Part Dua Puluh Empat

1.9K 188 18
                                    

Balik lagi balik lagi ehehe sebenernya mau publish semalem tapi berhubung lagi ngebucin ehhh malah bablas sampe pagi jadi ya udah di publish sekarang aja ya

Monggo di nikmati bacaannya...

Ririz's Pov

Setelah selesai dengan aksi gila ku di tambah dengan memberikan keterangan di kantor polisi ahh dan jangan lupakan bagaimana aku memberikan semua bukti yang aku dapatkan tadi. Pada akhirnya aku bisa pulang ke rumah Tante Sarah sekarang. Aku sedikit tersenyum merasakan bagaimana rasa hangat itu memeluk erat hatiku kala aku melakukan perbuatan baik.

Jika berbuat baik rasanya semenyenangkan ini kenapa tidak dari dulu aku terus melakukannya??? Tunggu kalian jangan berfikir bahwa aku tak pernah berbuat baik. Tentu saja aku pernah melakukannya tapi biar segala bentuk hal baik yang aku lakukan cukup aku dan Tuhan yang tau. Kalian mau tau sesuatu??? Baiklah akan ku beritahu alasan dibalik sikap seolah tidak peduli ku.

Sebenarnya aku lebih suka terkesan bermasalah dan hal buruk lainnya karena ku pikir itu jauh lebih baik. Aku tak perlu bertingkah munafik di depan semua orang. Aku akan melakukan hal baik karena keinginan ku sendiri bukan karena sebuah pencitraan. Atau aku tak perlu peduli dengan kalimat manusia lain yang mengatakan hal buruk sekalipun itu tidak ku lakukan.

Seperti yang kalian tau aku sangat malas berurusan dengan orang lain tapi mungkin mereka tidak pernah rela jika aku menjalani hidup dengan tenang. Aku hanya berfikir begini "Anjing hanya menggonggong pada orang yang tidak mereka kenal" upss jangan tersinggung. Hahaha tapi bukankah benar apa yang aku katakan??? Jika seekor anjing mengenal orang itu dengan baik maka dia akan menurut namun jika sebaliknya maka dia akan menyalak.

Aku melangkah masuk kedalam rumah, sebenarnya aku sangat takut karena sudah pasti Tante Sarah tau bahwa aku tidak masuk sekolah hari ini. Dalam hati aku berdoa supaya aku tak mendapatkan kemarahan dari Tante ku kali ini. Aku melangkah secara perlahan alias mengendap-ngendap seperti pencuri. Aku tidak siap bertemu dengan Tante Sarah apalagi menerima amarah dari wanita paruh baya yang sudah ku anggap seperti mama ku sendiri itu.

Tuhan please kali ini selamatkan aku untuk segala bentuk kemarahan yang mungkin saja terjadi. Namun sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak berpihak kepadaku. Suara seseorang yang sejak tadi ku hindari justru mampu menginterupsi langkah ku untuk terhenti. Huaaa aku merinding ya Tuhan, tamatlah riwayat ku hari ini.

Sarah : " Darimana saja kamu seharian ini???"
Ririz : " Ahhh anu Tante itu apa aduhhh aku anu apa itu..."
Sarah : " Ngomong yang bener, Tante tidak paham apa yang kamu katakan..."
Ririz : " Itu lho Tante aku baru anu apa itu dari anu Tante aduh gimana cara ngomongnya ya..."
Sarah : " Haisss katakan dengan jelas cepatlah..."
Ririz : " Emm aku dari anu Tante..."
Sarah : " Anu terus dari tadi haisss, apa??? Darimana??? Dari Rumah sakit humm???"
Ririz : " Lho Tante tau darimana kalau aku dari Rumah sakit???"
Sarah : " Tante nonton berita dan di situ ada wajah kamu. Sekarang bisa jelaskan semuanya???"
Ririz : " Ehhh masa iya??? Ehehe Tante..."
Sarah : " Kenapa??? Jangan merayu Tante dan berharap bisa terbebas semudah itu..."
Ririz : " Haisss galak nya orang aku cuma mau bilang ini aku ngga boleh duduk dulu gitu baru di tanya-tanya???"
Sarah : " Ahh iya lupa ya sudah duduk dan jelaskan semua yang terjadi tanpa ada yang terlewat."

Aku mengangguk sebagai jawaban, kemudian mengambil duduk di sofa tunggal sebelah kanan Tante Sarah. Aku mengambil nafas sejenak dan menceritakan segala sesuatu yang sudah terjadi tanpa terlewat sedikit pun. Aku juga menjelaskan alasan kenapa aku bolos sekolah hari ini dan lain sebagainya. Untungnya Tante Sarah tidak marah meski sedikit mengomel sih ehehe.

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang