Part Satu

15.1K 532 68
                                    

Hohoho Ririz balik lagi nih bawa Story baru buat kalian nikmati. Kali ini masih mengangkat Genre yang sama yaitu GXG atau lesbian love story. Dan ini cerita adalah ide dari seorang teman namun untuk jalan ceritanya masih tetap Ririz si pembuat alur.

Di harap membaca secara perlahan supaya maksud yang ingin disampaikan bisa terserap dengan sempurna tanpa menimbulkan kesalahpahaman. Mari tenggelam bersama dalam alur yang sudah Ririz ciptakan.

Happy reading...

Author's Pov

Seorang Gadis berbalut seragam putih abu-abu mulai melangkahkan kaki menuruni tangga setelah keluar dari kamar yang lebih sering dia sebut sebagai penjara kecil. Tempat dimana dia selalu merasa terasing didalam bangunan yang tadinya dia sebut sebagai rumah.

Dengan langkah malas si Gadis mulai berjalan melewati ruang tamu. Dimana kini seseorang yang sangat dia benci tengah menatap kearahnya dengan bengis. Tanpa mau repot ia justru bersikap acuh dan kembali berjalan menuju pintu rumah. Tapi sebelum benar-benar keluar, sebuah teriakan membuat langkah kakinya terhenti.

Seorang wanita paruh baya yang selalu di juluki oleh si Gadis sebagai "Nenek Sihir" yang tak lain dan tak bukan adalah ibu tiri dari si Gadis. Jika kalian berfikir bahwa si Gadis sangat membencinya tentu saja benar. Dia adalah orang yang sangat di benci oleh si Gadis karena perlakuan buruk layaknya ibu tiri dalam dongeng cinderella.

Angela : " Gadis sialan berhenti kamu brengsek..."

Decakan malas keluar dari mulut si Gadis tat kala mendengar wanita paruh baya itu mengumpat. Sungguh sangat disayangkan pagi hari yang terlalu cerah ini harus di rusak dengan umpatan dari mulut wanita jahat seperti ibunya.

Ririz : " Ckckck... Kenapa???"
Angela : " Gadis brengsek pasti kamu yang mencuri uang di dalam dompet ku kan??? Ngaku kamu anak sialan..."
Ririz : " Haissss membuang-buang waktu saja, untuk apa aku mengambil uang dari Nenek Sihir seperti mu huh???"
Angela : " Sopanlah sedikit Gadis sialan, aku ini istri sah dari Papa mu... "
Ririz : " Ckckck sombong sekali kau ini, ahh dan ku ingatkan sekali lagi. Kau tak lebih dari sekedar benalu di keluarga ku. Buka matamu dan sadarilah posisi mu..."
Angela : " Dasar anak sialan, tidak tau diri. Lihat saja aku akan segera menyingkirkan mu dari rumah ini untuk selamanya..."
Ririz : " Justru seharusnya kau yang berhati-hati, bisa saja setelah ini kamu terpeleset jatuh dan kemudian mati. Ahhhh aku akan mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam atas kematian wanita jahat seperti mu. Dan percayalah, aku sangat menantikan hari itu tiba."

Belum sempat sang wanita menjawab pernyataan yang keluar dengan begitu lancar dari bibir si Gadis yang nampak tak memiliki sopan santun itu, justru si Gadis sudah lebih dulu pergi. Si Gadis kembali melangkahkan kakinya menuju gedung sekolahnya. Tak berniat untuk meladeni dan terus melangkah tanpa memperdulikan wanita yang sedang memgomel bahkan mengumpat di belakang sana.

Si Gadis melangkah perlahan tanpa semangat, tangannya merogoh saku rok untuk mengambil benda pipih dan juga headset dari dalam sana. Memasang headset di kedua telinganya, memutar lagu kesukaannya. Sejenak ia menarik nafas dan memejamkan mata untuk memperbaiki sedikit saja moodnya yang sudah terlanjur berantakan. Hingga saat membuka mata kembali ia memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.

Nampaknya Gadis ini tak mempunyai cukup semangat untuk bersekolah, bisa di lihat dari caranya berpakaian yang terbilang asal-asalan. Seragam sekolah yang terlihat berantakan bahkan terkesan amburadul. Rok sekolah yang pendek diatas lutut, baju putih ketat yang dibiarkan keluar, dasi yang tergantung miring bahkan ikat pinggang yang justru ia biarkan tersampir begitu saja di pundak kirinya.

Rasanya terlalu malas untuk bersekolah tapi si Gadis tak punya pilihan lain selain pergi ke tempat yang sama memuakkannya dengan bangunan yang baru saja ia tinggalkan. Namun itu jauh lebih baik daripada ia harus terjebak di dalam rumah bersama dengan "Nenek Sihir". Maka mau tidak mau dia harus tetap melangkah menuju ke sekolah. Setelah berjalan sekitar tiga puluh menit, si Gadis sudah berada di depan bangunan yang berdiri dengan gagah ya, dimana lagi jika bukan disekolah.

Lagi-lagi langkah kakinya harus terhenti tepat di depan gerbang SMA Pertiwi. Apalagi jika bukan karena di hadang oleh lima siswi lain pemilik julukan "Queen Bee", padahal menurut si Gadis mereka hanyalah kumpulan makhluk sok kecentilan yang selalu mencari gara-gara dengannya. Decakan malas keluar begitu saja dari bibir si Gadis yang masih menatap kelima siswi di hadapannya dengan tatapan tanpa minat.

Kelima orang itu saat ini mulai menyilangkan tangan di depan dada dengan pandangan meremehkan si Gadis. Mereka adalah bagian dari geng yang sangat di takuti di sekolah. Tentu tidak berlaku untuk si Gadis berandalan satu ini. Dari seluruh siswa-siswi yang ada, hanya si Gadis berandalan yang berani melawan ketika di perlakuan seenaknya oleh mereka ini. Hal tersebut yang membuat si Gadis terjebak dalam kata target penyerangan dari geng itu.

Lima orang pembuat gara-gara itu adalah Marsha si gadis dengan tubuh tinggi semampai dan rambut sebahu yang di cat dengan warna coklat gelap. Gadis kedua bernama Natalia seorang gadis dengan tubuh ramping namun hanya memiliki tinggi rata-rata gadis di Indonesia. Gadis ketiga bernama Berta seorang gadis tomboy yang terkenal dengan bullyan secara fisik atau kekerasan. Ia tak akan segan untuk melayangkan pukulan pada targetnya.

Gadis keempat bernama Nindi gadis cuek yang sangat dingin kepada orang lain. Dia juga salah satu gadis terkejam dari geng ini. Dan yang terakhir Angel, sikapnya jauh berbeda jika dibandingkan dengan namanya. Karena pada kenyataannya Angel adalah ketua dari geng rusuh satu ini. Ia akan memerintahkan anggota lainnya untuk menindas siapapun yang berani melawan mereka.

Berta : " Heh brengsek... Berhenti kamu..."
Ririz : " Sumpah ya ampun Tuhan, tidak bisakah sebentar saja aku merasakan ketenangan??? Ahhh merusak mood ku saja. Apa mau kalian??? Aku sedang tidak ingin berdebat sungguh aku sangat lelah dan kalian semakin mengacaukan hari ku..."
Natalia : " Lha si anjing malah ngegas... "
Nindi : " Butuh di kasih pelajaran kek nya... "
Marsha :" Seperti memang harus diberi pelajaran, gimana Angel???"
Angel : " Ngapain buang-buang waktu bawa aja ke ruang eksekusi... "
Ririz : " Ckckck udah ku bilang aku lagi ngga pengen ribut. Nih ya aku pengen banget hidup tenang sekarang jadi tolong menyingkirlah kalian sekarang juga."
Angel : " Kurang ajar dia, sialan hajar aja..."

Tanpa basa basi kembali, mereka mulai berusaha menyeret si Gadis brengsek menuju ke ruang eksekusi. Karena mood yang sudah terlanjur buruk, pada akhirnya membuat si Gadis memberikan perlawanan. Merasa terhina akan keberanian si Gadis membuat Queen Bee justru melayangkan pukulan demi pukulan kearah si Gadis.

Si Gadis yang belum siap pun mau tak mau harus menerima beberapa pukulan mendarat di area wajahnya. Tangannya bergerak menyentuh ujung bibir yang sedikit robek akibat pukulan Marsha yang berhasil mendarat di wajah mulusnya. Tangan kanannya itu mengusap lembut setetes darah yang mengalir dari luka di ujung bibirnya sambil sedikit bergumam dalam hati.

" Sialan... Sakit anjing..." - Ririz

Si Gadis kemudian membalas setiap pukulan yang dilayangkan untuknya. Keributan di depan gerbang sekolah tersebut membuat perhatian banyak orang justru fokus menatap mereka tanpa ada satu orang pun berani menghentikan perkelahian yang sedang terjadi. Si Gadis berandal berhasil melumpuhkan kelima orang yang bersikap tidak adil kepadanya. Meski dengan wajah yang penuh luka si Gadis berhasil tetap berdiri disaat kelima siswi tadi dalam posisi telentang ataupun tertelungkup mencium tanah.

Dengan langkah gontai dia mengambil tas yang tadi terjatuh kemudian berjalan masuk tanpa menghiraukan tatapan kagum dari siswi lain yang menjadi bahan bullyan geng Queen Bee. Setelah di pikir-pikir mood nya sudah sangat hancur jadi dia membalikkan badan kembali bukan ke arah gedung sekolah tapi melangkah pergi menjauh dari bangunan terkutuk itu.


####### to be continue #######

Double publish spesial opening huh??? Menikmati ceritanya??? Ayolah ini belum seberapa mari tenggelam lebih jauh dari ini.

Author,

Rizqia Occta

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang