CM- 6 (Si Berengsek)

45.3K 1.3K 7
                                    

Alice keluar dari ruangan Alex dengan penuh amarah. Bagaimana tidak marah jika CEO mesum itu meminta hal yang sangat menjijikkan seperti itu? Meskipun dia dibayar satu miliar pun ia tidak akan mau untuk menari streptease. Memangnya dia seorang wanita penggoda apa?

"Alice, ada apa?" Diana yang baru saja muncul pun kebingungan saat wajah Alice terlihat marah.

"Aku bisa tua sebelum saatnya jika berhadapan dengan bos yang sepertinya! Kak Diana, apa tidak ada cara lain agar aku bisa mengundurkan diri tanpa membayar denda?"

Wajah Diana terlihat kebingungan saat mendengar perkataan dari Alice. "Eh? Tidak ada yang bisa mengundurkan diri tanpa membayar denda."

"Si mesum itu! Aku pasti akan bisa keluar dari sini tanpa membayar uang kerugian sama sekali!" Alice berucap dengan lantang dan penuh emosi.

"Sudahlah, jangan terbawa emosi. Saat ini antarkan saja berkas ini kepada Tuan Garham. Dia memintaku untuk menyelidiki seseorang dan ini adalah tugasmu untuk mengantarnya."

"Kak Diana. Andai aku membunuh bos apa aku bisa keluar tanpa membayar uang ganti rugi?"

Mata Diana membola saat mendengar perkataan Alice. Membunuh katanya? Apa otak Alice sudah rusak?

"Ya, kamu tidak akan membayarnya, karena kamu mendekam di penjara tinggal menunggu kematian lalu keluargamu akan membayar berkali-kali lipat."

"Hah? Aku tidak ingin seperti itu! Sudahlah, aku akan mengantar berkas saja." Dengan kesal Alice meninggalkan tempat Diana tadi.

Diana pun hanya mampu menggelengkan kepala saat mendengar itu. Ini pertama kalinya selama bertahun-tahun dia menemui orang yang begitu tidak menyukai Alex. Semua wanita akan jatuh ke dalam pelukan Alex tanpa berpikir panjang.

"Lalu, setelah ini takdir seperti apa yang akan terjadi ke depannya. Aku sangat menantikan itu," ujar Diana sembari menatap pintu yang baru ditutup dengan penuh amarah oleh Alice.

Di dalam ruangan Alice sudah bersungut-sungut saat melihat Alex yang sedang sibuk meneliti sebuah berkas.

"Sudah kuduga kamu akan berubah pikiran dan dengan menerima tawaranku untuk menari streptase memang pesona seorang Alex Garham tidak bisa ditolak." Alex berucap tanpa menatap Alice sama sekali.

Hanya dengan mendengar pintu yang ditutup dengan keras dia bisa tahu bahwa itu adalah Alice. Sekretaris yang tidak memiliki sopan santun dan tidak takut dengan dirinya. Hanya wanita itu satu-satunya yang sangat membencinya.

"Tuan Garham! Ini adalah dokumen yang diminta oleh Tuan tadi dan satu lagi! Saya tidak mau menari yang merendahkan martabat seorang wanita!" Alice menekankan kata terakhir yang dia ucapkan dan melanjutkan, "apa Tuan ini tidak memiliki seorang ibu atau adik perempuan atau bisa juga kakak perempuan. Bagaimana bisa Anda meminta seseorang untuk menari hal seperti itu kepada orang yang berjenis kelamin sama dengan orang terdekat Anda?!"

Alice berbalik meninggalkan Alex yang masih mematung di tempat duduknya. "Bagaimana perasaan Anda jika salah satu keluarga Anda diperlakukan seperti itu? Apa Anda akan terima?"

Alex memegang erat pulpen yang dia gunakan untuk membubuhkan tanda tangan. Kilasan balik tentang kejadian puluhan tahun lalu kembali hadir.

"Tidak, jangan lakukan itu aku tidak mau!" jeritan anak kecil menggema di penjuru ruangan.

"Diamlah, Cleo! Pamanmu ini ingin merasakan tubuhmu, Sayang."

"Kakak tolong aku!" jerit gadis kecil itu dengan air mata berlinang.

Seorang remaja Berusia sembilan belas tahun terikat dan mulut yang dilakban di pojok ruangan. Air matanya meleleh saat melihat apa yang terjadi di sana. Dia tidak berguna di saat seperti ini, dia terikat di pojok ruangan menyaksikan adiknya yang menangis memohon pertolongan kepadanya.

"Tidakkk! Kakak tolong aku!" Jeritan semakin menjadi saat orang yang sudah berumur itu menggerakkan badannya.

Air mata gadis bernama Cleo itu semakin terjatuh dan menjerit memohon ampunan dan permohonan kepada lelaki di pojokan.

Alex menggenggam pulpen semakin erat saat jeritan kesakitan dan air mata itu terlihat dan terdengar dengan jelas di pendengarannya.

"Tidak! Aku tidak akan terima jika keluargaku diperlakukan seperti itu! Wanita sialan itu! Beraninya di membuatku mengingat kejadian itu. Aku akan memberinya pelajaran suatu saat nanti!"

Di luar Alice mengembuskan napas lega saat bisa keluar dari ruangan Alex dengan selamat tanpa ada pelecehan sama sekali dari lelaki itu.

"Aku melihat kamu tidak menyukai Tuan Garham." Diana berucap dengan lembut saat Alice sudah duduk di tempatnya.

"Heh! Tentu saja! Siapa yang akan menyukai lelaki tidak bermoral sepertinya! Aku sama sekali tidak menyukainya, dia adalah jenis laki-laki yang sangat aku hindari!" Alice berucap dengan bangga.

Diana tertawa pelan saat mendengar perkataan Alice. "Kalau begitu, tolong jaga dia dari wanita penggoda yang akan datang secara bergantian ke sini."

"Tidak. Aku menolak. Aku adalah seorang sekretaris bukan pengusir wanita jalang." Alice berucap dengan bangga.

"Aku dan Alex sudah mengenal sejak lama. Dia adalah laki-laki yang baik hati, sayangnya seseorang merubah dia menjadi seperti saat ini. Dia bahkan juga tidak mau mendengarkanku lagi, tidak mendengarkan perkataan orang tuanya semua sudah berubah sejak dia mengalami itu lima tahun lalu." Diana tanpa ragu menceritakan tentang Alex kepada Alice.

"Aku tidak peduli! Yang jelas dia sekarang adalah laki-laki yang harus aku hindari!"

Diana memperhatikan Alice dengan teliti, wajah yang terawat, bulu mata lentik, garis wajah yang lembut. Sungguh cantik, setidaknya perawatan yang dijalankan oleh Alice pasti tidak main-main.

"Aku selalu berpikir margamu dengan tuan Handerson itu sama. Apa kalian memiliki hubungan darah? Aku juga mendengar gosip yang beredar pagi ini, mereka mengatakan bahwa kamu berangkat bersama dengannya. Apa kamu sanak saudara atau bagaimana? Rasanya jika seperti yang mereka katakan itu jelas tidak mungkin. " Diana bertanya panjang lebar.

Alice dengan cepat menatap Diana tidak percaya. "Gosip hanyalah gosip. Margaku bisa sama pun hanya secara kebetulan saja. Banyak yang bermarga Handerson di dunia ini. Tidak perlu dipikirkan, ayo kita bekerja."

"Ya, aku rasa itu benar. Jika memang kamu sanak saudaranya tidak mungkin. Dia itu adalah pengusaha terhebat, sudah pasti kamu pasti akan bekerja di perusahaannya tidak bekerja di sini." Diana kembali memilah dokumen yang harus diserahkan kepada Alex.

"Ya, begitulah. Mengenai aku berangkat bersama aku bertemu dengannya saat aku mengejar bus yang sudah pergi menjauh."

Diana mengangguk mengerti, selama ini juga dia sering mendengar bahwa Patter adalah orang yang baik tidak membedakan kasta yang ada.

Mereka sibuk untuk memeriksa bekerja dengan Diana yang dengan telaten mengajari dan menejelaskan kepada Alice apa yang harus dilakukan dan dilakukan.

Kak Diana begitu baik kepadaku, aku pikir dia adalah wanita yang menyesatkan dan membenciku karena memiliki perasaan khusus kepada bos, batin Alice.


JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DAN TABURAN BINTANG JANGAN LUPA.

SEMOGA SUKA.

Salam Sayang
Author L

25 Oktober 2020

CEO Mesum (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang