Alice memasuki gedung yang menjadi pameran kali ini. Orang yang menjemput Alice tadi mengarahkan agar Alice langsung menuju belakang panggung.
Di belakang panggung banyak para model yang sedang dirias dan usai berganti baju. Suasana tidaklah sunyi, melainkan sangat ramai dan bising.
"Dia sudah menunggumu di tempatnya," ujarnya.
Banyak seseorang yang berbisik-bisik membicarakan siapa yang datang kali ini, Alice juga Alex memang masih menggunakan baju resmi dan formal karena tidak sempat untuk pulang dan berganti lebih dulu.
Alice melihat seorang lelaki dengan jas putih berdiri menatap keluar jendela.
"Kakak," ujar Alice tak percaya ia berlari dan memeluk orang itu dengan erat.
"Kau sudah datang?" tanyanya dengan lembut dan berbalik untuk membalas pelukan Alice.
Alex tertegun, tak dapat dipungkiri, wajah lelaki itu sangat tampan, bahkan kali ini Alex mengaku kalah dari orang tersebut. Wajah yang mulus, baju yang terlihat cocok dengan kulit putih mulusnya, senyum manis dengan sedikit cekungan di pipi tirusnya tak lupa mata teduh, bulu mata yang lentik.
Siapa pun mungkin bisa menolak pesona orang seperti kakak Alice ini.
"Kamu masih saja manja seperti dulu, ya," ujar lelaki itu dengan lembut.
"Tidak masalah, aku masih merindukan Kakak," ujar Alice dengan manja.
Alex sedikit tertegun melihat itu, Alice manja? Demi apa dia dapat melihat sisi lain dari wanita itu, selama ini ia selalu melihat sisi galak dan bar-bar dari wanita itu.
"Sudah-sudah, kau tidak ingin mengenalkan siapa dia?" tanya lelaki itu dengan usil.
Alice melepas pelukannya dan berbatik pelan untuk mengendalikan diri, ia benar-benar melupakan kehadiran dari Alex saat melihat kakaknya.
"Kakak dia adalah atasanku namanya Alex Garham," Alice menunjuk Alex dan berpindah menunjuk kakaknya, "dan Bos ini adalah kakakku Elios Handerson," ujar Alice memperkenalkan kakaknya.
Mereka berdua terdiam saling memperhatikan untuk menilai satu sama lain.
"Tidak buruk juga," ujar Elios dengan angkuh.
Alex terperangah melihatnya. Tidak buruk dengan nada angkuh? Lalu ke mana sikap hangat tadi?
"Hah?" Alice mengatakan itu tanpa sadar.
"Tidak buruk juga untuk ukuran seorang lelaki yang berusia seumuranku sudah mengelola perusahaan. Terus lagi kau ini memiliki tubuh seorang model kenapa tidak menjadi model saja dibanding melihat kertas dan komputer setiap saat? Melihat komputer setiap saat tidak baik untuk kesehatan mata, lalu melihat kertas setiap saat juga membosankan, lebih baik kau bergabung saja denganku," ujar Elios dengan panjang lebar dan sombong tentunya.
"Itu ... aku tidak tertarik dengan dunia modeling semacam ini," ujar Alex mencoba untuk tidak memuntahkan lahar panas yang siap keluar dari mulutnya.
"Ya, sayang sekali. Kau ingin aku berinvestasi di proyekmu yang kehilangan banyak dana karena dikorupsi, kan, aku ingin kau melakukan satu hal terlebih dahulu sebelum aku benar-benar berinvestasi," ujar Elios dengan serius dan nada penuh intimidasi.
Alex tertegun, ia tak tahu mana kepribadian dari Elios yang sebenarnya, yang ramah dan penuh perhatian, datar, menyebalkan, penuh intimidasi, atau yang sombong?
Alice mendumel tidak jelas dan duduk di sofa yang berada di sana, ia sudah terasingkan saat ini, benar-benar menyebalkan.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku akan berusaha sebaik mungkin," ujar Alex menyanggupi permintaan Elios.
Senyum manis terbit di wajah Elios. Ia menjentikkan jari dan muncul beberapa orang dengan alat-alat di tangannya.
"Karena dia sudah menyanggupi maka aku tidak akan sungkan, aku ingin kalian berdua menjadi model pasanganku kali ini! Sebenarnya aku ini kekurangan model untuk memerankan sebagai pasangan, semua tidak ada yang cocok dengan baju yang aku desain baru-baru ini. Saat aku melihat kalian datang bersama dan berdampingan tadi aku merasakan bahwa kalian akan sangat cocok dengan desain model kali ini, sudah aku putuskan kalian yang akan menutup pagelaran peraga busana kali ini. Kalian semua dimohon untuk membuat adik dan bosnya menjadi bintang malam ini," ujar Elios dengan bangga dan seperti anak kecil saat menjelaskannya.
Bagaikan disambar petir saat tidak hujan, Alex juga Alice membatu saat mendengar itu. Menjadi model? Dalam dunia Alice pun tidak pernah terbayangkan ia akan menjadi model, begitu juga dengan Alex.
"Ka-kakak, kau bercanda?" tanya Alice gagu saat beberapa orang datang menghampirinya.
"Nona, mari ikut saya ke ruangan sebelah, Anda harus segera membersihkan diri lebih dulu," ujar salah seorang di antara mereka dengan ramah.
"Tentu saja tidak, aku akan memberikan investasi yang besar bila malam ini kalian bisa menjadi bintang dalam peragaanku kali ini. Berapa pun yang kalian mau aku akan dengan hati memberikan investasi itu bahkan bila aku harus berhutang kepada orang aku akan memberikan itu," ujar Elios dengan bangga.
Wajah Alice berubah menjadi kesal saat mendengar itu. Berhutang katanya? Yang benar saja aset yang dimiliki oleh Elios kemungkinan sudah sangat banyak mengingat banyaknya baju desainnya yang laku keras dan semacamnya. Jika hanya beberapa miliar saja tidak akan membuat lelaki itu bangkrut dalam sekali investasi, benar-benar laki-laki yang berlebihan.
"Kau tidak pernah berubah, Kak. Selalu saja membesarkan sesuatu, aku tidak ingin berbicara denganmu!" Alice menghentakkan kaki dan mengikuti orang yang menunjukkan jalan harus pergi ke mana.
"Semua yang didapat itu tidak dengan cara cuma-cuma, Alice aku harap kau bisa mengerti dengan apa yang aku lakukan kali ini. Aku hanya ingin kalian memerankan diri sebagai pasangan sebagai gantinya maka aku akan memberikan investasi yang besar kepada proyek kalian kali ini, aku benar-benar berharap kalian bisa memerankan itu dengan baik!" ujar Elios dengan lembut.
Alice yang mendengar itu menghela napas untuk meredakan kekesalannya dan mengangguk sembari melanjutkan jalannya. Ia tahu semua yang ia inginkan tidak akan dengan mudah dia dapatkan termasuk investasi besar yang dia inginkan, seharusnya dia sadar kenapa Elios menerima dengan begitu mudah.
"Aku akan berjuang dengan keras untuk semua itu," ujar Alex saat Alice sudah pergi.
"Aku tahu. Alice itu sangat manja dan menyebalkan di saat bersamaan, aku harap kamu tidak kecewa dengan menerima dia menjadi sekretarismu. Dia itu adik perempuanku satu-satunya, sudah terbiasa dimanja saat ia masih kecil, aku harap juga kau tidak menyakiti perasaannya," ujar Elios sembari tersenyum manis.
"Tentu saja, aku tidak akan menyakiti perasaannya," ujar Alex dengan penuh percaya diri.
"Baiklah, bersihkan dirimu lebih dulu, Gerald akan menunjukkan jalan untukmu setelah itu kenakan baju yang sudah aku siapkan untuk kalian berdua," ujar Elios menepuk pundak Alex dan melewati lelaki itu.
"Bagiamana bisa kau tidak akan menyakiti perasaannya, jika kau sendiri tidak tahu perasaanmu kepada adikku seperti apa. Tatapan matamu saat pertama kali datang tadi bukanlah tatapan mata yang biasa lelaki berikan kepada setiap perempuan, tatapan matamu adalah tatapan penuh kasih sayang dan penuh cinta, bagaimana bisa adikku mengenalkanmu sebagai bosnya saja!" pikir Elios sembari tersenyum masam.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Yooo, bolong sehari, kemarin sibuk banget gak sempet buat ngetik euy. 🤧🤧
Semoga suka dan tidak mengecewakan.
Salam sayang.
Author L27 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...