CM- 41 (Alden)

9.9K 502 94
                                    

"Alex adalah laki-laki yang menyebalkan, dia mesum, kurang ajar, tapi dia juga banyak membantuku. Aku harus menjawab apa saat ini?"  batin Alice mulai bergelut dengan hal buruk tentang Alex.

"Tidak perlu buru-buru jika memang belum memiliki jawaban, ah, iya nanti aku akan mengajakmu untuk keluar sebentar." Alex tersenyum lembut saat mengatakan itu.

Alex tahu Alice masih bingung dengan perasaannya sendiri dan ia tak ingin membuat wanita itu merasa tertekan lalu merasa terbebani.

"Aku memiliki banyak waktu untuk menunggunya. Dia pasti akan menerimaku, meski aku ini berengsek, tapi aku akan berjuang keras agar dapat berubah menjadi lebih baik." Alex memutuskan di dalam hati apa yang akan ia lakukan.

Makanan penutup akhirnya datang juga, melihat es krim yang disajikan kontan saja mata Alice berbinar. Es krim termasuk benda keramat bagi Alice karena wanita itu dapat makan banyak meski sudah makan cukup banyak seperti tadi.

Karena saking senangnya Alice tak sadar bahwa makan layaknya anak kecil yang melihat sesuatu yang sangat ia sukai.

Alex tertawa kecil saat melihat itu, ia mengambil tisu dan membersihkan sudut bibir Alice.

"Makanlah dengan tenang, jika kurang aku akan memesankannya lagi."

Mendapat perlakuan itu Alice mematung, lagi-lagi dadanya kembali berulah. "Apa aku memang menyukainya?" tanya Alice dalam hati.

"Tidak! Aku tak ingin terkena flu dan membuat mama khawatir!" ujar Alice kembali memakan es krimnya.

Alex mengangguk dan melanjutkan untuk menghabiskan es krimnya.

👻👻👻

S

etelah perjalanan cukup jauh akhirnya kini Alex sampai di sebuah danau dengan dengan banyaknya kunang-kunang yang sangat indah. Terlihat sekali bahwa itu kemungkinan adalah danau buatan karena tempatnya masih berada di pusat kota.

"Wah, di sini indah sekali." Alice memperhatikan dengan seksama kunang-kunang yang berterbangan ke sana dan kemari.

"Indah, 'kan? Aku sering datang ke sini saat mulai lelah dengan hidup." Alex mendudukkan dirinya di rumput-rumputan yang berada di sana.

Membiarkan kunang-kunang mulai mengerubungi dirinya. Alice mengikuti Alex untuk duduk di sana membiarkan mereka mengerubungi.

Cahaya lampu yang berada di sana membuat tempat itu temaram dan terkesan romantis.

"Kunang-kunang ini mengingatkanku kepada Gin, dia menghilang dan menjadi kupu-kupu," ujar Alice memperhatikan kunang-kunang yang terbang bebas.

"Gin? Siapa?" tanya Alex bingung.

"Ah, itu salah satu karakter dari anime yang pernah aku tonton. Kisah romantis yang berujung tragis." Alice mengingat dengan jelas apa yang terjadi di dalam tontonannya itu.

"Memang apa yang terjadi dengan mereka?" tanya Alex mulai penasaran.

"Hah? Apa kau tak pernah menontonnya atau mendengar?" tanya Alice kesal.

"Tidak, aku terlalu tua untuk menonton hal semacam itu." Alex mengatakan itu dengan sombong.

Wajah Alice terlihat kesal saat mendengar itu. "Anime bukanlah tontonan anak kecil saja, aku kesal sekali denganmu!" Alice memajukan bibirnya kesal.

Alex membawa Alice ke dalam dekapannya dan memandang ke depan. "Aku tahu, jangan kesal. Nah, sekarang ceritakan aku tentang apa yang terjadi dengan Gin itu?"

CEO Mesum (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang