Akhirnya Alice juga Alex saat ini menginjakkan kaki di Indonesia lagi, setelah pertemuan dengan Elios dan menandatangani surat perjanjian akhirnya Alex dan Alice menyerahkan sisanya kepada Anton.
Masalah perawatan Alex pun lelaki itu memutuskan untuk memeriksakannya di Indonesia bila ada yang aneh dengan punggungnya.
"Hari ini apa Diana sudah mengirimkan jadwalku?" tanya Alex saat mereka sudah berada di dalam mobil dan dalam perjalanan menuju kantor lelaki itu.
"Ya, sudah mengirimkannya, jadwalmu cukup padat untuk satu Minggu ke depan, banyak pertemuan yang tertunda karena perjalanan ke Singapura. Apa ingin aku membatalkan beberapa janji untuk hari ini?" tanya Alice saat melihat jadwal yang dikirimkan oleh Diana melalui e-mail.
"Tidak perlu, semakin lama ditunda semakin menumpuk. Sudah sewajarnya setelah pergi ke luar negeri selama itu pasti sudah menumpuk." Alex menghela napas berat.
Alice bungkam, padahal Alex baru saja kembali dan pekerjaan sudah menumpuk. Itu sebabnya ia selalu tidak suka bila menjadi seorang pimpinan perusahaan seperti ini, pekerjaan mereka selalu tidak ada habisnya.
Tanggung jawab yang besar, tekanan tak kalah dengan tanggung jawab, semua itu membuat Alice muak dengan sendirinya.
"Mau aku belikan bekal makan siang?" tanya Alice kepada Alex.
Ia tahu Alex belumlah makan apa pun sejak sarapan di hotel pagi tadi, terlebih suasana di dalam mobil terasa sunyi dan tak ada suara apa pun kecuali deru mesin mobil.
"Tidak perlu, aku akan memesan sendiri nanti. Susun saja jadwalku, aku harus menyelesaikannya dalam waktu singkat, ah, iya istirahatlah lebih dulu bila lelah," ujar Alex mengingat bahwa Alice pastilah lelah karena selama di Singapura bekerja ekstra dengan merawatnya.
"Ah, baiklah. Saat sampai di perusahaan jangan lupa membangunkanku," ujar Alice sembari mencari posisi nyaman untuk menutup mata.
👻👻👻👻
Louina menatap rumah besar yang menjadi tempat tinggal bagi keluarga Garham. Ia harus berakting sebaik mungkin agar keluarga itu mau memecat Alice sebagai sekretaris, dengan begitu ia tak perlu khawatir jalannya akan terhambat.
"Alex Garham, seberapa keras kau menolak maka takdirmu selalu berada di tanganku," ujar Louina sembari melangkahkan kaki memasuki pintu yang terbuka.
Keluarga Garham termasuk ke dalam keluarga yang penuh dengan gengsi dan selalu memperhatikan siapa pun yang ingin menjadi bagian dari keluarga mereka.
"Tante!" panggil Louina dengan nada lembut dan senyum manis di wajahnya.
Wanita yang dipanggil tante itu tersenyum dan mendekati Louina.
"Louina, kau sudah datang, aku pikir tidak jadi datang, maaf tidak menyadari keberadaanmu," ujarnya sembari bangkit dan mempersilakan agar Louina segera duduk di sampingnya.
"Tidak mungkin aku tidak datang bila sudah mengatakan akan datang," ujar Louina dengan senyum manis.
"Kau memang benar-benar anak yang patuh dan menepati janji, tidak salah kami memilihmu sebagai menantu di sini. Alex hari ini kembali dari Singapura, tapi sepertinya langsung sibuk di perusahaan, kamu tidak merasa kesepian, kan? Dia sangat sibuk dengan pekerjaannya, pulang ke rumah saja bisa dihitung dengan jari," ujar wanita itu sambil mengelus pundak Louina dengan penuh kasih sayang.
"Tidak masalah, hanya saja aku kurang mengerti dengan Alex, dia sudah menjadi tunanganku, tapi dia masih berani bermain mata dengan wanita lain," ujar Louina dengan wajah sesedih mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO Mesum (COMPLETED) ✓
Romance(Cerita sudah tamat, jangan lupa dukungan dan di-follow) Alice Handerson sekretaris bar-bar yang sangat tidak menyukai bosnya lantaran bos sangat mesum akut. Kisah cinta antara bos dan bawahan yang terkesan klise. Namun, berkesan di dalam hati. "...