Caterin tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar tadi. Louina mengatakan bahwa keluarga Garham sudah memutuskan pertunangan secara sepihak? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Hudson, apa maksud dari perkataan Louina?" tanya Caterin saat ia baru saja pulang dari salon.
Ya, hari ini Hudson berbohong mengenai menjemput Caterin, lelaki itu nyatanya tak pergi ke mana-mana hanya berdiam diri dan membaca beberapa e-mail mengenai perusahaan baru-baru ini.
"Memangnya apa yang dikatakan oleh anak itu?" tanya Hudson dengan santai.
"dia bilang keluarga Garham memutuskan perjanjian pernikahan dengan keluarga Ji, apa maksudnya ini?! Bukankah sudah jelas bahwa hanya Louina yang memasuki standar untuk menjadi menantu di keluarga ini?" tanya Caterin dengan menggebu-gebu.
"Memangnya kenapa bila aku memutuskan untuk membatalkan perjanjian itu? Itu hanya perjanjian ucapan bisnis tidak ada hitam di atas putih, kenapa aku tidak boleh memutuskannya? Alex adalah putraku dia bukan putramu, kau tak bisa mengendalikan dia." Hudson mengatakan itu dengan santai.
"Hudson, aku benar-benar tak menyangka akhirnya kau akan mengatakan ini. Ingat dengan baik, bagaimana menurutmu bila Alex mengetahui bahwa kematian ibunya ada hubungannya dengan kita berdua? Apa dia juga akan mendengarkanmu?!" Caterina mengatakan itu dengan penuh murka dan menunjuk ke arah Hudson.
"Memangnya kenapa? Bila dia mengetahui aku hanya perlu mengatakan bahwa kau yang menyarankan ide itu, kau yang menyusun semuanya. Aku memang akan masuk penjara jika Alex mengetahui itu dan aku tidak akan masuk ke sana seorang diri, aku bisa menyeretmu dan membuatmu lebih lama berada di sana dibanding denganku!" Hudson mengatakan itu sembari berdiri dan mengintimidasi Caterin.
Seseorang yang berada di lantai atas mengepalkan tangan saat mendengar itu. Seorang remaja dengan kaos hitam polos celana pendek, wajahnya dapat dikatakan tampan, rambut berantakan, mata hitam tajam, bibir yang tipis garis wajah yang tegas. Dia adalah Leonard Garham, anak Caterin juga Hudson.
"Rupanya begitu. Selama ini aku berpikir bahwa Kak Alex merebut segalanya dariku, tapi yang merebut segalanya adalah ibuku sendiri. Kalian berdua bagaimana bisa setega itu membunuh orang," batinnya sedih.
Leo selama ini hidup dengan kebencian kepada Alex, ia selalu iri dengan Alex dan benci dengan lelaki itu yang sangat membenci Caterin. Ia selalu mengutuk kakaknya karena tidak sopan, selalu memaki jika sang ibu menangis karena Alex. Kini ia tahu kenapa Alex begitu membenci wanita yang melahirkannya, karena wanita itu bukanlah ibu kandung Alex.
Leo kembali ke dalam kamarnya dan menatap langit kamar. Ini sudah cukup malam, tetapi matanya tak dapat ditutup, ia masih terbayang dengan apa yang dia dengar tadi.
"Aku harus memberitahu Kak Alex tentang hal ini. Tidak, lebih baik bila aku membicarakannya secara empat mata besok." Leo mengambil ponselnya untuk mengirimkan pesan agar dapat bertemu dengan Alex besok.
👻👻👻
Alex mengantarkan Alice yang sudah tertidur. Ia begitu senang hari ini, ia mungkin hanya akan bermimpi saat membayangkan apa yang terjadi tadi.
Mereka menghabiskan sisa waktu tadi dengan saling memeluk dan membicarakan banyak hal hingga tak menyangka bahwa sudah hampir tengah malam seperti ini.
Alex juga bersyukur karena memberikan jasnya untuk menghalau udara dingin yang mendera Alice.
Alex menghentikan mobil saat sampai di depan gerbang besar yang menjulang tinggi di hadapannya. Ia harus menghubungi Elios untuk dibukakan gerbang, takut bila penjaga gerbang di luar sudah pulang lantaran sudah tengah malam begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...