Alice membuka mata, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit yang berwarna putih, bau disinfektan, obat-obatan, juga kantong infus yang berada di sampingnya. Alice mengangkat tangan kanan benar saja jarum infus itu menancap di sana.
"Ayah? Bagaimana keadaan ayah?" teriak Alice sembari bangun.
Ia merasakan kepalanya berdenyut. Seseorang yang menunggu di sebelahnya pun terbangun saat mendengar Alice berteriak tadi.
Alex menatap Alice yang memegangi kepala.
"Ada apa?" tanya Alex khawatir.
"Ayahku, bagaimana dengan keadaan ayahku?" tanya Alice dengan segera.
"Ayahmu, dia meninggal dunia. Peluru yang mengenai dadanya menembus jantung dan tak dapat diselamatkan," ujar Alex memberitahukan apa yang terjadi saat ini.
Alice menatap Alex dengan tatapan yang sulit diartikan, ayahnya meninggal? Ini bohong, 'kan?
"Kau berbohong, 'kan? Ayah tidak mungkin meninggal, bawa aku menemui ayah, dia tidak mungkin meninggal!" jerit Alice tidak percaya.
Alex memeluk Alice dengan erat. Fakta seperti ini mungkin memang berat bagi Alice, tetapi dia harus tahu apa yang terjadi selama wanita itu tak sadarkan diri.
"Menangislah. Tidak perlu ditahan, besok setelah dokter memeriksamu aku akan membawamu pulang jika memang sudah diperbolehkan, jika memang belum diperbolehkan aku akan memohon kepada dokter." Alex memeluk juga mengelus punggung Alice yang bergetar karena menangis.
Melihat itu Alex hanya mampu untuk menenangkan Alice. Hatinya menangis pilu saat melihat keadaan Alice yang seperti ini, perasaan yang seperti ini tak pernah Alex rasakan sebelumnya.
Niatan hati dulu untuk menjebak Alice agar berada di dalam pelukannya, tetapi Alex tak dapat untuk menolak perasaan yang tumbuh di hatinya karena terlalu sering bersama dengan wanita itu.
Sebagai lelaki normal Alex mungkin tidak akan mau jatuh ke dalam pesona Alice yang tidak ada baiknya seperti ini, tetapi Alex benar-benar tidak normal karena tidak dapat menolak perasaan yang tumbuh karena terbiasa itu. Orang pintar pun tak akan bisa menolak sebuah perasaan seperti ini.
👻👻👻
Keesokannya benar saja setelah pemeriksaan dan sebagainya Alex membawa Alice, ibu Alice sudah tidak menjenguknya karena harus mengurus pemakanan Patter.
Sampai di rumah sudah banyak para pelayat yang berdatangan, Alice terus bersembunyi di belakang Alex seakan tak percaya dengan apa yang terjadi kali ini.
Mereka sampai di dalam di sana ia mendengar suara tangis dari ibu dan para sanak saudara. Melihat Alex yang datang, Resti pun menyadari bahwa Alice juga ikut pulang bersama dengan mereka. Menghampiri anaknya dan memeluk dengan erat.
Ia sama sekali tak menyangka bahwa suaminya akan berakhir secepat ini. Ia berharap suami dan anak kembali dengan selamat, tetapi sepertinya Tuhan berkehendak lain.
"Ibu," lirih Alice terisak.
Hatinya terasa sakit sakit bagaikan tertusuk ribuan jarum saat melihat orang yang selama ini memanjakan dirinya terbaring kaku di sana.
Tangisan keduanya pecah saat membayangkan tak ada sosok Patter yang akan tersenyum hangat juga memuji anak istrinya.
👻👻👻
Sore hari semua acara telah usai, kini hanya sisa duka semata, kedua anaknya Patter pun yang sedang berada di luar negeri baru saja sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...