Part Tiga Puluh Dua

1.6K 178 23
                                    

Ini terhitung Triple ngga sih wkwkwk kan baru kemarin double nya ehehe...

Dah lah bodo amat mau triple apa bukan yang penting aku up lagi ehehe... Bacanya pelan-pelan aja ngga usah buru-buru...

Yuki's Pov

Aku menyukai tinggal di tempat ini bersama dengan Gadis pujaan ku dan juga Tantenya. Sekalipun tempat ini tak lebih besar dari rumah orang tua ku tapi di tempat inilah aku merasakan kehangatan yang tidak pernah aku dapatkan. Orang tua ku mungkin mampu memberikan fasilitas yang jauh lebih baik dibanding dengan kehidupan Gadis pujaan ku. Tapi orang tua ku lupa jika bukan hanya uang mereka yang aku butuhkan.

Mereka lupa jika yang sebenarnya aku butuhkan adalah kasih sayang mereka. Yang mereka tau uang, fasilitas mewah dan juga biaya pendidikan adalah wujud dari kasih sayang mereka. Namun mereka salah, semua itu hanyalah bentuk tanggung jawab mereka sebagai orang tua. Mereka tak pernah menghargai sedikit saja dari usaha yang aku lakukan.

Mungkin itu jugalah alasan kenapa aku tak pernah mendapatkan nilai yang baik sekalipun aku sudah mengikuti tambahan pelajaran. Karena mereka selalu mengatakan bahwa aku tak pernah bisa melakukan apapun jadi aku juga menanamkan hal yang sama pada diri ku sendiri.

Semua berubah dari saat pertama kali aku datang ke tempat ini, Gadis pujaan ku membuat aku bangkit dan ingin mematahkan apa yang mereka katakan. Tak seperti sebelumnya justru dari Gadis ini aku memiliki semangat untuk membuktikan kepada semua orang bahwa aku berhak memiliki masa depan yang lebih baik.

Ditambah dengan perlakuan Tante Sarah yang terkadang bisa memposisikan diri sebagai teman, sahabat bahkan mengambil peran sebagai orang tua. Beliau turut memberikan kami motivasi dan mengatakan bahwa kami pasti bisa meraih impian kami di masa depan. Bahkan beliau juga meyakinkan kami bahwa masa depan kami harus lebih baik dari orang tua kami.

Jujur aku tak ingin pulang ke rumah yang lebih seperti penjara tanpa jeruji itu. Papa dan mama setiap hari mengirimkan pesan dan memohon agar aku pulang. Namun aku menolak dengan keras bahkan tak jarang aku mengabaikan mereka. Bukan karena aku tak menyayangi mereka hanya saja aku cukup terluka dengan semua perlakuan mereka.

Aku seolah menemukan rumah yang aku inginkan di tempat ini. Bukan perihal tentang bangunan namun kehangatan dan kasih sayang yang aku butuhkan. Dan lihat setelah aku memutuskan ikut bersama dengan Gadis pujaan ku untuk membuktikan pada dunia bahwa kami layak dan kami mampu kini kami mendapatkan hasil yang memuaskan.

Bahkan jika boleh memilih aku tak akan pernah mau pulang ke rumah ku sendiri. Aku ingin terus berada di sini dan menikmati apa yang tidak pernah aku dapatkan selama ini. Aku menangkap binar bahagia dari sorot wanita paruh baya yang ada di samping ku ini. Ada kebanggaan yang tersirat dari tatapan matanya. Dan seketika sesuatu yang hangat itu kembali memeluk hatiku dengan erat.

Tante : " Kalian mendapatkan nilai yang bagus, sungguh Tante bangga dengan pencapaian kalian."
Yuki : " Tante harus tau bahkan bukan hanya nilai yang baik tapi Rizqia mendapatkan nilai terbaik mengalahkan seseorang pemegang gelar siswi terpandai di sekolah."
Tante : " Wahhh Tante benar-benar tidak menyangka kamu bisa mendapatkan nilai terbaik."
Ririz : " Bukan hanya aku tapi gadis itu juga mendapatkan peringkat ketiga padahal sebelumnya dia ada di peringkat ke delapan belas."
Tante : " Wahhh benarkah???"

Aku mengangguk sebagai jawaban dengan diiringi senyum terbaik ku. Dan detik berikutnya tangan wanita paruh baya itu mengusap kepala kami dengan lembut. Senyum manis terukir dengan begitu lembut di wajah wanita yang tak lagi muda itu. Seketika kami berdua pun ikut menarik sudut bibir kami kembali saat mendapatkan perlakuan lembut dari Tante Sarah.

Tante : " Kalian hebat tapi ingat jika perjuangan kalian tak boleh berhenti hanya disini. Jangan puas dengan pencapaian kalian yang sekarang. Tetap rendah hati dan lakukan sebaik yang kalian bisa. Jangan terlena akan pujian sebab nyamuk pun mati karena tepuk tangan."

Kalimat yang terdengar lucu namun memiliki makna yang begitu dalam. Kami mengangguk secara bersamaan, kemudian tanpa sadar aku dan Gadis pujaan ku serempak berdiri dan memeluk wanita yang kini masih setia duduk dengan senyum yang masih terpatri di wajah cantiknya.

Ririz : " Terimakasih karena telah mengizinkan aku menikmati kasih sayang kembali. Terimakasih telah memberi aku kesempatan untuk mengubah jalan hidup ku. Terimakasih sudah bersabar dan menyayangi aku selama ini. Aku sayang Tante dan mulai sekarang aku janji akan berusaha sebaik mungkin dan membuat Tante bangga dengan pencapaian ku."
Yuki : " Terimakasih sudah mengizinkan aku untuk merasakan kehangatan yang tidak aku dapatkan dari orang tua ku."
Tante : " Syukurlah, jangan pernah sia-siakan hidup kalian. Berjanjilah untuk menjadi orang hebat suatu hari nanti. Tante ingin melihat kalian menjadi orang terpandang dan pemilik masa depan yang cerah."
Ririz : " Kami berjanji Tante, kami akan berusaha semaksimal mungkin dan menjadi orang hebat suatu hari nanti."

Aku mengangguk menanggapi kalimat Gadis pujaan ku. Setelahnya kami kembali duduk di tempat kami masing-masing. Tante Sarah meminta kami mengambil sikap berdoa dan setelahnya beliau memimpin kami dalam doa. Kami melipat tangan, menutup mata dan menundukkan kepala, memanjatkan doa ucapan syukur dan setelahnya mulai menyantap makanan kami.

Kami menikmati makanan di selingi dengan obrolan ringan bahkan sesekali kami melempar candaan. Lebih tepatnya aku dan Gadis pujaan ku yang saling mengejek satu sama lain. Sungguh kehangatan yang ku harap akan dapat aku nikmati lebih lama lagi. Satu kali lagi Tuhan membuat ku merasa bersyukur ada di tempat ini.

Aku kembali mengukir senyum saat melihat Gadis pujaan ku tersenyum dengan begitu tulus. Aku suka saat dia menarik bibirnya membentuk sebuah senyuman. Bahkan hal yang lebih membahagiakan adalah mendengar bagaimana dia tertawa begitu lepas. Hal lain yang mampu membuat hati ku menghangat meski hanya dengan hal sesederhana itu.

Wajah songong yang dari awal ku lihat kini lebih sering dihiasi dengan senyum yang membuat dia terlihat jauh lebih cantik. Kalian harus tau jika Gadis itu sudah melewati puluhan bahkan mungkin ratusan atau ribuan luka. Hingga pada akhirnya membentuk dia yang sekarang. Dia tak akan pernah memulai sebuah perkelahian karena pada kenyataannya dia akan berkelahi hanya jika dia harus melakukannya atau hanya untuk membela diri.

Orang-orang seperti dia akan dengan sangat mudah menerima judge dari orang lain. Bagaimana tampilan yang terlihat seperti Gadis kasar, urakan, brandalan, dan mungkin orang akan langsung mengatakan jika Gadis itu bukan Gadis baik. Tapi percayalah tidak semua yang orang pikirkan merupakan sebuah kebenaran. Bahkan jika di banding dengan orang dengan penampilan kalem, Gadis itu tak kalah baik. Hanya saja cara dia menunjukkan kebaikannya berbeda dengan apa yang sering orang lain lakukan.

####### to be continued #######

Mau lagi ngga???

Author,

Rizqia Occta

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang