Part Empat Puluh Tujuh

1.6K 165 32
                                    

Ngga bisa sesuai jadwal karena kemarin belum ada mood buat tulis. Jadi daripada jelek dan feel nya ngga dapet aku memutuskan untuk tidak memaksakan diri.

So enjoy your time...

Author's Pov

Setelah hari itu semua berubah, beberapa orang yang awalnya menyerah pada hidup justru memilih bangkit. Membuktikan pada dunia bahwa mereka bukanlah pecundang. Mereka berusaha merubah jalan yang sebelumnya mereka pilih. Dan bertekat untuk menjadi seseorang yang keberadaannya di akui. Kini tak ada satu orang pun dari mereka yang menyerah pada keadaan.

7 tahun kemudian...

Waktu menunjukan pukul sembilan malam, disini tepatnya disebuah rumah sakit. Seorang Wanita dengan rambut bergelombangnya tengah berdiri didepan sebuah loker. Mengambil sepasang sepatu sneakers berwarna putih untuk mengganti sepasang hills yang tadi ia kenakan.

Menyisir rambutnya dan terakhir mengambil jas putih kebanggaannya lalu mengenakannya. Sekali lagi memastikan penampilannya untuk terlihat cukup rapi di depan cermin. Setelahnya memilih beranjak menuju ruang UGD.

Di waktu yang sama di ruang UGD, tiba-tiba saja suasana menjadi begitu ricuh. Sekelompok pria dengan setelan jas berwarna hitam tengah membawa seseorang yang sedang terluka. Salah seorang dari pria berjas itu meminta seorang dokter untuk menangani Bosnya yang tengah terluka.

Pria : " Dimana dokternya??? Cepet obati Boss kami..."
Perawat : " Maaf Dokter jaga sedang keluar..."
Pria : " Lalu kau pikir kami peduli??? Dimana dokter laki-laki yang lain??? Cepat panggil dokter dan obati Boss ku..."

Beberapa pria itu membuat keributan dengan terus berteriak memanggil dokter. Saat beberapa perawat laki-laki mendekat justru pria-pria berjas itu tidak ingin Boss mereka ditangani oleh sembarangan orang. Seorang perawat dengan ketakutan mengatakan bahwa dokter yang bertugas jaga baru saja keluar.

Hal itu sontak membuat pria-pria itu murka dan hendak melayangkan tangannya untuk memukul perawat tersebut. Namun tepat sebelum tangan itu berhasil menyentuh wajah perawat tadi. Ada sebuah tangan yang menahan tangan pria itu. Tepatnya tangan seorang Wanita yang baru saja tiba di ruang UGD dan melihat kejadian barusan. Pria itu menatap marah kepada seseorang yang dengan lancang menghentikan aktivitasnya.

Pria : " Apa ini??? Kamu seorang tenaga medis???"
Someone : " Apakah penglihatan mu tidak berfungsi dengan baik??? Lihat apa yang saya kenakan. Sudah jelas saya adalah Dokter disini."

Seseorang itu bahkan belum melepaskan cengkramannya dari tangan pria berjas tadi. Dan dengan emosi pria itu mencoba menyingkirkan tangan seseorang itu dari tangannya. Namun dengan kuat Wanita itu masih terus mencengkram tangan pria tadi. Dan tepat saat pria itu akan memukulnya, dengan sigap Wanita itu mendorong si pria berjas hingga menabrak sebuah brankar.

Someone : " Mohon untuk yang tidak berkepentingan harap menunggu di luar saja. Ini tempat untuk pasien dan jika merasa bukan pasien silahkan keluar."
Pria 2 : " Siapa kamu yang bisa memerintahkan apa yang harus kami lakukan???"
Someone : " Saya akan merawat pasien ini dan sudah menjadi kewajiban saya untuk menciptakan lingkungan yang nyaman untuk pasien saya."
Boss : " Aku tidak ingin dirawat oleh seorang Gadis. Bawakan aku seorang dokter pria."
Someone : " Apakah saya terlihat seperti seorang Gadis dihadapan anda??? Bahkan bagi saya anda tidak berbeda dengan semua pasien yang ada disini. Silahkan kosongkan area sehingga kalian tidak mengganggu pasien lain yang ada disini. Anda, anda, anda, anda, dan kalian silahkan tunggu diluar."
Boss : " Ku pikir Gadis ini mengerti dengan apa yang aku katakan. Bawa dia keluar..."
Serentak : " Baik Boss..."

Beberapa pria mulai mendorong tubuh Wanita itu menuju ke pintu keluar. Dan beberapa kali Wanita itu mencoba berbalik maka sesering itu pula pria-pria berjas itu akan kembali mendorongnya. Dan kini tangan salah satu pria itu sudah berada dipundaknya dengan sempurna.

Pria : " Baiklah Dokter, kenapa kamu tidak beristirahat saja disana???"

Tanpa menjawab apapun, Wanita itu menyentuh tangan yang dengan lancang berada di pundak ya dan memutar tangan itu ke belakang tubuhnya. Pria itu berteriak kesakitan dan tak lama tubuh pria itu di dorong hingga membentur bangku. Dua orang yang lain menghadap si Wanita dan salah satu diantara mereka mendorong bahunya secara kasar.

Wajah Wanita itu tidak menampakkan ketakutan sedikit pun bahkan yang terlihat adalah wajah songong yang sayangnya masih saja terlihat cantik. Wanita itu tidak mengucapkan satu kata pun namun dengan diamnya justru mampu membuat suasana semakin mencekam. Aura yang terpancar dari Wanita itu sungguh berbeda.

Pria 3 : " Apa kamu pikir kami akan bersikap lunak terhadap seorang Gadis???"
Someone : " Kenapa??? Apakah hal itu membuat anda malu jika dipukuli oleh seorang Gadis???"

Pria itu marah dan mencengkram kerah Wanita itu, namun dengan sigap Wanita itu kembali mencengkram tangan pria tadi dan mendorongnya hingga terjatuh. Dan setelahnya satu persatu dari pria itu maju untuk menyerang Wanita tadi.

Ririz's Pov

Hari ini rasanya aku seperti dibawa kembali ke tujuh tahun yang lalu. Kejadian ini mengingatkan aku mengenai pertemuan ku dengan RO Squad. Aku tersenyum tipis saat mengingat kembali kejadian yang tak akan pernah bisa aku lupakan itu. Dan betapa lucunya takdir membuat aku merasakan kembali hal yang sama seperti dulu. Aku mengambil kucir rambut di pergelangan tangan ku dan menguncir rambut ku agar tidak mengganggu.

Apakah semua ini hanya Dejavu??? Tentu saja bukan, karena hari ini terjadi disituasi yang berbeda. Namun dengan rasa yang hampir sama seperti waktu itu. Masih dengan hal yang sama seperti dulu saat aku berkelahi. Aku tak akan memperlihatkan wajah ketakutan atau semacamnya. Aku justru akan memperlihatkan wajah songong andalan ku sama seperti sebelumnya.

Pria-pria itu satu persatu maju, dan aku yakin mereka adalah orang-orang yang terlatih. Aku menghitung jumlah mereka dalam hati dan kini aku tau berapa banyak pria yang harus aku hadapi. Enam belas pria yang aku yakini adalah kelompok gengster. Tidak diragukan lagi dari teknik bela diri yang mereka kuasai.

Satu pria bergerak akan memukul ku, dan dengan cepat aku menangkap tangannya dan menekuk ya begitu saja. Pria lain datang menentang kearah ku namun lagi-lagi aku bergerak cepat untuk menghindarinya. Pria lain lagi datang dengan pukulan kerasnya, dan dengan sigap aku mengubah posisi dan membanting pria yang sejak tadi tangannya masih ku pegang.

Pria lain lagi kembali datang dan hendak memukul ku namun dengan cepat aku menahan tangannya dan memutar posisi ku. Salah seorang pria mendorong kursi roda ke arah ku dan aku pun menendangnya hingga mundur beberapa langkah. Kaki ku menendang dada pria yang tadi hingga jas nya terlepas.

Satu orang lagi maju dan aku menahan pukulan ya dengan jas yang ada di tangan ku. Kemudian membanting tubuh pria itu ke lantai. Dua orang maju dari arang yang berbeda, dengan sigap aku menahan tangan mereka dan membuat mereka saling bertabrakan. Pria lain lagi bergerak mengapit leher ku dengan lengannya dan aku menggunakan tubuh salah seorang pria yang akan menyerang ku dari arah depan sebagai pijakan.

Aku melakukan gerakan salto dengan pria tadi sebagai tumpuan. Dan aksi ku ini ku akhir dengan membanting tubuh pria yang mengapit leher ku tadi. Sial aku hampir sesak nafas karena himpitan lengan kekar pria itu. Dapat ku dengar di sepanjang perkelahian yang terjadi para perawat justru berteriak-teriak.

Ririz : " Maafkan saya, nanti saya akan mengobati yang terluka."

Dan setelah itu, pria yang ku ketahui adalah Boss dari mereka tiba-tiba saja kehilangan kesadarannya. Pria itu terluka di bagian kepala dan mengeluarkan cukup banyak darah. Beberapa pria berjas tadi bergerak dengan panik menuju kearah Boss gengster itu.

Ririz : " Keluar dari sini... Apakah kalian akan diam saja dan membiarkan dia mati karena kehabisan darah???"
Pria : " Baiklah sesuai permintaan mu, tapi jika sesuatu yang buruk terjadi kepada Boss kami maka ini akan menjadi akhir dari hidupmu."
Ririz : " Baiklah mari kita mulai..."

####### to be continued ######

Double???

Author,

Rizqia Occta

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang