CM- 35 (Pembantaian)

11.8K 612 45
                                    

Patter tidak percaya dengan apa yang terjadi, hanya saja ia sedikit terkejut karena hanya bermodal nomor yang ia berikan tadi orang itu berhasil menemukan keberadaan Reyshal dengan mudah. Ia sangat bersyukur karena tadi laki-laki itu sempat menghubunginya dan mengatakan sesuatu yang membuatnya curiga.

Ia tak tahu bagaimana lelaki itu dapat berhasil keluar dari penjara, tetapi mengetahui hal itu dia bersyukur karena mengetahui di mana keberadaannya kali ini.

"Aku akan menyuruh orang-orang yang aku pinjam dari temanku untuk mengepung tempat itu, aku akan mengingat jasamu hingga aku mati. Katakan siapa namamu?" tanya Patter segera setelah mengetahui di mana keberadaan Alice.

"Sandi, aku di sini juga dimintai bantuan oleh Alex. Jika ingin berterima kasih kepada dia saja, lagi pula siapa yang tega melihat orang menangis di depan apartemenku dan mengatakan akan menjadi pesuruhku selama satu bulan penuh, aku juga sedang menghemat uang," ujar orang bernama Sandi itu.

"Baiklah, terima kasih untuk kalian berdua, suatu saat aku akan mengajak kalian berdua untuk makan malam bersama di rumahku."

👻👻👻

Reyshal mantap Alice yang sudah tidak sadarkan diri, ia memperhatikan wajah yang sudah tidak polos lagi, wajah yang tadi memperhatikannya dengan penuh amarah dan aura membunuh.

"Aku sudah menghubungi ayahmu, aku harap dia cepat menemukan tempat ini, saat dia di sini aku akan menunjukan kepadanya seperti apa aku mendapatkanmu lagi." Reyshal mengelus wajah Alice dengan lembut.

Ia tadi dengan sengaja menghubungi Patter, menurut analisisnya lima tahun yang lalu tak peduli berada di mana jika menyangkut anak-anaknya maka lelaki tua itu akan datang meski sedang badai sekalipun.

Ia membiarkan Alice yang tak sadarkan diri dengan bau pesing di sekitarnya. Ia harus menyambut orang yang cepat atau lambat datang ke sini.

"Bos, gawat. Ada seseorang yang memaksa masuk!" Anak buahnya datang untuk memberitahukan apa yang terjadi.

Reyshal sedikit terkejut saat mendengarnya, sangat cepat dari dugaannya.

"Dia datang dengan berapa orang?" tanya Reyshal sembari menutup pintu ruangan Alice berada.

"Ada banyak orang dan yang menerobos masuk ada dua orang," lapornya.

Reyshal mengangguk dan menyentuh luka di wajahnya, luka yang ia dapatkan karena perjuangannya.

"Setelah ini semua akan berakhir, entah aku atau mereka, tapi aku akan memastikan aku untuk menang." Reyshal berjalan dengan penuh amarah.

Suara ramai terdengar dengan jelas, orang saling menonjok bahwa ada suara tembakan senjata berapi.

"Cepat periksa semua ruangan dan selamatkan yang tidak bersalah," teriak orang dengan nada memerintah.

"Polisi?" tanya Reyshal kaget.

"Aku tidak tahu apa-apa tadi mereka belum datang." Orang yang memberitahu Reyshal panik saat mendengar itu.

"Berikan aku pistolmu, aku akan membuat siapa pun menjauh dariku. Ini benar-benar di luar dugaan, jaga wanita yang berada di ruangan tadi, jangan biarkan siapa pun masuk!" Reyshal memberikan perintah kepada anak buahnya.

"Aku tidak menyangka kalian akan datang kemari dengan banyak orang seperti ini, bahkan membawa polisi juga," ujar Reyshal saat ia turun tangga satu persatu.

"Berhenti bergerak dan katakan di mana orang yang sudah culik?!" teriak polisi menodongkan pistolnya ke arah Reyshal.

Reyshal hanya tersenyum kikuk menghentikan langkah dan mengangkat tangan. "Aku tidak menculik siapa pun, kalian tidak memiliki bukti apa pun untuk menangkapku."

CEO Mesum (COMPLETED) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang