Pert Dua Puluh Lima

2K 204 39
                                    

Jeng jeng jeng oiii oiii aku beneran double up nih seneng ngga coba mana suaranya wkwkwk

Dah lah monggo di baca

Author's Pov

Suasana yang tadinya mencekam seketika bertambah mencekam tak kala Gadis yang sejak tadi masih sibuk menjalankan masa hukumannya justru dengan santainya menjawab pernyataan dari gadis bernama Ayu. Dan yang lebih mengejutkan adalah si Gadis brandalan yang seolah tidak menganggap kehadiran mereka sebagai sebuah ancaman.

Ayu : " Kalian semua yang ada di sini mulai hari ini kalian anak buah ku. Jadi kalian harus mau menuruti apapun yang aku katakan. Apa kalian mengerti???"
Ririz : " Dihh ogah amat..."

Tongkat yang sejak tadi dipegang oleh Ayu sudah beralih posisi mengacung kearah Ririz. Namun lagi-lagi dia bersikap biasa saja tanpa rasa takut sedikit pun. Suasana seketika hening, murid SMA Budi Pekerti yang semakin ketakutan kontras dengan sikap santai yang Ririz tunjukkan. Gadis itu menatap malas kearah seseorang yang mengacungkan tongkat kearahnya.

Ririz's Pov

Cihhh dia pikir aku takut hanya dengan diacungi tongkat semacam ini??? Haiisss pengecut sekali dia ini bahkan harus membawa begitu banyak pasukan dibelakangnya. Aku sudah bilang bukan jika aku tak sudi apabila ada seseorang yang melukai harga diri ku. Dalam hati aku menggerutu bahkan sejak hari pertama aku memutuskan untuk menjadi anak baik kenapa justru tiap hari aku harus terlibat perkelahian.

Tuhan ayolah, apa Kau sedang menguji ku lagi kali ini??? Sebegitu tak percayanya kah Tuhan terhadap tekat ku??? Kalau begitu kali ini maafkan aku lagi ya sepertinya aku akan memukuli orang-orang lagi. Jangan salahkan aku karena ini juga karena takdir yang Kau tuliskan untuk ku. Dengan santainya aku meletakkan sapu yang sejak tadi aku gunakan dan setelahnya melakukan pemanasan.

Haisss baru juga aku hampir menyelesaikan hukuman ku lalu kenapa malah harus capek-capek lagi??? Aku melemaskan otot-otot ku dan aku yakin tindakan ku ini memancing emosi gadis di depan ku ini. Tapi siapa yang peduli ehehe aku kan hanya melakukan pemanasan.

Ayu : " Sialan beraninya kau bertingkah seolah tidak takut terhadap ku."
Ririz : " Haisss lalu aku harus bertingkah seperti apa??? Aaaa aku takut..."

Aku memperagakan kondisi ketakutan yang jelas saja hanya ku buat-buat. Setelahnya aku berdecak pelan dan kembali ke posisi ku semula.

Ririz : " Ckckck... Apakah aku harus seperti itu??? Haisss menjijikkan sekali. Bahkan aku tak pernah takut pada siapapun jika aku tidak melakukan kesalahan."
Ayu : " Wahhh Gadis brengsek ini mau cari gara-gara rupanya, lihatlah bahkan semua orang tidak berniat menolong mu..."
Ririz : " Bukan aku yang mencari gara-gara, lihatlah siapa yang datang tanpa rasa sopan santun huh??? Ohh dan lagi aku tidak peduli dan tidak membutuhkan bantuan dari siapapun sekarang..."

Rahang gadis itu mengeras dan dapat ku lihat perubahan raut wajahnya menjadi mirip seperti monster yang memerah. Aku menyeringai dan kesan santai yang ku tunjukkan sejak tadi kini sudah berganti menjadi kesan dingin. Ditambah aku mengubah raut wajah ku menjadi wajah songong andalan ku. Untung tadi pagi aku mengenakan celana pendek sebagai dalaman rok ku jadi aku akan lebih bebas beraksi kali ini.

Ririz : " Hummm satu banding ahhh ku pikir ada lebih dari tiga puluh orang dengan yang di belakang sana. Berapa menit yang harus aku buang untuk meladeni sampah seperti kalian??? Bagaimana jika kita buat kesepakatan???"

Aku kembali menyeringai kearah mereka yang berdiri di hadapan ku. Sebuah ide gila kembali muncul dalam otak ku dan aku yakin bahwa aku bisa mengalahkan mereka semua. Jika dilihat dari situasi sekarang dan melihat tampang mereka semua rasanya tak akan butuh waktu lama untuk membuat mereka semua tunduk.

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang