serta kaki kalian terlebih dulu lalu turun untuk makan bersama."
Serempak : " Laksanakan komandan..."

Setelah menjawab dengan kompak, kami tertawa karena tingkah konyol kami berdua. Namun detik berikutnya kami menuruti apa yang di perintahkan Tante Sarah. Sesampainya di kamar, aku dan Yuki bergantian untuk membersihkan diri. Setelah selesai kami membawa rekap nilai yang kami dapatkan tadi pagi dan berjalan menuju ruang makan.

Disana aku melihat wanita paruh baya kesayangan ku sedang duduk dengan makanan yang sudah tersaji diatas meja. Wahhh aromanya sungguh mampu menggugah selera ku bahkan sekarang perut ku terasa kosong dan ingin segera diisi. Aku menghampiri Tante Sarah, mencium pipi kanannya dan mengambil duduk di sebelah kanannya.

Dan Yuki pun juga menghampiri Tante Sarah, mengecup pipi kirinya dan mengambil duduk di sebelah kiri Tante Sarah. Sejak lebih dari seminggu terakhir ini Yuki mulai dekat dengan Tante Sarah dan bahkan Tante Sarah juga memperlakukan Yuki dengan baik. Oleh karena itu dia pun bisa melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan tadi.

Ririz : " Tante, sebelum kita makan bersama kami berdua ingin memberikan hadiah untuk Tante."
Yuki : " Benar sekali, kami ingin memberikan hadiah untuk Tante sebagai ucapan terima kasih atas kasih sayang yang Tante berikan."
Tante : " Wahhhh hadiah macam apa yang ingin kalian berikan???"

Setelah saling tatap sebentar, aku dan Yuki pun memberi kode dengan anggukan kepala. Dan dalam hitungan ketiga kami memperlihatkan rekap nilai yang kami dapatkan. Aku bisa melihat keterkejutan dari raut wajah Tante Sarah. Kami berdua pun hanya tersenyum ketika Tante Sarah mengambil apa yang kami sodorkan.

Detik berikutnya raut terkejut itu berubah dengan tatapan penuh kebanggaan yang lagi-lagi mampu membuat hati ku terasa hangat. Kali ini sekali lagi Tuhan mengubah arah hidup ku menjadi seseorang yang labih baik. Jika dulu aku selalu berharap bahwa kematian segera mendatangi aku namun sekarang ku ubah arah doa ku.

Aku berharap, suatu saat nanti aku bisa menjadi salah satu dari orang yang mampu membuat Tante ku bangga. Aku ingin menjadi salah satu dari orang dengan profesi yang sangat Tante ku hormati. Dan untuk sampai di titik itu aku tau perjuangan ku tidak akan mudah.

Jadi mulai sekarang aku akan berusaha lebih keras lagi, belajar lebih giat lagi dan berjuang lebih baik lagi. Aku mengucap syukur ada di sini dan bertemu dengan Tante Sarah. Andai aku tak pernah ada di sini mungkin sekarang aku masih berusaha membunuh diriku secara perlahan sama seperti yang dulu aku lakukan.

####### to be continued #######

Triple???
Ambil pembelajarannya jangan di tiru hal buruknya okay???

Author,

Rizqia Occta

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang