Part Lima Puluh Satu

1.7K 178 21
                                    

I'm back... Okey enjoy your time to read this story, I will give you something special at the next part...

Happy reading...

Ririz's Pov

Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, pada akhirnya aku memutuskan untuk turun ke bawah. Aku akan memasak beberapa masakan untuk sarapan kali ini. Karena aku yakin istri ku akan jauh lebih suka menghabiskan uang untuk memesan makanan daripada harus repot-repot memasak hanya untuk sarapan.

Aku berani bertaruh akan hal itu, dia hanya bisa memasak beberapa menu sederhana jadi dia tak akan mau repot-repot untuk sesuatu yang bisa dia permudah. Setelah mencepol asal rambutku hal selanjutnya yang aku lakukan adalah memasang apron. Aku membuka lemari es dan menemukan bahan makanan yang cukup lengkap. Dan sudah pasti baru dia isi kemarin karena tak akan mungkin dia mengisi lemari es jika tidak ada aku di rumah.

Sejak Tante Sarah meninggal, aku belajar memasak dan juga belajar banyak hal yang lain. Aku selalu menyibukkan diri dengan banyak hal agar dapat mengurangi kesedihan ku. Aku menghabiskan begitu banyak waktu untuk mempelajari berbagai macam menu untuk restoran. Banyak hal yang berubah dari hidup ku. Bukan hanya satu melainkan terlalu banyak hal yang berubah.

Aku bersyukur bahkan di titik terendah dalam hidupku, dia ada untuk menemani aku. Tanpa lelah terus berada di sisi ku, dengan sabar terus membantu ku berdiri saat kaki ku sudah hampir goyah. Aku bersyukur Lara ada disana dan menjadi salah satu bagian paling penting dalam hidupku. Jika dia tidak ada, mungkin aku akan menyerah dan tak akan ada diri ku yang sekarang.

Aku mengambil beberapa sayuran, emm aku akan membuat sup untuk buah hati ku. Ahhh aku juga akan membuat bekal makan siang untuk istri dan juga anak ku. Istri ku mendapatkan shift siang sama seperti ku. Jadi setelah ini aku akan mengajak mereka berdua untuk bertemu dengan seseorang sebelum kami melakukan aktivitas kami masing-masing.

Hampir satu jam aku berkutat di dapur pada akhirnya semua masakan ku sudah selesai ku hidangkan. Beberapa menu dengan bahan dasar sayuran, dan pancake strawberry kesukaan gadis kecil ku. Aku juga sudah menyiapkan bekal makan siang lengkap untuk keduanya dan tentu untuk diri ku sendiri.

Lara... Ahhh maksud ku, istri ku turun dengan Qiara yang mengekor di belakangnya. Tunggu ada yang tidak beres disini, kenapa wajah gadis kecil ku nampak cemberut??? Haisss pasti ini ulah mamanya lagi. Padahal jika aku tidak ada mereka berdua bisa akur. Tapi lihatlah ketika aku ada di rumah mereka justru sering bertengkar seperti anak kecil.

Ririz : " Kesayangan Mommy kenapa cemberut sayang???"
Qiara : " Mom, itu mama menakut-nakuti Qia. Tadi waktu Qia mandi lampunya di matiin terus di nyalain gitu terus..."
Ririz : " Haissss kamu ini jail banget sih honey sama anak sendiri..."
Lara : " Salah siapa dia menggagalkan rencana ku..."
Ririz : " Haissss kamu ini... Sudah ya sayang jangan cemberut terus ini masih pagi. Ahhh kalian mau makan duluan atau menunggu Mommy mandi???"
Lara : " Mandi lah dulu honey, kami akan menunggu mu..."
Ririz : " Baiklah, kalau begitu bisakah ambilkan beberapa barang yang ada di mobil ku honey??? Aku membeli hadiah untuk mu dan juga si kecil, satu paper bag warna hitam dan satu paperbag besar berisi boneka. Jangan di buka sebelum aku datang okay..."

Tanpa menunggu jawaban dari istri ku itu, aku segera melangkah kembali ke kamar dan membersihkan diri. Hanya butuh waktu sekitar dua puluh menit aku sudah menyelesaikan kegiatan ku. Setelah memastikan diri ku siap maka aku memutuskan untuk kembali ke bawah. Di meja makan keduanya sudah terlihat tenang. Jadi aku menyusul mereka untuk duduk diantara keduanya.

Ririz : " Ahhh sebelum sarapan tolong ambilkan paper bag yang hitam honey."
Lara : " Emang isinya apa sih honey??? Kenapa kami tidak boleh membukanya???"
Qiara : " Iya benar padahal Qia udah penasaran banget..."

Aku tersenyum melihat dua orang yang sangat aku cintai ini. Tangan ku bergerak mengambil tiga buah kotak beludru dengan ukiran huruf yang berbeda. Aku memberikan kotak dengan inisial L kepada istri ku. Kemudian memberikan kotak dengan inisial Q untuk buah hati ku. Dan terakhir memegang kotak dengan inisial R di tangan ku.

Ririz : " Sebelum pulang, kemarin Mommy mampir ke salah satu toko untuk membeli hadiah kecil ini. Dan Mommy harap kalian menyukai hadiah yang Mom pilihkan..."

Keduanya dengan kompak membuka kotak beludru masing-masing dan seketika senyum cerah menghiasi wajah keduanya. Aku bisa melihat binar bahagia dimata keduanya. Hal yang paling ingin ku pertahankan untuk tetap ada seterusnya.

Qiara : " Woaahhh mama lihat, ini cantik sekali..."
Lara : " Qia benar, ini sangat cantik. Bagaimana bisa kamu terfikir untuk membelinya honey???"
Ririz : " Syukurlah jika kalian menyukainya. Aku sengaja membeli tiga kalung dengan model yang sama namun hanya berbeda bandul saja. Masing-masing dari kita memilikinya."
Qiara : " Ahhh terimakasih Mommy. Bisakah mom memasangkannya untuk Qia???"
Ririz : " Tentu sayang kemarilah..."

Bukan hanya Qiara yang mendekat namun mamanya juga ikut mendekat kearah ku. Setelahnya mereka berebut untuk dipasangkan lebih dahulu. Hal sederhana ini yang mampu membuat ku terkekeh saat bersama dengan mereka. Ada saja hal sepele yang mereka ributkan dan pada akhirnya membuat mereka bertengkar kecil setelahnya.

Saat aku memasangkan milik Qiara lebih dulu maka istri ku akan memajukan bibirnya merajuk. Qiara tertawa puas melihat mamanya yang tengah merajuk. Kemudian aku bergerak untuk memasangkan miliknya. Memberikan kecupan singkat di ujung bibirnya yang seketika membuat senyum kemenangan terpatri di wajah cantiknya.

Lara : " Yahhh Qia lihat tadi??? Mama mendapatkan ciuman sedangkan Qia tidak. Itu artinya Mommy lebih menyayangi mama dibandingkan dengan Qia."
Qiara : " Aaaaa Mommy curang kenapa Qia tidak di cium??? Apa benar kata mama kalau mom lebih menyayangi mama???"
Ririz : " Haiiisss kamu ini nakal sekali hon. Mommy menyayangi Qia sebanyak Mommy menyayangi mama jadi jangan berfikir seperti itu ya. Mari sarapan setelah ini kita pergi ke rumah baby Anggara."
Qiara : " Woaaahhh akhirnya ke rumah baby Anggara bareng Mommy. Yeiiii asik ayo cepat habiskan sarapan kita Mom."

Aku mengangguk sebagai jawaban dari pernyataan gadis kecil ku. Sesaat aku melihat raut khawatir tergambar jelas di wajah istri ku. Senyum manis mulai ku tujukan kearahnya. Aku hanya ingin mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja. Kembalinya aku di kota ini juga tentu saja ada kaitannya dengan mereka.

Dan setelah aku kembali ke kota ini artinya segala bentuk penantian ku akan segera berakhir. Waktunya akan segera tiba, anjing kecil ini telah berubah menjadi seekor serigala yang sedang mempersiapkan taring dan cakarnya. Untuk mencabik dan mengoyak tubuh mangsa yang sudah di targetkan bahkan sedari sepuluh tahun yang lalu. Aku kembali itu artinya segala sesuatunya akan segera di mulai.

####### To be continued #######

Double huhhh???

Author,

Rizqia Occta

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang