Part Enam Puluh

1.1K 112 6
                                    

Masih aman kok kalau mau di baca sebelum buka puasa ehehe

Hope you enjoy this part...

Author's Pov

Suasana semakin tidak terkendali, pria itu terus berteriak melampiaskan amarahnya. Hingga pada akhirnya pintu kembali terbuka dan memperlihatkan lima orang petugas keamanan rumah sakit masuk ke ruangan itu. Dengan gerakan cepat pria itu menarik pisau yang tadi dia gunakan untung mengancam semua orang yang ada disana. Pria itu mengarahkan pisau itu tepat di leher Dokter yang dia jadikan sebagai sandera.

Ryan : " Jika kalian bergerak selangkah saja, maka ku pastikan Dokter ini akan mati di tangan ku."
Ririz : " Kalian semua berhentilah di tempat kalian."
Megan : " Tapi Dokter..."
Ririz : " Saya baik-baik saja... Jadi tolong kalian semua berhenti di tempat kalian masing-masing. Jangan ada yang bergerak sedikit pun."

Tak ada bantahan sama sekali dari Megan maupun petugas keamanan. Mereka terlalu takut jika ancaman itu benar-benar dilakukan. Namun tanpa satu orang pun di ruangan itu sadari. Sejak tadi tangan Wanita yang sedang terikat itu bergerak perlahan berusaha untuk melonggarkan tali. Wanita yang tak lain adalah Ririz itu sudah mendapatkan ide atas apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Yang dia butuhkan sekarang hanyalah mengulur sedikit waktu lagi. Dan setelah itu ia akan melakukan sesuai dengan rencana yang baru saja dia susun.

Ririz : " Saya tidak tau apapun yang anda katakan. Kami hanya menjalankan tugas kami untuk menyelamatkan nyawa pasien kami."
Ryan : " Kamu mau tau apa yang dia lakukan??? Baiklah akan aku tunjukkan."

Pria itu mundur beberapa langkah kemudian menarik baju yang dia kenakan hingga batas dada. Dengan itu terlihat sangat jelas, di perut sebelah kiri terdapat sebuah bekas luka yang cukup panjang. Dan bisa di pastikan bahwa luka itu tadinya cukup dalam dan bisa saja membuat dia kehilangan nyawanya. Hal itu seketika membuat semua orang yang ada disana terdiam. Sekarang Wanita itu tau alasan kuat dibalik tindakan pria misterius ini. Pisau yang tadi ia bawa kini kembali di arahkan kepada Jackson.

Ryan : " Aku sudah menunggu saat seperti ini. Bahkan aku sudah membuang waktu ku selama dua tahun untuk menunggu kesempatan seperti hari ini. Kali ini aku ingin membuktikan bahwa tidak selamanya kamu akan hidup dalam keberuntungan."

Jackson yang sejak tadi diam kini mulai memberontak. Mengucapkan kalimat yang tak di mengerti siapapun selain dirinya sendiri. Hal itu tentu karena lakban sialan yang menutup rapat bibirnya. Yang membuat kalimat yang ia keluarkan justru terdengar hanya seperti gumaman tak berarti. Jackson berusaha menggerakkan tubuhnya untuk membuka ikatan di tangan dan kakinya. Namun sayang, semua usaha yang dia lakukan tidak membuahkan hasil.

Ryan : " Apa ada sesuatu yang ingin kamu katakan kepada ku???"

Pria itu membuka kasar lakban yang ada di mulut Jackson. Setelahnya memilih menatap dengan cara yang menantang. Dia sangat percaya diri bahwa hari ini segala dendamnya akan segera terbayar. Pria itu mengubah tatapan matanya menjadi lebih mengerikan, tatapan ingin membunuh itu terlihat lebih pekat dari sebelumnya.

Jackson : " Dia yang datang menemui aku, bukan aku yang mencarinya tapi dia yang lebih dulu datang menemui aku."
Ryan : " Apakah yang ingin kamu katakan adalah kamu bertindak layaknya seorang kakak yang terhormat seperti itu??? Lalu kamu membuang dia begitu saja setelah dia tidak berguna untuk mu??? Dasar brengsek..."
Ririz : " Jangan memukul kepalanya..."
Ryan : " Kau hanya perlu duduk jadi kembali ke tempat mu atau aku akan membunuhnya. Jika aku tidak bisa memukul kepalanya lalu bagaimana jika di bagian ini???"

Pria itu memukul perut Jackson dengan siku hingga membuat Jackson mengaduh kesakitan. Dengan itu Ririz kembali berdiri untuk menghentikan pria gila di hadapannya saat ini. Apakah ada yang menyadari sesuatu??? Jika tidak maka kalian sama dengan pria misterius itu yang tidak menyadari bahwa seseorang yang ada di hadapannya sudah berhasil meloloskan diri. Bukankah sudah ku katakan jika Wanita itu di ikat di sebuah kursi??? Lalu bagaimana dia bisa berdiri jika masih dalam posisi terikat??? Wanita itu hanya sedang menunggu waktu yang pas untuk melancarkan aksinya.

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang