Part Sebelas

2.7K 238 29
                                    

Berhubung sepertinya novel yang satu ini cukup banyak peminatnya makanya di up lebih cepet dari biasanya.

Mari tenggelam bersama dalam alur yang sudah Ririz sediakan. Bacanya pelan-pelan biar ngga ada kesalahpahaman...

Enjoy your time...

Ririz's Pov

Aku berada  di dalam sebuah bus yang akan membawa ku kembali menuju rumah tante Sarah. Aku masih terus mengukir senyum karena kejadian tadi bersama gadis lucu yang ku tau bernama Yuki. Pandangan mataku menatap arah depan hingga tanpa sengaja mataku menangkap interaksi antara seorang anak laki-laki yang ku tafsir baru berusia sekitar 5 tahunan. Anak laki-laki itu berdiri di sebelah seorang wanita yang perutnya nampak membuncit. Senyum manis terukir di wajah tampan bocah itu hingga tanpa sadar aku pun ikut menarik sudut bibirku membentuk sebuah senyuman.

Karena terlalu asik dengan dunia ku sendiri sejak tadi, membuat perjalananku terasa sangat cepat. Bagaimana tidak??? Ketika aku merasakan bus berhenti ternyata sudah sampai di halte tujuanku. Aku berdiri menyampirkan tasku di punggung dan bersiap untuk turun. Bocah laki-laki bersama ibunya tadi nampak ikut turun di halte yang sama denganku. Setelah turun dari bus bocah laki-laki itu berlari riang dengan ibunya yang terus mengatakan untuk berjalan pelan-pelan. Dan saat aku melanjutkan langkahku, tanpa sengaja aku bertemu dengan Dokter wanita yang menyebalkan waktu itu sedang berjalan dari arah berlawanan.

Lara : " Jadi benar jika kamu adalah seorang pelajar seperti dugaan ku???"

Karena suasana hatiku yang sedang baik maka aku hanya memberikan senyuman sebagai jawaban. Dan kembali melangkah melewati Dokter wanita itu. Aku mendongak kembali untuk bergegas pergi namun aku melihat bocah tadi berlari ke arah ibunya dan tanpa sengaja menabrak perut sang ibu yang membuat ibunya seketika mengaduh kesakitan dan jatuh pingsan. Dengan refleks aku berlari ke arah ibu yang tidak sadarkan diri itu dengan cepat. Betapa terkejutnya aku ternyata bukan hanya aku yang menyadari kejadian barusan tapi Dokter wanita itu juga menyadarinya dan seketika ikut berlari ke arah ibu itu. Bocah laki-laki itu terus menangis mulai panik saat tau ibunya tidak sadarkan diri. Aku mencoba menepuk pipinya beberapa kali untuk membuatnya tersadar.

Ririz : " Bibi apakah bibi baik-baik saja???"

Mendengar tangisan bocah laki-laki yang kian keras itu membuat ku seketika ikut panik. Dokter itu mendekat dan mengambil alih posisi ku untuk membantu mempertahankan kesadaran Ibu dari si bocah laki-laki diambang kesadarannya.

Lara : " Nyonya apa anda baik-baik saja???"

Tak ada jawaban sama sekali yang membuat Dokter wanita itu mendekatkan telinganya ke arah hidung wanita itu untuk memeriksa hembusan nafasnya. Tangannya bergerak dengan cepat meraih paperbag yang tadi dibawa ibu itu kemudian menjadikan paper bag itu sebagai bantalan kepalanya.

Setelah itu ia bergegas membuka tasnya, mengambil sebuah pulpen yang ujungnya senter. Mengarahkan cahaya dari senter tersebut ke mata Ibu itu untuk memastikan kondisi terkini sang ibu. Bukannya membantu orang-orang di sekitar kami yang mulai berdatangan justru hanya melihat dengan berbisik-bisik. Mengucapkan berbagai macam kalimat yang yang sama sekali tidak aku pedulikan.

Lara : " Hubungi ambulance..."
Ririz : " Baik..."

Dengan cepat aku meraih ponselku dan menghubungi ambulance supaya Ibu ini bisa ditangani dengan segera. Dokter itu masih terus berusaha melakukan tindakan untuk membuat Ibu ini sadar. Begitu sambungan telepon terhubung Aku meminta mereka bergerak dengan cepat untuk mengirimkan ambulance dan menyebutkan lokasi kami saat ini dengan jelas. Setelah selesai, sambungan telepon ku tutup dan tanpa sengaja mataku menatap bagian kaki ibu ini yang telah basah oleh cairan yang tidak aku mengerti.

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang