Alice membuka mata, ia dapat melihat langit-langit ruangan yang berwarna abu-abu. Sangat jarang orang yang memakai abu-abu sebagai cat di langit-langit kamar, mungkinkah ia berada di rumah orang yang suram?
Alice hendak bangun, tetapi ia tak bisa. Tangan juga kaki diborgol di atas ranjang, memberontak pun terlihat percuma.
"Apa yang menculikku kali ini adalah orang gila? Kenapa harus memborgolku seperti ini?" maki Alice menatap ke sekitar.
Ruangan dengan warna abu-abu di mana saja, di ruangan ini hanya ada satu sofa dan lemari di sudut ruangan. Benar-benar ruangan yang minim barang.
"Siapa pun di luar tolong lepaskan aku. Aku kebelet pipis, tolong lepaskan aku!" teriak Alice mencari alasan.
Tak ada suara apa pun, di tempat seperti apa ia berada saat ini.
👻👻👻
Alex menggebrak meja saat mendengar bahwa Alice menghilang. Diana yang melaporkan hal ini kepada Alex pun hanya mampu menangis, andai saja ia tak pergi mengangkat telepon tadi mungkin saja Alice tidak akan menghilang.
"Aku akan meminta bantuan kepada orang-orang yang aku kenal untuk mencari keberadaan Alice, semua barangnya terjatuh di tempat kejadian tak ada apa pun yang bisa menunjukkan di mana keberadaannya. Jangan biarkan hal ini bocor keluar!" Alex berlalu pergi untuk mencari bantuan dan membantu menemukan di mana keberadaan Alice.
Hal pertama yang ingin ia datangi adalah pusat CCTV di perusahaannya, ia berharap mendapatkan titik terang dari masalah ini.
👻👻👻
Di ruangan yang gelap dan minim cahaya terlihat seseorang sedang berada di tengah ruangan.
"Alice, aku tidak menyangka dapat bertemu denganmu lagi setelah sekian lama. Dulu aku begitu bodoh melepasmu begitu saja, kali ini aku sudah cukup mengerti dan kita akan segera bersama seperti keinganan kita dulu." Ia mengelus foto dengan figura besar.
"Kalian sudah menepatkan Alice di ruangan yang aku minta?" tanyanya kepada seseorang yang berada di belakangnya.
"Sudah, Tuan, tapi dia sedari tadi berteriak untuk dilepaskan ingin buang air kecil katanya." Orang yang berada di belakangnya melapor.
"Aku yang akan mendatanginya sendiri, tidak perlu khawatir, dia akan patuh kepadaku. Dia sangat takut kepadaku, seharusnya tetap seperti itu meski sudah lewat lama sekali," ujarnya memberi isyarat agar orang itu pergi.
👻👻👻
Andre mengerutkan kening saat bawahannya yang menyelidiki Alice mengatakan bahwa wanita itu dibawa pergi oleh seseorang.
"Rupanya gadis itu cukup membuat banyak orang berniat menculiknya," gumam Andre dengan seringaian di wajahnya.
"Ada apa, Kak?" tanya Louina heran.
Louina saat ini berada di dalam ruangan Andre, wanita itu duduk dengan santai di sofa yang ada di sana.
"Wanita itu katanya diculik siang ini, aku sendiri tidak tahu siapa yang melakukan semua itu. Namun, seharusnya kita harus bersyukur dan berdoa saja agar wanita itu lenyap dari dunia ini." Andre duduk di kursi kebesarannya dengan bangga.
"Dia diculik? Apa mungkin orang-orang terdekatnya berpikir bahwa kita yang melakukan semua itu?" tanya Louina cemas.
"Kenapa kau cemas sekali, yang penting kita tidak melakukan apa pun, wanita itu menghilang sebelum kita bertindak sudah pasti orang yang menculiknya sudah mengincar gadis itu sejak lama. Kalau aku tidak salah menebak orang yang melakukan ini termasuk ke dalam jajaran orang yang menakutkan." Andre menopang dagunya di tangan.
Louina menatap Andre dengan heran. "Kakak kita tidak bisa tenang begitu saja, hari ini aku datang ke perusahaan Alex dan bertemu dengan Diana, wanita itu pasti berpikir bahwa kita yang melakukan penculikan ini. Aku tidak ingin namaku ikut terseret ke dalam masalah apa pun, namaku bisa rusak, terlebih hal ini termasuk ke dalam masalah yang serius."
"Hah! Kenapa kau ini penakut sekali, aku sudah menyelidiki tentang identitas gadis itu, menurut penyelidikan bahwa dia itu selama hidupnya tinggal di desa lalu kuliah di kota. Meski dia menghilang juga tidak akan ada yang berani menuduh kita, tak ada bukti yang mengarah kitalah pelakunya."
"Kau benar-benar tidak mengerti sama sekali, Kak. Meski dia dari kalangan terendah sekalipun jika Alex bertindak pasti tidak akan sulit untuk menemukan bukti, diketahui selama ini yang memiliki masalah dengan Alice hanya kita berdua, siapa lagi yang akan dicurigai bila bukan kita?" Louina menyampaikan kecemasannya.
Andre terdiam, ia kembali memikirkan apa yang terjadi akhir-akhir ini. Apa yang dikatakan oleh adiknya itu memanglah benar, yang memiliki dendam dan motif menculik Alice hanya mereka berdua.
"Tidak, ini benar-benar tidak bagus, jika ada yang mengetahui ini lalu menunjukkan bukti palsu kita pasti berada di dalam masalah." Andre mulai memikirkan apa yang terjadi.
"Otakmu benar tumpul sekali, Kak. Kita harus mencari Alice dengan segera lalu mengembalikan ke perusahaannya, tidak hanya itu dia pasti akan merasa berhutang budi kepada kita, dengan begitu tak hanya Alex wanita itu akan patuh kepada kita. Dayung sekali dua pulau terlewati," ujar Louina dengan penuh percaya diri.
"Hanya tinggal bilang saja memang mudah, tapi mencarinya yang susah sekali, wanita itu menghilang di sekitar kekuasaan Alex, sudah pasti dia akan menemukan sebuah petunjuk kali ini." Andre mengurut pelipisnya yang berdenyut karena terlalu banyak berpikir.
Ponsel Louina berbunyi, nama Alex terpampang di sana, firasatnya sudah mengatakan bahwa semua ini pasti hal yang buruk.
"Kakak Alex menghubungiku." Louina terlihat panik.
"Jangan panik, angkat saja teleponnya." Andre memberikan pengarahan agar Louina tenang dan mengambil napas untuk meredakan rasa panik.
"Halo," sapa Louina.
"Katakan padaku dia mana kau menyembunyikan Alice kali ini!" Nada Alex benar-benar sangat marah.
"Apa yang kau katakan, aku tidak tahu apa pun!" Louina mengatakan itu dengan sungguh-sungguh.
"Katakan saja berapa yang kau minta, apa yang kau minta juga, asal kau mengembalikan Alice aku akan memberikan semuanya. Kau sudah cukup berulah dengan semuanya, tadi kau menemuinya, sudah pasti orang yang menculiknya adalah orangmu, 'kan?!"
Louina mengepalkan tangannya, ia tak tahu bahwa Alex akan bertindak dengan cepat seperti ini untuk menghubunginya.
Marah? Tentu saja hanya demi Alice, Alex berbuat dan menuduh orang tanpa bukti sama sekali, ia sudah menyukai Alex sejak lama, tapi kenapa yang mendapatkan perhatian ini justru orang lain. Sebenarnya salahnya berada di mana?
"Meskipun aku menemuinya dan membuat masalah aku tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi kali ini, kau jangan menuduhku tanpa bukti yang akurat!"
"Aku tidak memerlukan bukti, aku hanya ingin kau mengaku di mana kau menyembunyikan Alice," teriak Alex.
"Aku sudah mengatakan aku tidak tahu apa pun, aku tidak memiliki keuntungan apa pun jika menculiknya tanpa meminta imbalan seperti ini, kau benar-benar seorang laki-laki yang bodoh!" Louina memutuskan sambungan lebih dulu.
JAGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka.
Menurut kalian siapa yang menculik Alice? Bukan Louina dan kakaknya🤭🤭🤭
Semoga suka.
Salam sayang.
Author L.03 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...