Part Tujuh Puluh Delapan

1.1K 132 41
                                    

Are you ready???

E n j o y Y o u r T i m e . . .

Author's Pov

Tak ada jawaban berarti yang keluar dari mulut Wanita itu namun sebagai gantinya satu kali lagi Wanita itu memberikan tendangan yang sangat kuat tepat mengenai dada Daniel. Teriakan kesakitan menggema memenuhi ruangan yang kini hanya tersisa dua orang tersebut. Mendengar teriakan kesakitan dari korbannya, tak lantas membuat sosok Wanita itu berhenti tapi justru sebaliknya. Sebuah senyum yang mengerikan lagi-lagi terbit di balik masker yang masih menutupi wajah rupawan Wanita itu.

Someone : " Apakah kamu juga mendengarkan orang-orang itu saat kamu melakukan penyiksaan??? Berapa banyak orang yang kamu singkirkan untuk ada di posisi mu yang sekarang??? Bahkan dengan nyawa mu tak akan cukup untuk menebus semua kesalahan yang kamu lakukan hingga hari ini. Kamu yang mengharuskan aku untuk datang secara pribadi, bangkit dari kematian untuk mengajarkan perihal keadilan kepada pecundang seperti mu."

Daniel hanya terus meringis kesakitan bahkan sesekali berteriak memohon ampun kala lagi dan lagi pukulan dan tendangan mendarat pada tubuhnya. Sesekali bahkan Wanita itu memaksa Daniel berdiri kemudian menghempaskan pria itu ke tembok. Hal itu membuat kepala Daniel terbentur dan pelipisnya mengeluarkan darah. Sudut bibirnya sobek dan berdarah bahkan karena tendangan Wanita itu cukup kuat membuat beberapa kali tubuh pria itu tergores sepatu dan mengeluarkan darah. Seperti tak memiliki rasa lelah, siksaan demi siksaan terus Wanita itu lakukan.

Bahkan ia terus melakukan siksaan dengan metode yang sama secara beraturan. Membuat pria itu bangkit berdiri, menghempaskannya hingga terjatuh, dan memberikan tendangan beberapa kali. Kemudian Wanita itu akan menjambak rambut Daniel dan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya. Tak ada yang bisa menghentikan Wanita itu, karena yang tersisa disana hanya mereka berdua. Dengan ini pula Daniel hanya bisa pasrah menerima nasibnya jika pada akhirnya dia harus mati di tempat ini. Dan mungkin saja tubuh tanpa nyawanya tak akan pernah di temukan mengingat lokasi tempat itu yang sangat terpencil dan bahkan hampir tidak akan ada orang yang mau singgah di daerah itu.

Someone : " Dulu dibawah kepimimpinan Pak tua itu, sekalipun kalian mafia namun masih tetap melakukan bisnis dengan jujur. Haissss bajingan seperti mu membuat mata ku sakit saat melihat laporan kejahatan yang kamu lakukan. Perdagangan gadis-gadis dibawah umur, ckckck kamu membuat ku harus mengerahkan beberapa orang untuk menangani mereka. Penyelundupan senjata dan narkoba di beberapa negara besar juga kamu lakukan. Kamu bertingkah dan membuat ku benar-benar muak dengan semua kejahatan yang sudah kamu lakukan. Baru dalam waktu beberapa bulan dan kejahatan yang kamu lakukan sudah tidak terhitung. Seharusnya kamu bersyukur karena aku mau memberi mu kesempatan untuk bertobat beberapa waktu lalu. Tidak hanya itu bahkan aku sudah mengirim beberapa orang untuk memperingatkan mu tapi pecundang seperti mu justru berlagak sok jagoan dan malah terus menantang ku. Jadi bangun dan lawan aku sialan... bangun atau aku benar-benar akan membunuh mu."

Wanita itu memberikan jeda dan membiarkan Daniel bangkit berdiri dihadapannya. Namun tak lama pria itu memilih bersujud dihadapan Wanita itu untuk memohon pengampunan. Wajah dibalik masker itu kini semakin merah karena amarah. Telinga Wanita itu sampai berdengung karena menahan amarahnya sendiri. Setiap kali pria itu memohon pengampunan maka sesering itu bayang-bayang wajah Pak tua dan orang-orang lain yang telah dihabisi pria itu kembali melintas dalam benaknya. Wanita itu mengenal beberapa orang yang sudah di habisi pria di hadapannya itu jadi wajar jika bayangan wajah mereka mampu mengusik ketenangannya.

Rahangnya mengeras dan aura membunuh semakin terpancar pada sosoknya. Tanpa harus membuang lebih banyak waktu, Wanita itu kembali menghajar pria yang sudah kehilangan hampir seluruh tenaganya itu. Nafas Wanita itu sedikit tercekat karena terlalu sulit menahan amarah yang menguasai dirinya sendiri. Seakan tak memiliki rasa lelah, Wanita itu terus melancarkan serangannya. Emosi yang sudah ia tahan pada akhirnya meledak dengan sendirinya. Beberapa waktu lalu ia belum bisa menemui Daniel karena harus memastikan keselamatan keluarganya. Jadi Wanita itu memerintahkan orang-orangnya untuk memberikan peringatan kepada pria itu. Dan dua orang terakhir yang ia perintahkan justru di tangkap dan di siksa hingga mati oleh pria itu.

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang