CM- 14(Bon Cabe)

17.2K 856 40
                                    

Alice mengetuk pintu tempat Alex berada. Setelah mendapat sahutan dari dalam Alice segera membuka pintu dan mempersilakan agar tamu segera masuk.

"Jangan lupa untuk membuatkan kopi hitam tanpa gula. Aku ingin semua orang merasakan pahitnya kehidupan." Suara Alex begitu datar saat mengatakan itu.

Alice tak mengerti ada apa sebenarnya dengan bosnya itu. Dia terlihat tak menyukai kehadiran Andre di sini, jelas saja tadi dia mendengar bahwa lelaki itu adalah calon kakak ipar dari bosnya. Melihat semua ini Alice jadi meragukan hubungan sebenarnya dari Alex juga Louina jika seperti ini.

"Baik, Tuan. Segera dibuatkan dalam lima menit kopinya sudah sampai di sini." Alice segera undur diri dan bergegas membuatkan pesanan dari Alex.

Andre menatap Alex dengan tatapan yang sulit diartikan mendengar itu. Rupanya ego Alex masih tinggi seperti dulu. "Terkadang kopi hitam memang tak enak, tapi juga banyak manfaat untuk menurunkan kadar gula. Lebih baik pahitnya kehidupan dibanding dengan manisnya hidup yang penuh dengan tipu muslihat." Andre mulai menyindir perkataan Alex tadi.

"Lebih baik kau katakan kepada adikmu yang tercinta itu jika ingin mengatakan kata-kata itu. Aku tak memiliki waktu untuk meladenimu, apa adikmu sudah mengadu sesuatu lagi kepadamu?" sinis Alex.

Alex tahu bila membicarakan sindir-menyindir maka dirinya akan kalah telak. Andre adalah lulusan dengan nilai bahasa yang memuaskan di zaman mereka sekolah dulu.

"Tak heran kau selalu tahu apa yang ingin aku katakan kepadamu. Aku peringatkan untuk tidak menyakiti adikku, dia menyukaimu dan kau harus membalas perasaannya!" Andre duduk dengan sombong di hadapan Alex.

"Membalas perasaannya?" Tawa Alex meledak seketika. "Jangan pernah bermimpi!" Alex menggebrak meja saat mengatakan itu.

Dia berdiri dan menatap penuh murka ke arah Andre. "Ada banyak wanita yang menyukaiku, apa aku harus membalas perasaan mereka? Kau terlalu memandang tinggi adikmu. Sekretarisku jauh lebih tinggi posisinya dibanding dengan adikmu, jadi, aku peringatkan juga untuk tak memaksaku membalas perasaan hina dari adikmu!" Alex mengatakan itu dengan penuh emosi.

Andre sedikit tertegun dan mengangkat bahunya acuh. "Aku tak peduli sekretarismu adalah orang yang lebih tinggi atau tidak, tapi yang jelas masa depanmu bukannya sudah ditentukan oleh keluargamu? Tepat satu tahun dari sekarang kau akan menikah dengan Louina, tak ada kesempatan agar bisa lari dari tanggung jawabmu!"

Nada Andre benar-benar meremehkan Alex atas apa yang akan terjadi di masa depan.

Menikah dengan Louina?

Alex berdeceh dan duduk dengan sombong. "Jangan sebut namaku adalah Alex Garham jika aku tak dapat membuat pernikahan itu batal. Meski harus kehilangan banyak uang aku pasti akan melakukan segalanya agar menikah dengan wanita yang aku cintai. Sudah pasti wanita itu bukanlah adikmu yang manja dan bermuka dua itu!"

Alice datang dengan dua cangkir kopi hitam sesuai dengan permintaan Alex. Senyum sinis di bibir Andre tersungging saat melihat Alice masuk ke dalam.

"Lalu apa wanita yang kau cintai adalah sekretarismu itu? Dia hanyalah seorang sekretaris bukan anak pemilik perusahaan besar keluargamu tidak akan setuju dengan wanita kelas rendah sepertinya," ujar Andre dengan sombong.

Alice mendengar itu segera mengambil kopi hitam yang baru dia letakkan di meja menerima tamu. Membawa mendekati ke arah Andre, wajah datar milik Alice gerakan juga tindakan yang tak dapat diprediksi.

Guyuran kopi hitam panas dirasakan oleh Andre saat Alice menyiramkan kopi itu ke atas kepala Andre. "Memangnya kenapa bila aku bukan anak pemilik perusahaan besar dan hanya seorang sekretaris. Lebih baik berkaca kepada diri sendiri kau sudah dapat menghasilkan berapa banyak uang dengan jerih payahmu sendiri tanpa embel-embel nama keluargamu. Lihatlah baik-baik kualitas antara aku dan adikmu, dari mana pun aku jauh lebih berkualitas dibanding adikmu yang berkecimpung di dunia hiburan itu. Sudah berapa banyak lelaki yang menggunakan tubuh adikmu itu. Sudah berapa banyak dia melakukan operasi plastik untuk mendapatkan wajah seperti itu, berapa banyak pula uang yang dikeluarkan untuk melakukan transpalansi payudara! Lihatlah siapa yang lebih berkualitas dan bukan!"

Kata-kata datar, tajam, menusuk. Andre yang hendak mengumpat pun tertelan begitu saja mendengar semua itu.

"Cih, wanita tidak tahu aturan sepertimu benar-benar merepotkan. Lihatlah ulah sekretarismu ini, tak memiliki tata krama dan sopan santun sama sekali kepada seorang tamu. Aku sungguh kecewa melihat Royal Garden memiliki sekretaris sepertinya." Andre bangkit dan menatap Alice dengan tajam, "lebih baik segera urus sekretaris tidak punya aturan ini daripada ayahmu menemukan orang semacam ini berada di sini. Aku harus pergi, ingat perkataanmu."

Andre meninggalkan ruangan Alex dengan emosi yang meluap-luap.

Alice tersenyum sinis saat mendengar itu. "Bosku memiliki kriteria tersendiri terhadap pekerjanya tidak sepertimu yang tahu hanya mendapatkan uang dari usaha keluarga!"

Alex sedari tadi hanya diam dan memperhatikan kelakuan dari Alice. Meski keterlaluan, tetapi dia tak kecewa dengan reaksi wanita itu, tegas, tak terbantahkan, penuh ambisi. Semua itu memang menarik di mata Alex.

"Aku tidak tahu bahwa sekretarisku memiliki mulut yang mengalahkan bon cabe level tinggi," ujar Alex sambil berdiri.

Dia berjalan menghampiri kopi hitam yang dibawa oleh Alice tadi, menyeruput kopi itu sedikit.

"Kopi ini sangat pahit, begitu halnya dengan kehidupan, kehidupan ini sangat pahit. Bahkan untuk merasakan manisnya kopi harus diberi gula, begitu pula dengan hidup ini, kita perlu pemanis dalam hidup agar bisa terasa nikmat. Yang aku butuhkan saat ini adalah orang sepertimu, bagaimana? Apa kau sudah memikirkannya untuk menyerahkan diri kepadaku?"

Alice membawa kembali cangkir yang dia gunakan untuk menyiram Andre tadi. "Aku bukan barang yang dapat diserahkan kepada siapa pun, jadi Bos, aku harap kau membatalkan niatanmu untuk mendapatkan aku. Aku harus makan siang. Jadi, aku mohon dimengerti bila nanti aku datang telat."

Alice berlalu pergi meninggalkan Alex yang masih berdiri kaku di tempatnya. Apa dia baru saja ditolak? Secepat itu?

"Alice ini memang wanita yang sangat menarik, dia benar-benar beda dengan wanita yang berada di luar sana. Hanya wanita seperti ini yang pantas untuk mendapingiku kelak." Alex meneguk habis kopi tersebut dalam sekali teguk.

Ponsel Alex berdering saat hendak kembali ke kursi kebanggaannya, dia melihat siapa yang menghubungi, nama ayahnya tertera di sana.

"Halo," ujar Alex dengan tegas.

"Kembalilah ke rumah dan lakukan tugasmu untuk bertunangan dengan Louina. Berhentilah bermain-main dengan para wanita!"

"Cih, Louina? Aku tidak akan pernah bertunangan dengan wanita seperti itu. Jika Anda mau Anda bisa bertunangan dengannya, jangan harap aku akan mau menikah dengan wanita seperti itu." Alex segera memutuskan sambungan dengan penuh amarah.

Menikah dengan Louina? Itu tidak akan pernah terjadi!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Aiyoooo, bagaimana bon cabe level tingginya?

Semoga suka.

Salam sayang.
Author L.

10 Januari 2020

CEO Mesum (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang