Part Tiga Puluh Lima

1.6K 178 18
                                    

Satnight or Sadnight???  Dah jangan sad buat yang ngga di apelin kita satu server wkwkwk dah mending ku temenin malming kalian dengan updatean ku... Kurang baik apa coba aku ini wkwkwk canda...

Dahhh lah monggo di baca pelan-pelan aja ngga usah ngebut ngga ada yang nikung kok ehehe...

Anggun's Pov

Entah kenapa aku tak mempercayai rumor yang beredar sejak tadi malam. Rasa-rasanya sulit untuk mempercayai bahwa Gadis itu akan melakukan hal rendahan semacam itu. Aku sempat khawatir namun saat tatapan mata kami bertemu, Gadis itu justru memberikan senyuman seolah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

Aku tau jika Gadis itu adalah si pembuat onar namun sebagian besar dari diri ku yakin bahwa dia tidak melakukan apa yang dikatakan dalam artikel semalam. Bahkan fakta yang aku tau beberapa hari lalu bahwa dia tidak pernah berusaha mencari masalah dengan siapapun, semakin membuat aku yakin jika dia tidak melakukannya.

Gadis itu sudah duduk di bangku yang diletakkan ditengah aula dengan semua siswi yang menunggu dia mengerjakan soalnya. Aku melihat Gadis itu membenarkan posisi duduk nya, melipat tangan kemudian menundukkan kepala. Ada bagian dalam hati ku yang terasa menghangat saat mendapati Gadis itu memejamkan mata dan memanjatkan doa. Aku cukup terkejut dengan fakta bahwa Gadis itu masih melibatkan Tuhan dalam apa yang akan dia kerjakan.

Satu persatu guru memberikan soal untuk dia kerjakan dan bahkan hanya butuh waktu kurang dari dua puluh menit Gadis itu sudah menyelesaikan soal dari satu guru. Wajah seriusnya saat mengerjakan soal membuat ku terus menggumamkan pujian untuknya. Dia terlihat sepuluh kali lebih cantik saat sedang dalam mode serius seperti sekarang.

Aku memperhatikan bagaimana wajah Gadis itu menampilkan beberapa ekspresi. Dia akan mengerutkan keningnya saat membaca soal yang sedikit sulit dia pahami namun detik berikutnya dia akan mengangguk kecil dan menulis jawaban dengan yakin di lembar jawaban. Gadis itu nampak tak menemukan kesulitan yang berarti dalam mengerjakan soal.

Bahkan kurang dari dua jam Gadis itu sudah menyelesaikan apa yang harus dia kerjakan. Setiap satu lembar soal yang selesai dia kerjakan langsung di periksa oleh guru yang bersangkutan termasuk soal yang aku berikan. Aku sudah memeriksa jawabannya dan aku memilih untuk kembali fokus pada objek yang sama seperti sebelumnya.

Kepala sekolah : " Baiklah kita semua sudah melihat sendiri bagaimana Rizqia mengerjakan ulang soal yang berbeda dari soal ujian kemarin. Jadi hasil kali ini akan di anggap benar-benar layak menjadi patokan mengenai rumor yang beredar. Baik mari silahkan para guru menulis hasil dari soal yang di kerjakan Rizqia di papan tulis yang sudah di sediakan."

Aku melihat satu persatu guru maju dan menuliskan nilai dari apa yang Gadis itu kerjakan. Aku tercengang saat melihat deretan angka di papan tulis yang bahkan tidak ada satu pun nilai di bawah angka 9.8 bahkan beberapa mata pelajaran mendapatkan nilai sempurna. Sama seperti lembar soal yang ada di tangan ku yang menunjukkan angka sempurna. Dia benar-benar membuktikan dirinya dan mampu mematahkan rumor tak berdasar itu.

Aku yakin bukan hanya aku tapi bahkan semua orang disini mau tidak mau mengakui bahwa Gadis itu tidak bersalah. Lihatlah bahkan Gadis itu sejak tadi masih duduk dengan santai di bangkunya. Tersenyum kecil namun masih mampu membuat jantung ku rasanya ingin melompat dari tempatnya. Gadis itu melipat tangannya kemudian memainkan pulpen yang tadi dia gunakan. Wajah songongnya kembali namun tak membuat kesan cantik itu berkurang dari wajahnya.

Gadis itu memilih berdiri dari tempat duduknya, menatap kepala sekolah dengan tatapan yang sulit untuk aku artikan. Namun yang dapat aku lihat disana ada tekad yang kuat untuk membuktikan diri. Disana ada sebuah keyakinan bahwa dia bisa menjadi seseorang yang di perhitungkan setelah ini. Dan Gadis itu mengucapkan kalimat yang mampu membungkam semua orang termasuk diri ku.

Ririz : " Saya sudah membuktikan bahwa saya tidak bersalah dihadapan semua orang. Jadi bisakah rumor itu di hapus dan saya minta nama saya di bersihkan??? Saya mungkin hanya anak pindahan dengan catatan kenakalan yang luar biasa tapi saya bukan seorang pecundang yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai yang baik. Saya mungkin anak nakal tapi saya bukan anak yang bodoh, tentu saja jika saya mau menambah usaha untuk belajar maka nilai yang baik bukan sesuatu hal yang mustahil untuk saya dapatkan. Saya mungkin memiliki alasan untuk direndahkan namun bukan berarti saya bisa di perlakukan dengan tidak adil."
Kepala sekolah : " Baiklah saya mewakili semua guru dan teman-teman kamu untuk mengucapkan permintaan maaf. Dan nanti setelah ini saya akan menghapus artikel tersebut dari blog sekolah dan dengan ini Rizqia dinyatakan bersih dari rumor yang beredar. Kalian semua boleh kembali ke kelas masing-masing. Nanti wali kelas kalian yang akan masuk ke kelas kalian. Sekian dan terimakasih, kalian boleh membubarkan diri sekarang."

Semua siswi membubarkan diri namun mata ku tak mau beralih dari objek yang sama. Gadis itu beranjak dari tempatnya dan berjalan kearah ku. Tak butuh waktu yang lama Gadis itu sudah berhenti tepat di hadapan ku. Senyum manis terukir begitu apik di wajah cantiknya membuat aku seketika lupa caranya bernafas. Tanpa sadar aku menahan nafasku saat Gadis itu memposisikan kepalanya tepat di sebelah telinga ku. Bisikan lembut di tambah dengan hembusan nafasnya yang menyapu telinga ku membuat darah ku berdesir.

Ririz : " Terimakasih sudah mempercayai aku..."

Belum sempat aku menjawab, Gadis itu memilih kembali pada posisinya dan berpamitan untuk pergi. Ya Tuhan ada apa dengan jantung ku??? Kenapa pula rasanya ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan didalam perutku. Aku masih mematung dan mencoba memproses kejadian barusan yang terasa sangat cepat. Lama-lama aku bisa gila jika begini, ayolah bahkan dia hanya anak ingusan. Usia Gadis itu pun terpaut cukup jauh dengan ku, lalu bagaimana dia bisa membuat tubuhku berreaksi semacam ini.

Setelah aku mendapatkan kembali kesadaran ku maka aku memilih untuk segera masuk kedalam kelas. Bagaimana pun aku harus melakukan apa yang di perintahkan oleh kepala sekolah. Saat aku memasuki kelas, tatapan mataku jatuh pada seorang siswi yang memasang wajah tak bersahabatnya. Tak seperti biasanya gadis itu akan memberikan senyum bahkan wajahnya terlihat sangat ramah. Sangat berbeda dengan apa yang aku lihat hari ini, apakah semua ini berkaitan dengan dua peristiwa yang terjadi kemarin dan hari ini???

Apakah gadis itu yang menyebarkan rumor semalam??? Namun alasan apa yang cukup kuat untuk membuat dia melakukan hal itu??? Atau karena nilainya yang bergeser menjadi peringkat nomor dua??? Atau ada hal lain yang juga menjadi pemicunya??? Karena terlalu fokus memikirkan gadis itu hingga membuat ku hampir lupa tujuan ku datang ke kelas ini. Aku menarik nafas sebentar sebelum membuka suara untuk melanjutkan kegiatan hari ini.

####### to be continued #######

Jangan bilang masih kurang wkwkwk

Author,

Rizqia Occta

The Doctors ( GxG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang