Satu minggu sudah mereka berada di Singapura dan luka di punggung Alex juga mulai mengering lebih cepat dari biasanya.
Setelah mengumpulkan banyak bukti dan menghentikan pembangunan akhirnya kali ini terungkap daftar nama dan bukti.
Akhirnya yang bersalah pun dijatuhi hukuman yang seharusnya. "Sidang kali ini berlangsung lama. Punggungku rasanya mau copot," keluh Alice sambil merenggangkan badannya.
"Ya, tapi setimpal dengan hukuman yang didapat, ya, saat ini aku harus mencari seseorang yang mau membantuku dalam pemulihan dana ini," keluh Alex.
Kerugian yang diderita bernilai miliaran, tak hanya itu bahan yang digunakan bukan bahan yang bagus, ia takut bila sewaktu-waktu bahan itu akan menjadi bencana sendiri bagi bangunan yang sedang ia kelola.
Alice menatap Alex yang nampak frustrasi, penambah dana dalam pembangunan? Alice kembali berpikir apa yang ia bantu untuk orang yang dapat membantu Alex.
Meskipun Alex adalah lelaki yang mesum, tidak memiliki etika dan semacamnya, tetapi Alice memiliki hutang yang tak dapat dibayar dengan uang yang banyak.
"Sampai di perusahaanmu nanti, dapatkah aku melihat daftar para investor untuk pembangunan kali ini?" tanya Alice setelah berpikir lama.
"Investor? Apa yang mau kau lakukan?" tanya Alex bingung.
"Aku akan meminta investor untuk menambah jumlah investasi mereka. Tentu saja bukan sembarang orang yang akan aku mintai."
Alice mengingat bahwa Patter memiliki kerja sama dengan Alex bisa saja bahwa Patter memiliki hubungan dengan proyek ini, bila tak ada hubungannya maka jangan salahkan Alice bila meminta sesuatu yang tidak pernah dipikirkan.
"Itu terlalu berbahaya, jangan lakukan itu. Hal itu bisa merusak nama perusahaan," tolak Alex tegas.
"Memangnya siapa yang berani menolak permintaanku, aku akan memberi perhitungan kepada orang yang aku mintai bantuan ini jika ditolak," ujar Alice dengan wajah seram.
Alex melihat itu bergidik ngeri, memang siapa yang ingin dimintai bantuan oleh orang yang mengerikkan seperti Alice ini? Bukankah Alice ini adalah seorang dari kalangan kelas tengah lalu apa yang dapat dilakukan oleh orang seperti itu?
Imajinasi Alex mulai berjalan, segala kemungkinan ia bayangkan atas apa yang dapat dilakukan oleh Alex.
Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil yang dikendarai oleh Anton, menuju ke perusahaan dan melakukan temu dengan para direksi untuk membicarakan apa yang akan dilakukan membenahi masalah kali ini.
Alice yang sibuk dengan ponsel dan Alex dengan berkas di tangannya.
"Aku benar-benar minta maaf, Bos. Karena kelalaianku perusahaan menjadi krisis semacam ini," sesal Anton.
"Tidak masalah, meski ada aku juga masalah ini tidak akan bisa dihindarkan, tidak masalah siapa yang mengawasi langsung dalam pembangunan kali ini. Hanya saja mereka terlalu berani untuk melakukan korupsi di hadapanku seperti ini." Alex mengatakan itu dengan serius.
Mood Anton sudah membaik dan sudah bangkit kembali. Mita pun sudah tak pernah muncul lagi, kemungkinan bahwa wanita itu benar-benar dikembalikan ke keluarganya pun memang benar adanya.
Alice mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela. Mobil yang silih berganti, pepohonan di sekitar jalan, pejalan kaki, bangunan yang menjulang tinggi. Alice menatap semua itu dengan pikiran yang tidak jelas, ia memikirkan masalah yang terjadi akhir-akhir ini, memikirkan keputusan untuk berbaik hati kepada Alex sudah benar apa tidak.
Ia takut bila saja lelaki itu hanya berniat mempermainkan dan menyakiti perasaannya. Alice mengingat kembali pertama kali datang ke perusahaan ini, ia bertemu dengan orang mesum di dalam toilet wanita, apa perusahaan ini membebaskan hal semacam ini.
"Hey, aku ingin bertanya kepadamu," ujar Alice memutuskan untuk menanyakan kebingungannya.
"Ada apa? Apa ada sesuatu yang penting." Alex masih sibuk dengan kertasnya.
"Apa di perusahaanmu itu lelaki dan perempuan bebas melakukan hubungan sexual di mana saja?" tanya Alice langsung pada intinya tanpa malu sama sekali.
"Hah? Mana ada kebebasan semacam itu. Meskipun aku pernah melakukan beberapa kali, tapi setidaknya tidak membiarkan orang lain mendengarnya. Meskipun aku ini seorang dengan posisi tinggi aku tidak mungkin berani melakukan itu secara terang-terangan jika ada yang melihat maka aku juga akan dikenakan denda," ujar Alex dengan santai mengakui bahwa dirinya sering melakukan hubungan itu.
"Lalu kenapa saat aku pertama kali datang ke perusahaanmu aku mendengar seseorang yang sedang melakukan itu di dalam toilet wanita?!" ujar Alice membuat Alex bungkam.
"Ya, biarkan saja, lain kali bisa kau mendengar itu lagi segera selidiki dan katakan kepadaku!" ujar Alex dengan tegas.
"Ya, setelah itu jika aku memergokimu maka aku akan menyebarkannya dan membuatmu jerah!" ujar Alice dengan sombong dan senyum kepuasan.
Anton yang mendengar itu hanya menggelengkan kepala. Ia tahu kebiasaan dari Alex, tapi ini adalah kali pertama lelaki itu mengakui kebejatannya kepada orang lain.
"Apa menurutmu wanita itu hanya tempat pembuangan spermamu saja? Apa kau tidak memikirkan perasaan mereka?" tanya Alice menjadi serius setelah tertawa dengan sombongnya.
Alex membatu mendengar itu. "Tidak juga, aku melakukan atas dasar mau sama mau, dia menawarkan diri maka aku akan melakukan itu. Tidak ada kucing yang menolak diberi makanan kesukaan, kucing tetaplah kucing tidak akan bisa berubah menjadi manusia yang pilih-pilih."
Alice mengangguk, ia tak memiliki harapan bila suatu saat jatuh hati kepada lelaki di sampingnya, kucing tetaplah kucing,ya.
Kebungkaman dari Alice membuat Alex bingung. Apa ia salah bicara? Ia mengatakan apa yang sebenarnya, ia memang melakukan itu atas dasar mau sama mau tidak ada paksaan sama sekali, mereka yang selalu melemparkan diri dengan suka rela di bawahnya.
"Ada apa?" tanya Alex bingung.
"Tidak ada. Rupanya aku memandangmu terlalu tinggi, ya, meski begitu tak masalah, itu juga bukan urusanku yang kau katakan adalah benar, kucing tetaplah kucing."
Suasana hening, Anton yang mendengar itu menjadi mengerti melihat dari ekspresi Alice. Wanita tak menyukai hal yang seperti itu.
"Anton berhenti di restoran depan, kita akan makan di sana untuk siang ini," ujar Alex.
👻👻👻
Seorang lelaki paruh baya menggebrak meja mendengar apa yang dibacakan oleh seseorang di hadapannya.
"Kau bilang Alex pergi ke Singapura dengan sekretarisnya? Apa anak kurang ajar itu belum puas untuk bermain-main dengan para sekretarisnya?" murka lelaki itu.
Ya, lelaki itu adalah ayah dari Alex Garham, Hudson Garham lelaki berdarah dingin menurut pemikiran orang-orang.
"Benar, Tuan. Sekretaris yang baru saja bekerja selama beberapa bulan terakhir ini."
"Selidiki wanita itu dan katakan padaku apa latar belakang wanita tidak tahu posisi itu! Keluarga Garham tidak akan mengambil orang dari keluarga rendahan!"
"Baik, Tuan!"
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.
Semoga suka.
Salam sayang.
Author L.24 Januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...