CM- 4 (Bos Mesum)

60.2K 1.5K 13
                                    

Hari pertama kerja, Alice saat ini sedang mematut dirinya di depan meja rias agar terlihat menarik dan tidak mengecewakan.

"Alice, cepat turun dan makan bersama. Papa mau mengantarmu berangkat bekerja." Teriakan dari mamanya membuat Alice buru-buru untuk turun.

Saat sampai di ruang makan memang kedua orang tuanya sudah duduk di sana dan menunggu kedatangan Alice.

"Papa dengar kamu hari ini bekerja di Royal Garden, sekalian Papa ada pertemuan dengan presdir mereka makanya mengajakmu juga," ujar Patter sembari menatap Alice yang sudah siap dengan makanan yang baru diambil.

Alice menatap Patter bingung. "Papa yakin? Tidak takut ada orang yang curiga?"

"Siapa yang akan curiga? Ayah berjalan dengan anaknya sendiri mana ada yang akan curiga, jika ada yang curiga aku akan memakan ginjal mereka!" Resti berucap dengan berapi-api.

"Mama mendadak menjadi kanibal." Alice mengejek mamanya.

"Alice! Dilarang menyumpahi orang tua." Resti memperingatkan anaknya.

Bukannya takut Alice malah tertawa mendengar perkataan dari Resti. Suasana sarapan yang hangat dan penuh canda dan tawa. Kegiatan pagi hari yang selalu akan dirindukan oleh siapa pun.

Setelah sarapan selesai maka asisten rumah tangga akan membersihkan. Jika ditanya ada berapa banyak asisten di rumah Alice maka akan dijawab hanya ada satu, itu pun pulang pergi lantaran selebihnya yang mengerjakan adalah Resti.

"Ayo berangkat. Jika tidak kamu akan terlambat." Patter mengambil jas dan tas kerjanya di ruang tengah.

"Baik, Tuan Handerson." Alice berucap dengan senyum lebar.

Alice mengambil tasnya dan mengikuti Patter pergi menjauh. "Mama, kami berangkat dulu!" teriak Alice saat mereka hendak pergi.

"Baiklah, hati-hati. Mama tidak bisa mengantar sedang mencuci piring," sahut Resti dari dapur.

Sudah Alice duga bahwa mamanya akan mencuci piring dan menyuruh pelayan untuk mengerjakan hal yang lain. Saat ini Alice berada di mobil Patter dan sedang dalam perjalanan menuju Royal Garden.

"Alex itu lelaki yang penuh wibawa, dia bisa menjalankan bisnis keluarga dengan baik. Andai kakakmu mau seperti itu betapa aku sangat bahagia. Padahal mereka seumuran." Patter mulai memuji Alex secara terang-terangan.

"Kakak, kan, tidak tertarik dengan dunia bisnis, dia lebih suka dengan desain. Nama kakak juga sudah tidak bisa diremehkan lagi, kakak memberitahuku bahwa dia baru saja memenangkan penghargaan desainer terpanas musim ini." Alice berucap dengan santai.

"Kalau begitu siapa yang akan menggantikan aku nanti jika kakakmu tidak ingin melanjutkan bisnis ini? Kamu saja, ya." Patter menatap Alice dengan penuh permohonan.

"Tidak mau. Adit bukannya sedang kuliah di luar negeri, dia lebih pantas, aku hanya ingin bekerja biasa tanpa mau ikut campur dengan kedudukan setinggi itu." Alice berucap dengan santai.

Napas berat dikeluarkan oleh Patter. "Kau dan kakakmu memang tidak memiliki harapan lagi. Bagaimana bisa aku memiliki anak yang seperti kalian ini. Nanti saat Adit sudah selesai dengan kuliahnya dan mulai mengambil posisi di perusahaan, kau harus membantunya!"

"Tidak bisa. Satu tahun atau dua tahun lagi pasti Adit akan pulang dan mengambil posisi di sana. Aku masih terlilit kontrak dengan Royal Garden, jadi, tidak bisa membantu."

Lagi-lagi napas berat dikeluarkan oleh Patter. Dia tak memiliki harapan lain selain turun tangan sendiri saat anak bungsunya ikut andil suatu saat nanti. 

Mobil Patter berhenti tepat di parkiran perusahaan Royal Garden. Melihat mobil yang berhenti tepat di sana beberapa karyawan dan karyawati memperhatikan siapa yang berani berhenti di parkiran khusus para pemegang saham.

"Papa, mereka pasti akan bertanya-tanya siapa aku." Alice gelisah saat melihat pandangan pekerja yang berada di luar.

"Memang ada masalah? Kamu hanya perlu bilang bahwa kamu tidak sengaja diajak olehku. Diberi tumpangan begitu." Patter keluar dari mobil dan dengan santai.

Diikuti oleh Alice. Kontan bisik-bisik miring tentang Alice keluar saat itu. Alice hanya mampu memasang telinga tebal agar tidak sakit hati dengan bisik-bisik yang keluar dari mulut para pekerja perempuan.

"Aku belum pernah bertemu dengan wanita itu. Setahuku sekretaris Tuan Handerson bukan itu."

"Apa dia seorang simpanan? Kasihan sekali nyonya Handerson diselingkuhi dengan daun muda seperti itu."

"Nyonya Handerson tidak kalah cantik dari jalang itu. Meski aku hanya beberapa kali bertemu dengannya."

"Zaman sekarang wanita selalu menghalalkan segala cara untuk mendapat pekerjaan, kotor sekali wanita itu!"

Kurang lebih seperti itu bisik-bisik yang Alice dengar. Jika tidak mengingat dirinya adalah pekerja baru maka dia pasti akan dengan senang hati memberi tepukan manis pada mulut mereka.

Alice berpisah dengan Patter saat mereka sampai di lift, Alice menaiki lift khusus pekerja sedangkan Patter menaiki lift khusus.

"Apa kau pekerja baru?" tanya seorang wanita dengan senyum ramah.

Wajah polos, polesan make-up tipis, pelembab bibir dan pakaian yang tertutup.

"Benar." Alice berucap dengan datar.

"Aku juga begitu. Aku di bagian pemasaran, namaku Calista Lee, kamu?" Calista mengulurkan tangannya.

Suasana lift yang ramai tidak menyurutkan niat Calista untuk berkenalan dengan Alice.

"Alice, sekretaris baru dari tuan Garham."

Semua mata menatap Alice tidak percaya bahwa sekretaris baru berada satu lift dengan mereka.

Merasa bahwa ada yang tidak beres Alice hanya kebingungan saat itu juga. Semua berebutan untuk berkenalan dengan Alice. Hingga akhirnya niat itu terhenti saat lift terhenti dan orang bagian pemasaran harus keluar.

"Alice, nanti siang ayo kita makan siang bersama." Calista melambaikan tangan dan keluar begitu juga dengan beberapa pekerja yang lain.

"Baik." Alice tersenyum saat mengatakan itu.

"Benar-benar sangat aneh. Bagaimana bisa mereka langsung antusias saat mendengar aku adalah sekretaris si bos mesum itu. Aku heran sendiri," keluh Alice saat dirinya sudah sendirian di dalam lift menuju lantai paling tinggi di mana tempatnya bekerja.

Dia sampai di lantai paling tinggi dan keluar saat lift berdenting. Menghela napas dan memasang senyum lebar saat dirinya keluar dari kotak mengantar orang itu.

"Ini hari pertama kerja. Aku harus bisa semangat. Papa pasti sudah berada di dalam, aku harus membuatkan minuman untuk mereka."

Langkah Alice terhenti saat melihat seorang wanita yang duduk di kursi khusus untuk sekretaris, saat pertama ke sini Alice tidak melihat wanita itu.

Merasa kebingungan dari Alice akhirnya wanita yang ditatap oleh Alice mengangkat wajah dan menyorot Alice dengan datar.

"Kamu pasti Alice, sekretaris baru dari Alex. Aku peringatkan untuk tidak mendekati Alex lebih jauh, dia adalah tunanganku, jangan mengganggunya atau kau akan dipecat dengan cara tidak hormat." Datar dan tatapan membunuh dilayangkan oleh wanita itu.

Setelah mengatakan itu dia segera pergi dari sana. Alice masih melongo di tempat saat itu juga. Dia diancam begitu ceritanya? Memangnya dia memiliki selera kepada bos mesum seperti saat ini?

JEJAKNYA JANGAN LUPA. TABURAN BINTANG JUGA LUPA. SEMUA ITU GAK MENGELUARKAN UANG, PALINGAN JUGA CUMA MENGELUARKAN BEBERAPA MB KUOTA KALIAN🤭🤭

SEMOGA SUKA

SALAM SAYANG
AUTHOR L

21 OKTOBER 2020

CEO Mesum (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang