Part Delapan Puluh Tiga

1.1K 116 10
                                    

Long time no see... Hope you like it...

Enjoy your time....

Author's Pov

1 Bulan berlalu...

Setelah penantian yang cukup panjang, para pelaku mendapatkan hukumannya. Perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan Ririz berbuah manis untuk orang-orang di sekitarnya. Persidangan berjalan dengan lancar meski pria bernama Wahyu masih enggan mengakui kesalahannya. Bukti yang di kumpulkan tim Ririz sudah lebih dari cukup untuk membuat pria itu mendekam di balik jeruji besi hingga dua puluh tahun yang akan datang.

Wanita satu orang anak itu juga sudah menjelaskan semua yang terjadi dari awal hingga akhir tanpa menambah maupun menguranginya. Istrinya mengamuk dan mendiamkannya hampir dua hari namun karena rindu yang terlalu kuat membuat Lara mengalah dan memaafkan istrinya itu. Setelah persidangan berakhir kehidupan mereka kembali seperti semula.

Ririz kembali ke keluarganya, Rere masih sibuk mengurus semua kasus yang di limpahkan menjadi tanggungjawabnya. Yuki segera mempersiapkan pernikahannya yang di percepat. Serasa terbangun dari mimpi buruk, pada akhirnya semua tokoh dalam alur cerita telah kembali menjalani hidup damainya. Meski tidak selalu mulus namun semua masalah yang hadir kini hanyalah kerikil kecil yang singgah. Pernah merasakan kehilangan membuat Lara kini lebih posesif dari sebelumnya.

Setelah kejadian memilukan waktu itu membuat semua orang tau bahwa Dokter cantik yang mereka kagumi ternyata sudah menjadi seorang istri sekaligus seorang Mommy. Saat di rumah sakit pun Lara tak pernah membiarkan istrinya berada di shift yang berbeda. Wanita itu terlalu mempesona hingga meski mengetahui statusnya para suster dan dokter lain tak segan menunjukkan ketertarikan mereka.

Hari demi hari di lalui dengan berbagai bumbu yang sudah semesta atur. Hingga tanpa sadar hari-hari sudah berganti menjadi minggu. Dan minggu-minggu berganti menjadi bulan hingga tanpa terasa sepuluh tahun berlalu begitu saja dengan begitu banyak perubahan didalamnya.

Lara's Pov

Aku mengusap wajah ku frustrasi di depan seorang gadis yang justru memasang wajah polosnya. Ya Tuhan rasanya kepala ku hampir meledak melihat ekspresi tanpa dosa yang ia tunjukkan di hadapanku. Bagaimana bisa gadis ini duduk dengan tenang disaat aku mati-matian menahan amarah yang hampir meledakkan kepala ku.

Matanya berkedip-kedip lucu dan ekspresinya terlalu polos. Ingin rasanya aku cubit pipinya saking gemas dan geramnya. Aku hanya bisa menahan amarah ku karena aku sangat tau betapa keras kepalanya gadis ini. Dia memiliki gen keras kepala yang buruk jadi akan percuma jika aku yang mengomel di hadapannya.

Gadis dengan seragam sekolah menengah atas ini bahkan malah memilih duduk santai dengan tampang sok imutnya. Sesekali ia justru tersenyum yang membuatku semakin mengingat kelakuan Mommynya di masa lalu. Bisa-bisanya aku memiliki anak seperti ini.

Lara : " Yahhhh tak inginkah kamu menjelaskan sesuatu kepada Mama???"
Qiara : " Apa yang harus Qia jelaskan Ma???"
Lara : " Honey... Turun dan lihat apa yang dilakukan anakmu. Kepala ku hampir meledak dan anakmu justru masih bertanya apa yang harus dia jelaskan."

Aku berteriak untuk memanggil istri ku yang ada di lantai dua. Satu-satunya orang yang akan di dengarkan oleh gadis badung ini hanya istri ku. Jadi jika aku tak bisa membuatnya berbicara akan sangat lebih menghemat waktu dan energi kalau istriku lah yang mengajaknya berbicara. Tak ada orang lain yang bisa mengendalikan bocah badung di hadapan ku ini selain istri ku. Sekalipun Grandpa yang turun tangan, gadis ini masih bisa mengabaikan Grandpa.

Ririz : " Haiiissss kenapa harus berteriak??? Aku bahkan baru selesai menidurkan Qila dan menyusui Ara. Bukannya membantuku tapi justru kamu meneriaki ku untuk turun dasar menyebalkan."

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang