Sesuai dengan perkataan Alex, bukti juga sudah ditemukan di dalam brankas milik Hudson. Kata sandi yang digunakan semua orang tidak akan meyangkanya yaitu ulang tahun ibu Alex.
Alex tak mengerti kenapa lelaki itu menggunakan ulang tahun ibunya untuk dijadikan kata sandi semacam ini? Memikirkan itu tak akan ada jawabannya karena lelaki itu sudah tiada.
Proses Caterin juga sudah ditindak lanjuti. Leo sendiri lelaki itu harus tinggal di kediaman Garham seorang diri meski terkadang Alex akan datang untuk menjenguk lelaki itu.
Untuk beberapa waktu ini kehidupan Alex juga Alice begitu lancar seakan tak ada konflik sama sekali. Alden juga tak pernah lagi menghubungi Alice, Louina juga menghilang tanpa diketahui di mana keberadaan wanita itu.
Alex tak ingin ambil pusing dengan apa yang terjadi saat ini. Kehidupan harus terus berjalan tak mungkin ia jalan di tempat hanya demi mengetahui keberadaan orang-orang yang tak berkepentingan seperti ini.
"Bos, aku mendapat kabar bahwa perusahaan yang berada di tangan Alden telah berpindah di bawah tangan Grup Ji. Louina juga menghilang Alden pun juga begitu, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Alice bingung.
"Ya, itu masalah mereka kita tak ada hubungannya sama sekali dengan semua itu. Yang harus kita lakukan adalah terus melangkah ke depan dan menghadai rintangan yang berada di sana nanti." Alex mengatakan itu dengan santai.
Alice menghentakkan kaki dan kembali ke tempat kerjanya dengan kesal yang sudah medalam di hatinya untuk saat ini.
Melihat itu Alex tersenyum tipis, Alice yang seperti saat ini terlihat manis. Namun, senyum itu dengan cepat menghilang ia mengambil ponsel pribadinya dan melihat kembali sebuah pesan anomim.
"Aku akan menyingkirkan semua halangan untuk kehidupan kalian. Jangan pernah menyia-nyiakan pengorbananku, jika aku mendengar dia menangis karenamu aku akan datang dan merebutnya darimu." Isi pesan itu Alex selalu menganggapnya sebagai pesan tak bertuan karena tak tahu siapa pengirimnya, terlebih nomor itu tak dapat lagi dihubungi dapat dipastikan bahwa nomor itu adalah nomor sekali pakai dan langsung dibuang.
"Terima kasih, Alden. Aku tak akan menyia-nyiakan pengorbananmu, kuharap kau juga bahagia di luar sana dan melanjutkan hidupmu." Alex kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku dan kembali sibuk dengan komputernya.
Ponselnya kembali berbunyi dengan kesal Alex mengangkat telepon itu. Ia selalu heran dengan orang yang menghubunginya di saat jam kerja seperti ini.
"Halo." Alex mengeraskan suara ponselnya dan kembali sibuk dengan komputernya.
"selamat pagi, Tuan Garham, maaf bila menganggu saya hanya ingin memberitahukan mengetahui keadaan tahanan atas nama Caterin, dia mengalami masalah mental, ini sudah lama sejak dia menjadi seperti orang gila yang berteriak menyuruh seseorang untuk menjauh. Saya ingin memberitahu Anda bahwa mulai hari ini sampai dia sembuh total akan berada di dalam rumah sakit jiwa." Suara polisi itu mengatakan itu langsung pada intinya.
"Ya, lakukan apa saja yang terbaik. Saya akan memberitahu anaknya mengenai kondisi ibunya, dia harus mengetahui semuanya." Alex menghentikan pekerjaannya untuk berbicara dengan polisi itu.
"Baik, saya akan mengirimkan lokasi di mana keberadaan dia dirawat kepada Anda saat sudah sampai di tempat kejadian."
"Ya, baiklah saya akan menyimpan lokasinya sampai jam kerja selesai, setelah itu kami semua akan mengunjunginya."
Panggilan benar-benar terputus. Ia sama sekali gak menyangka bahwa Caterin akan menderita seperti ini setelah semua yang terjadi. Rupanya tindakan yang ia ambil itu menjadi bumerang di saat seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...