Mau curhat dikit, tetiba otak ku penuh dengan ide buat up dan yang paling menyebalkan adalah aku mendapatkan ide untuk tiga cerita dalam satu waktu. Bingung mau memulai dari yang mana dulu karena aku takut kalau ide itu ilang lagi kalau aku ngga langsung tulis. Percayalah demi nulis satu part aku rela nahan laper biar bisa cepet selesai dan ngga kehilangan ide. Huhhh tapi aku menikmatinya tenang saja, menulis adalah bagian dari hidup ku.
Aku kalau nulis setiap kalimat dan alurnya langsung muncul gitu aja jadi kalau ngga langsung ku selesaiin takutnya bakal lupa dan ngga akan dapet moment yang sama lagi. Dan inilah yang aku dapet hari ini. Sebenernya masih ada kelanjutannya nanti kalau sore aku ada waktu bakal aku up lagi...
Happy reading...
Ririz's Pov
Aku kembali memeluknya saat lagi-lagi isak tangisnya masuk kedalam pendengaran ku. Aku mengusap punggungnya dengan lembut sambil mendengarkan cerita mengenai kejadian semalam. Aku tau ini pasti sangat berat untuknya, mungkin jika orang lain yang ada di posisinya maka bisa jadi bunuh diri adalah hal pertama yang menjadi pilihannya.
Yang aku tau kesalahan utama bukanlah terletak pada wanita ini karena bagaimana pun yang menyebabkan hal itu terjadi adalah Dokter yang menyiapkan donor. Lama kelamaan aku tak lagi mendengar suara tangisan. Namun yang aku dengar adalah suara nafas yang kian teratur. Aku menundukkan kepala ku untuk melihat wajah wanita dalam dekapan ku yang ternyata sudah memejamkan mata.
Dia pasti tidak tidur semalaman, aku bergerak menggendong wanita ini menuju ranjang. Setelah memastikan bahwa dia tidur dengan nyaman aku mengambil sebuah kertas dan meninggalkan note di atas nakas. Aku harus pergi untuk memastikan sesuatu dan akan aku pastikan bahwa bukan dia yang akan menanggung hukum atas kesalahan yang tidak dia lakukan.
Aku memesan ojek online menuju ke rumah sakit, entah kenapa rasanya ada kemarahan yang aku rasakan. Mungkin karena aku melihat ketidakadilan di depan mata ku jadi aku merasakan amarah. Jangan kira aku akan menampilkan wajah marah ku, tentu saja tidak. Aku lebih suka menampilkan wajah songong andalan ku daripada harus menunjukan emosi lain.
Kaki ku melangkah menuju resepsionis untuk menanyakan letak ruangan seseorang yang bernama Beni. Setelah mendapatkan arahan maka aku mengucapkan terimakasih dan segera pergi. Saat aku sudah sampai belokan terakhir menuju ruangan Dokter sialan itu. Langkah ku harus terhenti sebelum aku berhasil benar-benar membelokkan tubuh ku.
Seketika aku mematung saat sekilas aku mendengar nama si bajingan penyebab kekacauan ini disebut. Aku mengintip sejenak dan dapat ku lihat seorang wanita sedang berdiri berhadapan dengan si bajingan. Tanpa pikir panjang aku mengeluarkan ponsel ku dan dengan hati-hati aku merekam pembicaraan mereka dari awal.
Stella : " Bagaimana bisa kamu meminta bayaran sekarang??? Heiii kesepakatan kita tidak seperti itu"
Beni : " Apa lagi sekarang??? Bukankah aku sudah berhasil menghancurkan reputasi Dokter Lara??? Aku sudah melakukan sesuai perintah mu. Jadi sekarang berikan aku uang yang kamu janjikan. Kamu tau aku sangat membutuhkan uang itu untuk menyelamatkan perusahaan ayah ku."
Stella : " Memang reputasi wanita sialan itu sudah hancur tapi dia belum benar-benar bermalam di balik jeruji besi. Kesepakatan kita uang itu akan ku berikan jika dia benar-benar masuk ke dalam sel tahanan."
Beni : " Tolong lah, ku mohon berikan aku uang itu. Perusahaan ayah ku sudah di ambang kehancuran sekarang. Bahkan aku mengorbankan dua nyawa hanya untuk mendapatkan uang itu. Ku mohon berikan uang itu hari ini agar perusahaan ayah ku kembali stabil."
Stella : " Baiklah dengan satu syarat..."
Beni : " Apapun syaratnya aku akan melakukannya, asal uang itu cair hari ini juga..."
Stella : " Celakai wanita sialan itu bagaimana pun caranya. Aku ingin melihat wanita sialan itu hancur dengan kedua mata ku."
Beni : " Apa kamu gila??? Ahhh sial bagaimana aku bisa terjebak dengan orang sekeji diri mu. Aku tak punya pilihan lain selain melakukan apapun keinginan mu."
Stella : " Setelah shift mu berakhir mari pergi bersama dan lakukan yang aku mau..."
Beni : " Baiklah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Doctors ( GxG )
Random#3 at 19 Maret 2021 #1 at 1 April 2021 Seorang Dokter Spesialis Bedah Transplantasi Organ yang terkenal dengan wajah rupawan dan kecerdasan diatas rata-rata. Bahkan dia termasuk Dokter Bedah termuda, namun dia memiliki sisi yang sangat bertolak bela...