Apakah masih ada yang menunggu ku untuk update???
O k a y E n j o y Y o u r T i m e
Author's Pov
Beberapa waktu sebelumnya...
Di sebuah bangunan tersembunyi terdapat beberapa orang yang mulai gelisah terutama seseorang yang duduk di belakang layar komputer besar. Salah satu orang yang memegang peranan penting dalam tim tersebut terus memohon dari alat komunikasi yang ia kenakan. Alat itu yang tersambung dengan seorang Wanita yang tengah dalam mode Iblisnya. Ia terus memohon agar Wanita itu berhenti namun bahkan tak ada satu kalimat pun yang keluar dari mulutnya mendapatkan respon dari lawan bicaranya.
" Saya mohon Miss... pria itu bisa saja mati di tangan anda jika begini. Miss tolong berhenti, ini sudah cukup Miss" - Bianca
Gadis itu terus berteriak memohon agar Wanita itu menghentikan aksinya namun hasilnya tetap sama. Wanita itu sedang dalam mode iblis dan tak akan ada satu kalimat pun yang akan di dengarkan sekalipun mereka semua yang ada di sana memohon hingga menangis. Dalam situasi yang benar-benar mereka khawatirkan seperti ini hanya ada dua orang yang bisa mereka andalkan.
Namun mengingat kondisi orang pertama yang terlintas dalam benak mereka, kemungkinan besar akan memakan cukup banyak waktu. Seseorang itu bahkan tak ingin di temui dengan alasan apapun beberapa waktu terakhir. Bahkan orang itu terus menyibukkan diri tanpa mempedulikan hal yang lain. Dan jika mereka tidak ingin pimpinannya berakhir menjadi seorang pembunuh maka mereka harus cepat bergerak dan membawa orang kedua yang mungkin saja mampu menenangkan Wanita yang sedang dalam mode iblisnya itu.
Dengan cepat Bianca mulai mengirimkan pesan kepada Matthew untuk menjemput Qiara. Hanya dia satu-satunya harapan mereka kali ini. Dan mengingat bahwa gadis kecil itu cukup cepat dalam mempelajari keadaan membuat Bianca cukup yakin bahwa gadis itu akan sangat membantu. Tak butuh banyak waktu, Matthew segera membawa Qiara ke lokasi yang sudah di berikan Bianca sebelumnya.
Matthew membawa Qiara tanpa izin namun gadis kecil itu cukup mengenal pria yang masuk kedalam kamarnya itu. Mereka melaju cukup cepat hanya dalam hitungan beberapa menit saja. Tak ada suara yang terdengar di dalam mobil selama perjalanan. Gadis itu hanya diam tanpa mengucapkan satu kata pun. Bahkan Matthew hanya mengatakan "Mommy mu membutuhkan bantuan mu". Dan sebuah anggukan kepala yang ia dapatkan sebagai balasan.
Saat sampai di lokasi, Qiara langsung masuk setelah di berikan arahan oleh Matthew. Dan beruntung mereka sampai tepat pada waktunya. Jika mereka terlambat beberapa menit saja maka semuanya bisa berakhir lebih buruk lagi. Matthew ikut berlari di belakang gadis kecil yang ia bawa menuju tempat tujuannya. Benar saja hanya dengan sebuah kalimat dari bibir gadis itu sudah cukup mengubur kembali sisi iblis dari Wanita cantik itu.
" Stop it Mommy, you will kill him if you keep doing this. Please Mom, this enough. Let's go home, Mama need you and I miss you so bad" - Qiara
Ririz's Pov
Kalimat yang baru saja ku dengar mampu membuat seluruh sisi iblis dalam diri ku lenyap begitu saja. Suara dari seseorang yang sangat aku rindukan sejak satu bulan terakhir ini. Seseorang yang membuat ku cukup tersiksa dengan perubahan yang ia alami. Dan sebenarnya aku tak ingin menghilang terlalu lama dari pandangan matanya. Namun aku memiliki alasan yang cukup kuat kenapa aku harus melakukannya.
Hanya butuh waktu beberapa detik setelah suara itu menembus gendang telinga ku shingga pada akhirnya aku bisa mengontrol diri ku sendiri. Aku kembali dalam mode manusia hanya dalam sekejap. Amarah ku tadi benar-benar memuncak saat melihat pria di hadapan ku yang kini sudah tergeletak tak berdaya itu. Pria ini benar-benar bodoh karena tidak mencari tahu apapun perihal orang-orang yang dia targetkan sebelumnya.
Aku berbalik dan mengubah posisi ku untuk mensejajarkan tinggi badan gadis kesayangan ku ini. Bibir ku tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman kala melihat mata berkaca-kaca putri kecil ku. Detik berikutnya aku membungkus tubuh putri ku dengan dekapan yang cukup erat untuk menumpahkan semua rasa rindu yang harus aku tahan selama satu bulan terakhir. Tangan ku bergerak untuk mengusap wajah gadis kesayangan ku ini dengan lembut. Merekam setiap detail dari wajah yang semakin hari terlihat lebih cantik.
Mata ku memanas kala mendengar isakan pelan yang berasal dari gadis kecil di hadapan ku ini. Tak ada satu pun kalimat yang keluar dari bibir ku yang berfungsi sebagai penghibur bagi gadis kesayangan ku. Dalam situasi seperti ini bahkan aku tak memiliki satupun kalimat yang bisa aku gunakan untuk menenangkannya. Yang dia butuhkan adalah dekapan ku dan juga adanya aku di samping dia. Melihat Qiara yang berubah menjadi begitu dingin mengingatkan aku akan sosok diri ku dan juga mama nya di masa lalu.
Namun hal itu juga yang cukup membuat ku tersiksa dan sangat ingin menemuinya dengan segera. Bagaimana aku tidak tersiksa jika gadis manis ku yang sangat ceria dalam sekejap berubah menjadi dingin dan acuh tak acuh. Alasan dibalik perubahan sikap Qiara tentu saja dipengaruhi oleh apa yang terjadi satu bulan yang lalu. Dan kali ini aku tak akan pergi lagi karena aku sungguh tidak ingin Qiara menjadi Another me. Aku benar-benar berharap Qiara menjadi pribadi yang jauh lebih baik daripada aku entah di kehidupan ku yang dulu maupun kehidupan ku yang sekarang.
Isak tangis gadis kecil ku perlahan mereda namun aku masih belum melepaskannya dari dekapan ku. Rasanya sakit melihat dia menangis seperti ini, tapi aku melakukan ini juga dengan beberapa alasan yang benar-benar mendesak. Aku terus mendekapnya sambil mengusap punggungnya dengan perasaan sayang. Membiarkan gadis kecil itu menyelesaikan tangisannya untuk melegakan rasa sedihnya. Aku masih menunggu selama beberapa menit hingga pada akhirnya aku tak mendengar suara isak tangisnya lagi.
Qiara melepaskan dekapan ku dengan hati-hati dan dengan gerakan lambat mengangkat tangannya untuk mengusap wajah ku perlahan. Jari-jari mungil tangannya menyentuh alis ku, turun ke mata, hidung, pipi dan berakhir mengusap bibir ku. Jejak air mata masih terlihat dari kedua matanya. Aku tau dia benar-benar merindukan ku, ya Tuhan aku merasa menjadi Mommy yang buruk karena harus meninggalkan gadis kecil ini tanpa kabar sedikit pun. Setelah puas menyentuh wajah ku, pada akhirnya si kecil mulai membuka mulutnya untuk bersuara.
Qiara : " Qia pikir Mommy benar-benar tidak akan pernah kembali. Qia kira Mommy benar-benar meninggalkan Qia sendirian. Padahal Mommy tau kalau Qia ngga bisa tanpa Mommy hikz..."
Mendengar tangisan di akhir kalimatnya membuat ku dengan refleks membawa kembali tubuh putri ku ke dalam pelukan ku. Sesekali gadis kecil itu akan mengungkapkan kalimat-kalimat yang serupa seperti sebelumnya dan masih di iringi dengan isak tangis yang sama pula. Aku tidak mengatakan apapun dan hanya fokus pada kalimat-kalimat keluhan yang keluar dari bibir gadis kesayangan ku ini. Ada begitu banyak kalimat yang ia keluarkan namun satu hal yang pasti bahwa gadis kecil ku sangat-sangat merindukan kehadiran ku. Kalimat rindu yang dia balut dengan begitu banyak keluhan. Hal menggemaskan yang juga menjadi pisau yang cukup tajam untuk menggores hati ku. Tangan ku masih terus sibuk mengusap rambutnya dengan lembut. Aku menarik nafas untuk meredakan sesak didalam dada ku sebelum kembali membuka mulut.
Ririz : " Mommy minta maaf karena telah membuat putri kesayangan Mommy menangis seperti sekarang. Apakah kesayangan Mommy ini mau memaafkan Mommy???"
Qiara : " Qia tau pasti Mommy punya alasan jadi Qia memaafkan Mommy..."
Ririz : " Ahhh anak Mommy tumbuh dengan sangat baik. Mommy bangga pada Qia..."
Qiara : " Mommy ayo kita pulang. Mama membutuhkan Mommy..."
Ririz : " Mom ingin pulang dan menemui mama namun masih ada yang harus Mom pastikan sebelum menemui mama. Jadi apakah tuan putri mau menunggu sedikit lagi???"
Qiara : " Emmm baiklah Qia akan menunggu tapi Mom harus janji untuk tidak akan terlalu lama..."
Ririz : " Mommy janji asal kesayangan Mommy kembali menjadi tuan putri yang ceria lagi..."
Qiara : " Laksanakan komandan..."Gadis itu tersenyum ke arah ku dan membuat gerakan hormat saat mengatakan kalimat terakhirnya. Aku terkekeh pelan yang membuat Qiara ikut tertawa, setelahnya aku menggendong Qiara keluar dari gedung ini untuk mengantar gadis kesayangan ku kembali ke rumah Grandpa. Dan perihal pria di dalam, aku sudah meminta Matthew untuk membereskan sisanya.
####### to be continued#######
Double???
Author,
Rizqia Occta
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctors ( GxG )
De Todo#3 at 19 Maret 2021 #1 at 1 April 2021 Seorang Dokter Spesialis Bedah Transplantasi Organ yang terkenal dengan wajah rupawan dan kecerdasan diatas rata-rata. Bahkan dia termasuk Dokter Bedah termuda, namun dia memiliki sisi yang sangat bertolak bela...